Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lawan Barat, Erdogan minta parlemen setuju hukuman mati diberlakukan

Lawan Barat, Erdogan minta parlemen setuju hukuman mati diberlakukan erdogan dan istrinya. ©Al Arabiya

Merdeka.com - Kesal dengan negara-negara Eropa, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berniat memberlakukan lagi hukuman mati di negaranya. Jika rencana itu terealisasi, maka niat negerinya bergabung Uni Eropa sudah tertutup rapat.

"Saya percaya, atas izin Allah, setelah pemilihan 16 April nanti, parlemen akan melakukan usul rakyat untuk hukuman fisik," ujar Erdogan saat diwawancara sebuah stasiun televisi di bagian barat kota Canakkale, Minggu (19/3), seperti dilansir alaraby.co.uk.

Untuk menjadi undang-undang, aturan ini harus dibubuhi tanda tangan kepala negara. Namun, Erdogan berjanji akan langsung menandatanganinya "tanpa ragu".

Pernyataan ini disampaikannya setelah pemerintahannya terlibat perang dingin dengan Eropa, setelah Jerman dan Belanda membatalkan kedatangan menteri Turki untuk mengampanyekan referendum, untuk memperkuat kekuasaan Erdogan.

Ketegangan terjadi sejak Erdogan menyebut pemimpin Jerman sebagai Nazi, dan menyebut diplomat top Berlin sebagai sosok "menggelikan". Sejauh ini belum ada tanda-tanda perang dingin tersebut berakhir hingga berlanjut rencananya mencantumkan kembali hukuman mati.

Turki sendiri menghapus total hukuman mati sejak 2004 sebagai bagian dari keinginan negara ini bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Alhasil jika sanksi tersebut berlaku kembali membuat Eropa menolak keanggotaan mereka.

Sementara itu, eksekusi berdasarkan hukum sudah tidak berjalan sejak 25 Oktober 1984. Di mana orang terakhir yang digantung adalah militan sayap kiri Hidir Aslan usai kudeta 1980-an.

Beberapa hukuman mati berikutnya dilakukan tanpa perintah pengadilan, di mana pada 1999 pemimpin separatis Kurdi Abdullah Ocalan dan beberapa anak buahnya dipaksa mengakhiri nyawanya di tiang gantungan.

Erdogan memang beberapa kali menyatakan keinginannya untuk mengadakan lagi hukuman mati. Namun, ini pertama kalinya dia meminta parlemen untuk menyetujui usulnya setelah referendum untuk mengubah konstitusi.

Usul ini diucapkannya pertama kali setelah berlangsungnya kudeta gagal pada 15 Juli 2016 lalu, yang dianggapnya memberi keadilan bagi keluarga korban. Hukuman ini diyakini bakal dijatuhi untuk para pendukung ulama besar Turki Gulen, di mana 43 ribu orang dipenjarakan dan sedang menunggu atau sedang menjalani persidangan.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Erdogan Sebut Israel adalah Penjajah, Bukan Negara & Tuding Barat Berusaha Provokasi Perang Salib di Palestina
Erdogan Sebut Israel adalah Penjajah, Bukan Negara & Tuding Barat Berusaha Provokasi Perang Salib di Palestina

Erdogan menyampaikan kecamannya saat menghadiri demo bela Palestina di Istanbul.

Baca Selengkapnya
Erdogan Kecam Swedia Karena Izinkan Aksi Pembakaran Alquran di Depan Masjid
Erdogan Kecam Swedia Karena Izinkan Aksi Pembakaran Alquran di Depan Masjid

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengecam Swedia atas tindakan pembakaran Alquran di depan masjid pada hari raya Iduladha.

Baca Selengkapnya
Erdogan Sebut Hamas Bukan Teroris Tapi Gerakan Pembebasan Palestina, Desak Israel Hentikan Serangan Brutalnya ke Gaza
Erdogan Sebut Hamas Bukan Teroris Tapi Gerakan Pembebasan Palestina, Desak Israel Hentikan Serangan Brutalnya ke Gaza

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan kembali mengutuk Israel atas serangan brutalnya di Jalur Gaza, Palestina.

Baca Selengkapnya
Turki Resmi Gugat Netanyahu ke Mahkamah Pidana Internasional Atas Genosida di Gaza
Turki Resmi Gugat Netanyahu ke Mahkamah Pidana Internasional Atas Genosida di Gaza

Gugatan ini diumumkan pengacara Partai Keadilan dan Pembangunan Turki pada Selasa.

Baca Selengkapnya
Erdogan Sebut Jumlah Pejuang Hamas yang Dirawat di Turki
Erdogan Sebut Jumlah Pejuang Hamas yang Dirawat di Turki

Erdogan salah satu pemimpin dunia yang mengeca keras agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina.

Baca Selengkapnya
52 Negara dan Dua Organisasi Internasional Serukan Embargo Senjata Terhadap Israel
52 Negara dan Dua Organisasi Internasional Serukan Embargo Senjata Terhadap Israel

Surat usulan embargo yang ditandatangani 52 negara dikirim ke PBB.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Murka Erdogan Kutuk Keras Sebut Netanyahu Vampir Haus Darah Usai Israel Serang Rafah
VIDEO: Murka Erdogan Kutuk Keras Sebut Netanyahu Vampir Haus Darah Usai Israel Serang Rafah

Erdogan mengecam sekaligus mengultimatum keras sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

Baca Selengkapnya
FOTO: Detik-Detik Anggota Parlemen Turki Ambruk Saat Pidato Kecam Israel: Kena Serangan Jantung dan Meninggal Dunia
FOTO: Detik-Detik Anggota Parlemen Turki Ambruk Saat Pidato Kecam Israel: Kena Serangan Jantung dan Meninggal Dunia

Anggota parlemen Turki, Hasan Bitmez meninggal dunia setelah terkena serangan jantung saat berpidato mengecam genosida Israel di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Presiden Turki Erdogan Sikapi Perang Israel Vs Palestina
VIDEO: Presiden Turki Erdogan Sikapi Perang Israel Vs Palestina

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan mendukung penuh Palestina, usai pasukan Israel menyerang perbatasan Gaza

Baca Selengkapnya
VIDEO: Presiden Turki Erdogan Sikapi Perang Israel Vs Palestina
VIDEO: Presiden Turki Erdogan Sikapi Perang Israel Vs Palestina

Presiden Erdogan siap menjadi penyambung, demi perdamaian Palestina dan Israel.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Erdogan Keras Serukan Kemerdekaan Palestina, Hentikan Perang Israel Vs Hamas
VIDEO: Erdogan Keras Serukan Kemerdekaan Palestina, Hentikan Perang Israel Vs Hamas

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mendorong terwujudnya perdamaian antara Israel dengan Palestina

Baca Selengkapnya
Ambisi Luhut Ingin Bawa Indonesia Jadi Penentu Harga Nikel
Ambisi Luhut Ingin Bawa Indonesia Jadi Penentu Harga Nikel

Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan industri hilirisasi nikel di dalam negeri.

Baca Selengkapnya