Orang Yunani Kuno Punya Tradisi Bangun Kuil di Atas Tanah yang Pernah Diguncang Gempa, Ilmuwan Ungkap Alasannya
Selain membangun kuil, kota-kota besar juga berdiri di atas wilayah yang pernah diguncang gempa.

Selain membangun kuil, kota-kota besar juga berdiri di atas wilayah yang pernah diguncang gempa.

Orang Yunani Kuno Punya Tradisi Bangun Kuil di Atas Tanah yang Pernah Diguncang Gempa, Ilmuwan Ungkap Alasannya
Orang-orang Yunani kuno mungkin sengaja membangun situs-situs suci di atas tanah yang sebelumnya terkena dampak aktivitas gempa bumi, menurut sebuah studi dari Universitas Plymouth, Inggris.
Direktur Institut Bumi Berkelanjutan Universitas Plymouth, Profesor Iain Stewart MBE, telah memproduksi beberapa film dokumenter BBC tentang bagaimana gempa bumi membentuk lanskap dan komunitas. Ia meyakini garis patahan akibat aktivitas seismik di wilayah Aegea mungkin memberikan status budaya khusus pada wilayah tersebut, sehingga menjadi lokasi kuil dan kota-kota besar yang terkenal.
Stewart meyakini garis patahan akibat aktivitas seismik di wilayah Aegea mungkin memberikan status budaya khusus pada wilayah tersebut,

sehingga menjadi lokasi kuil dan kota-kota besar yang terkenal.
Para ilmuwan sebelumnya menyatakan Delphi, kompleks di lereng gunung yang menjadi rumah bagi ramalan legendaris, memperoleh posisinya dalam masyarakat Yunani Klasik karena mata air suci dan gas yang berasal dari garis patahan akibat gempa bumi. Namun, Profesor Stewart meyakini Delphi mungkin bukan satu-satunya. Kota-kota kuno Yunani lainnya seperti Mycenae, Ephesus, Cnidus, dan Hierapolis mungkin juga dibangun secara sengaja karena adanya garis patahan dan gempa bumi.
Banyak situs Yunani kuno yang berhubungan dengan daerah rawan gempa bumi. Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the Geologists’ Association, Profesor Stewart mengatakan korespondensi antara garis patahan aktif, gempa bumi, dan kota-kota kuno di beberapa bagian Yunani dan Turki bagian barat mungkin tidak terlalu mengejutkan mengingat wilayah Aegea penuh dengan patahan seismik dan reruntuhan permukiman.
Banyak jejak patahan seismik di wilayah tersebut tidak hanya merusak struktur bangunan dan jalan, tetapi juga menembus jantung bangunan paling suci di pemukiman Yunani kuno. Terdapat contoh-contoh yang mendukung teori ini, seperti di Delphi, di mana sebuah kuil Yunani kuno hancur akibat gempa bumi pada tahun 373 SM hanya untuk dibangun kembali tepat di garis patahan yang sama.
Yunani terletak di wilayah yang sangat aktif secara seismik. Sebagian besar gempa bumi tidak menyebabkan kerusakan atau cedera. Negara ini terletak pada zona batas kompleks di Mediterania timur antara Lempeng Afrika dan Lempeng Eurasia. Yunani bagian utara terletak di Lempeng Eurasia, sedangkan bagian selatan terletak di Lempeng Laut Aegea.
Lempeng Laut Aegea bergerak ke arah barat daya terhadap Lempeng Eurasia dengan kecepatan sekitar 30 mm per tahun, sedangkan Lempeng Afrika menunjam ke utara di bawah Lempeng Laut Aegea dengan kecepatan sekitar 40 mm per tahun. Batas lempeng utara merupakan batas divergen yang relatif menyebar, sedangkan batas konvergen selatan membentuk busur Hellenic.
Kedua batas lempeng ini menimbulkan dua gaya tektonik yang kontras, yaitu perluasan pada zona sesar berarah timur-barat dengan tektonik strike-slip pada zona sesar berarah barat daya-timur laut di seluruh Yunani bagian barat dan tengah, Peloponnese, dan Aegea bagian utara, serta kontraksi pada bagian barat dan tengah Yunani, Peloponnese, dan Aegea bagian utara. Aegea selatan adalah lokasi busur vulkanik dan ditandai dengan perluasan. Di sebelah timur Kreta, di sepanjang Busur Hellenic, tektonik strike-slip dengan beberapa perluasan menjadi penting.