Kegigihan Trump Bela Pangeran Saudi di Tengah Skandal Khashoggi Meski Ditentang
Merdeka.com - Dua bulan telah berlalu sejak berita kematian wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi menggegerkan dunia. Sampai saat ini, kasus ini belum juga menemui titik terang meski beberapa bukti telah merujuk kepada satu nama yang diduga menjadi dalang dari pembunuhan tersebut, yakni Pangeran Muhammad bin Salman.
Khashoggi dibunuh di kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu, saat sedang mengurus dokumen pernikahannya. Wartawan yang kerap mengkritisi rezim Saudi melalui tulisannya di surat kabar Amerika Serikat Washington Post itu dibunuh dengan brutal dan mayatnya juga dimutilasi.
Pemerintah Turki yang melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, meyakini bahwa pembunuhan terhadap Khashoggi dilakukan atas perintah penguasa Saudi yang dalam hal ini adalah Pangeran Muhammad. Namun pihak Saudi menyangkal bahwa Pangeran Muhammad terlibat dengan pembunuhan tersebut.
-
Bagaimana Trump mendukung Israel? 'Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel,' kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
-
Siapa yang berhadapan dengan Arab Saudi? Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi pada matchday pertama Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Jumat (6/9) dini hari WIB.
-
Siapa bek kanan Arab Saudi? Salah satunya adalah adu tangguh bek kanan kedua tim, antara Asnawi Mangkualam dan Saud Abdulhamid.
-
Bagaimana Secret Service melindungi Donald Trump? Beberapa personel secret service bergegas membentuk barikade bagi Trump dan membawanya ke dalam mobil dengan pengawalan super ketat.
-
Siapa yang memberikan dukungan penuh pada negara-negara Arab? Uni Soviet memberi dukungan penuh pada negara-negara Arab dalam persiapan perang melawan Israel.
-
Bagaimana Secret Service melindungi Trump? Sontak, usai aksi penembakan itu, sejumlah personel Secret Service membentuk barikade ketat melindungi Trump, dan membawanya ke dalam mobil.
Salah satu orang luar yang meyakini Pangeran Muhammad tidak terlibat dengan pembunuhan itu adalah Presiden Donald Trump. Trump dengan tegas akan terus mempertahankan hubungan dengan Saudi di tengah skandal Khashoggi dan menyatakan akan terus berada di pihak Pangeran Muhammad dan mendukungnya.
"Dia memimpin Arab Saudi. Dan negara itu telah menjadi sekutu yang sangat baik (bagi AS)," tegas Trump dalam sebuah wawancara di Ruang Oval, Istana Kepresidenan AS, dikutip dari Asia One, Kamis (13/12).
Ketika ditanya apakah dirinya akan tetap berada di pihak Pangeran Saudi dalam kasus ini, Trump menjawab, "Untuk saat ini, tentu saja."
Keputusan Trump untuk tetap berdiri di depan Pangeran Muhammad dan mendukungnya mendapat kecaman keras dari sesama anggota Partai Republik di Senat. Para anggota Senat menilai keputusan Trump tersebut tidak berdasar, terlebih setelah mereka mendapat penjelasan dari Direktur CIA Gina Haspel tentang keterlibatan Pangeran Muhammad dalam pembunuhan Khashoggi.
"Dia sudah pasti buta jika tidak sampai bisa melihat bahwa pembunuhan itu memang ada di bawah perintah dan telah diatur oleh Muhammad bin Salman," kata senator Londsey Graham pekan lalu.
Sebelumnya CIA telah menyimpulkan bahwa Pangeran Muhammad lah yang memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi. Untuk membahas kasus ini, Direktur CIA Gina Haspel menggelar rapat tertutup dengan Dewan Perwakilan AS. Para senator pun setuju dengan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penyelidikan CIA.
Selain CIA dan para anggota Senat, mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley pun menyatakan bahwa Pangeran Muhammad memang bertanggung jawab atas kematian Kashonggi.
"Ini adalah tanggung jawab pemerintah Saudi, dan Muhammad bin Salman adalah kepala pemerintahan Saudi," ujarnya
"Jadi mereka semua harus bertanggung jawab. Tidak ada yang boleh terlewat, baik itu individunya maupun pemerintah. Mereka tidak bisa bebas begitu saja," tegasnya.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
MBS pada kesempatan tersebut mengapresiasi hubungan dekat antara Indonesia dan Arab Saudi
Baca SelengkapnyaPemalsuan tanda tangan ini diduga dilakukan terkait persetujuan pengerahan pasukan darat ke Yaman untuk memerangi Houthi.
Baca SelengkapnyaSaudi Kembali Tegaskan Israel Tidak Dapat Hidup Tanpa Adanya Negara Palestina
Baca SelengkapnyaPutra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mengancam akan memblokade Uni Emirat Arab. Ternyata ini pemicunya.
Baca SelengkapnyaIsu normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel bukan hal baru, namun banyak pertanyaan yang menyelimutinya.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla mengingatkan semua pejabat termasuk Presiden agar netral dalam politik
Baca SelengkapnyaMendag Budi mengaku tak menutup telinga terkait isu akan adanya ancaman potensi penambahan bea masuk usai Trump kembali menjadi Presiden AS.
Baca SelengkapnyaEndors Jokowi dinilai Majelis sebagai masalah etik karena dilakukan seorang presiden yang menjadi citra negara.
Baca SelengkapnyaSosok Raja Yordania yang disebut sebagai pengkhianat usai tembaki drone Iran yang serang israel.
Baca SelengkapnyaPengaran MBS kembali menegaskan sikap Kerajaan Saudi dalam konflik Palestina-Israel.
Baca SelengkapnyaMantan Presiden AS ini ditembak saat menghadiri kampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7).
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan Ungkap Maksud Prabowo Sindir Partai Tak Mau Diajak Kerja Sama Jangan Mengganggu
Baca Selengkapnya