Pengakuan Tawanan Israel, “Kami Takut Pemerintah Akan Membunuh Kami dan Menyalahkan Hamas”
Mantan tawanan tersebut juga mengatakan helikopter Apache Israel juga menembaki mereka.
Sejumlah tawanan Israel yang sudah dibebaskan Hamas marah kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Pengakuan Tawanan Israel, “Kami Takut Pemerintah Akan Membunuh Kami dan Menyalahkan Hamas”
Seorang tawanan Israel yang baru saja dibebaskan dari Gaza mengatakan dirinya khawatir tentara Israel akan membunuhnya dan tahanan lainnya melalui serangan artileri dan kemudian menyalahkan Hamas. Demikian dilaporan Ynet pada Rabu, (6/12).Menir Oz membuat pernyataan itu dalam pertemuan antara dirinya dan tawanan lain yang baru dibebaskan beserta keluarga mereka, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinetnya.
Selama sesi pertemuan, mantan tawanan yang baru dibebaskan berserta keluarganya tersebut menyatakan kemarahannya pada Netanyahu atas kebijakan perangnya yang membahayakan nyawa mereka.
"Saya berada di sana dan saya tahu betapa sulitnya di dalam tawanan," kata Menir. "Setiap hari di dalam tawanan sangat sulit. Saya berada di sebuah rumah ketika tentara memberondong tembakan. Kami duduk di terowongan dan kami sangat takut bukan karena Hamas, tapi karena Israel akan membunuh kami, dan kemudian mereka akan mengatakan, 'Hamas membunuh kalian.'Jadi, saya sangat memohon secepatnya untuk mulai pertukaran tawanan dan semua orang harus pulang. Tidak ada prioritas, beberapa lebih penting dari yang lain. Semua orang penting," tambahnya. Bar Goldstein menceritakan kembali apa yang disampaikan keluarganya setelah kembali dari tawanan di Gaza: "Untungnya, saya diberi keistimewaan untuk menerima ipar saya, Chen, Goldstein Almog, dan anak-anaknya. Mereka terus-menerus terancam oleh tembakan dari IDF, tentara Israel."
Dirinya mengatakan kepada Netanyahu, "Anda duduk di depan kami dan meyakinkan kami bahwa itu tidak mengancam nyawa mereka."
Goldstein juga menambahkan, penyerangan Israel itu sangat berbahaya karena para tawanan tidak hanya berada di terowongan dan rumah, namun mereka juga dipindahkan dengan kereta keledai melalui jalan-jalan Gaza, dan menghadapi serangan udara yang telah menewaskan hampir 16.000 warga Palestina sejak 7 Oktober saat Hamas menawan warga Israel.
"Anda tidak akan bisa mengenali mereka di jalan dan Anda membahayakan nyawa mereka. Kewajiban kita untuk mengembalikan mereka sekarang," tambahnya.
Seorang tawanan yang dibebaskan bersama anak-anaknya juga mengatakan kemarahannya terhadap tembakan artileri militer Israel ke lokasi tempat dirinya ditahan di Gaza.
Mantan tawanan tersebut juga mengatakan helikopter Apache Israel juga menembaki mereka saat mereka dibawa dari rumah mereka melintasi perbatasan ke Gaza.
"Yang kami rasakan saat itu adalah tidak ada yang melakukan apa pun untuk kami. Faktanya, saya berada di tempat persembunyian yang ditembaki, dan kami harus diselundupkan keluar sambil terluka. Belum lagi helikopter yang menembak kami dalam perjalanan ke Gaza. Anda mengklaim ada intelijen, tetapi faktanya kami terus ditembaki," ujarnya.
Selain itu, mantan tahanan tersebut juga marah ketika militer membahas rencana untuk membanjiri terowongan di bawah Gaza dengan air laut untuk membunuh pejuang Hamas, sementara suaminya dan tawanan lainnya masih berada di terowongan.
"Suami saya dipisahkan dari kami tiga hari sebelum kami kembali ke Israel dan dia dibawa ke dalam terowongan. Dan Anda berbicara tentang membanjiri terowongan dengan air laut? Anda menembaki rute terowongan tepat di area di mana mereka berada," tambahnya
Dilansir dari laporan The Grayzone pada 6 Desember, mengatakan tawanan Israel yang dibebaskan takut dibunuh oleh pasukan mereka sendiri saat berada di Gaza.Unggahan Facebook produser televisi Israel, Hagai Levi mengatakan, “Dari laporan para tawanan yang pulang, sering kali diulang trauma penyiksaan paling mengerikan yang mereka alami mungkin dari bombardir tentara Israel.”