Arkeolog Ungkap Mantan Presiden AS Ini Perbudak Ratusan Orang Kulit Hitam Selama Hidupnya, 28 Makam Misterius Ditemukan di Perkebunannya
Para arkeolog menggunakan radar penembus tanah saat menemukan makam-makam ini.
Para arkeolog mengungkap, Presiden Amerika Serikat ketujuh, Andrew Jackson, diketahui memiliki ratusan budak selama hidupnya. Jackson memerintah pada abad ke-19, dari 1829 hingga 1837.
Hal ini terungkap setelah arkeolog menemukan 28 makam misterius di perkebunan Hermitage milik Jackson di Tennessee.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di dekat penjara? Arkeolog yang menyelidiki lokasi saluran pembuangan baru untuk penjara yang sedang dibangun di Full Sutton di Yorkshire Timur, Inggris, menemukan sebuah monumen pemakaman yang berisi sisa-sisa manusia yang diperkirakan berusia sekitar 4.500 tahun.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di situs pemukiman kuno? Para arkeolog menemukan sekitar seratus biji-bijian sereal yang bertunas di Archondiko, rumah seorang Archon atau penguasa di zaman kuno.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di pemukiman? Situs arkeologi utama, Xiying, diperkirakan berusia antara 6.500 hingga 7.300 tahun, menampilkan sisa-sisa rumah, tulang manusia, artefak batu, dan tembikar.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog? Arkeolog baru-baru ini menemukan rumah prasejarah yang berasal dari 8.000 tahun lalu.
"Ini merupakan penemuan yang signifikan secara historis setelah puluhan tahun pencarian. Kami sangat yakin telah menemukan pemakaman dari orang-orang yang diperbudak di The Hermitage," kata CEO Andrew Jackson Foundation, Jason Zajac, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Live Science, Jumat (13/12).
Menurut catatan sejarah, selama akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, Jackson telah memperdagangkan orang di Nashville dan wilayah lain di AS. Perbudakan merupakan sumber utama kekayaannya. Ketika ia menjadi presiden, ia membawa orang-orang yang diperbudaknya ke Gedung Putih.
Pada tahun 1804, Jackson membeli lahan seluas 172 hektar di Nashville yang dinamai The Hermitage. Meski tanah tersebut telah berpindah tangan selama bertahun-tahun, tidak pernah ada bangunan yang dibangun di lokasi pemakaman tersebut dan tidak pernah ada tanaman yang ditanam di sana, ungkap Tony Guzzi, kepala pelestarian dan operasi lokasi di The Hermitage.
Radar Penembus Tanah
Para ahli menggunakan radar penembus tanah dan peta lokasi area perkebunan untuk mengidentifikasi situs pemakaman. Zajac mengungkapkan, meski ia dan timnya telah mengidentifikasi 28 kuburan, belum tentu semuanya benar-benar kuburan, ada kemungkinan kuburan tambahan yang ditemukan di masa mendatang.
"Pekerjaan kami di sini baru saja dimulai," jelas Zajac.
Sementara itu, Carlina de la Cova, seorang bioarkeolog mengungkapkan bahwa penemuan sisa-sisa jasad ini merupakan pengingat kuat tentang seperti apa lanskap area ini dan sejarah tempat perbudakan yang dipertahankan dengan pengorbanan tubuh orang kulit hitam".
Saat ini, yayasan tersebut tengah berupaya menyusun komite penasihat yang terdiri dari para sejarawan dan keturunan orang-orang yang diperbudak di properti tersebut untuk membantu membuat keputusan tentang cara melestarikan dan menyajikan situs tersebut.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti