Organisasi PBB: 28 Juta Orang di Dunia Kerja Paksa, 22 Juta Lainnya Kawin Paksa
Merdeka.com - Perkiraan global terbaru menunjukkan 50 juta orang hidup dalam perbudakan modern pada tahun 2021, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Kantor Berita Anadolu bertepatan dengan Hari Internasional Penghapusan Perbudakan.
"Di antara orang-orang ini, 28 juta orang melakukan kerja paksa dan 22 juta terjebak dalam perkawinan paksa," demikian laporan bersama yang dirilis pada September oleh badan PBB Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), dan lembaga nirlaba Walk Free.
Laporan berjudul "Global Estimates of Modern Slavery" itu juga menyebut dalam lima tahun terakhir, jumlah orang yang terjebak dalam perbudakan modern meningkat signifikan.
-
Mengapa jumlah penduduk bumi meningkat? Setelah pertanian ditemukan antara 15.000 dan 10.000 tahun lalu, ketika ada antara 1 juta dan 10 juta orang di Bumi, butuh 1.500 tahun populasi dunia naik dua kali lipat.
-
Bagaimana populasi dunia meningkat? Pada 1930 sampai 1974, populasi Bumi naik dua kali lipat, hanya dalam waktu 44 tahun.
-
Siapa yang paling banyak memiliki korban? Korban Wahyu Kenzo mencapai 272 Orang dengan kerugian Rp 241 Miliar.
-
Apa jumlah penduduk dunia di awal tahun 2023? Pada awal 2023, World Population Review mendata bahwa Bumi telah dihuni oleh sekitar 8 miliar orang, angka yang cukup besar sebagai satu populasi kehidupan.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Apa yang terjadi pada barang Pekerja Migran Indonesia akhir 2023? Benny menjelaskan, pada masa kritis penumpukan barang Pekerja Migran Indonesia pada Desember 2023 lalu menyebabkan adanya keterlambatan, ataupun pembatasan barang mereka, diakibatkan terbitnya Permendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.
Dilansir Antara mengutip Anadolu, Kamis (1/12), ada 10 juta lebih banyak orang dalam perbudakan modern pada 2021 dibandingkan pada 2016, menurut laporan yang mengacu pada perkiraan global tersebut.
Perbudakan modern terdiri dari dua komponen utama yaitu kerja paksa dan perkawinan paksa.
Keduanya merujuk pada situasi eksploitasi yang tidak dapat ditolak atau ditinggalkan seseorang karena adanya ancaman, kekerasan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan, atau bentuk pemaksaan lainnya.
"Perempuan dan anak perempuan mencapai 11,8 juta dari total pekerja paksa. Lebih dari 3,3 juta pekerja paksa adalah anak-anak," kata laporan tersebut.
Lebih dari dua pertiga dari mereka yang dipaksa menikah adalah perempuan, yang setara dengan sekitar 14,9 juta perempuan dan anak perempuan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi undang-undang yang bertujuan untuk memberantas bentuk-bentuk perbudakan kontemporer, seperti perdagangan manusia, eksploitasi seksual, pekerja anak, dan pernikahan paksa pada 2 Desember 1949, yang selanjutnya diperingati setiap tahun sebagai Hari Internasional Penghapusan Perbudakan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
5 Orang Terkaya Dunia Gandakan Hartanya, Kemiskinan di Muka Bumi Baru akan Punah 229 Tahun Lagi
Baca SelengkapnyaKasus perdagangan orang terus muncul dari tahun ke tahun
Baca SelengkapnyaPenangkapan ratusan tersangka dilakukan sejak periode 5-11 Juni 2023
Baca SelengkapnyaTren Kejahatan TPPO Meningkat Tiap Tahun, Ini Solusi Pemerintah
Baca SelengkapnyaPelaku TPPO seringkali mengiming-imingi korban dengan pekerjaan melalui rekrutmen sebagai pekerja migran
Baca SelengkapnyaRamadhan menyebut dari pengungkapan kasus perdagangan orang itu, polisi menyelamatkan 2.287 orang korban.
Baca Selengkapnya24 indikator KLA antara lain tentang eksploitasi anak, termasuk cara menurunkan atau menanggulangi situasi pekerja anak.
Baca SelengkapnyaUntuk modus para tersangka yakni menjadikan korban sebagai PMI hingga PSK.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan polisi membongkar 290 kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Baca SelengkapnyaJumlah PHK pada Januari-Juni 2024 naik 21,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKasus dengan jam kerja yang lebih panjang juga banyak dialami oleh para pekerja rumah tangga.
Baca SelengkapnyaDalam laporan terbaru ADB, sekitar 155,2 juta orang atau 3,9 persen penduduk di negara berkembang Asia hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Baca Selengkapnya