Tawanan Israel di Tangan Hamas Kecam Keras Netanyahu, Sebut Harus Ada Gencatan Senjata
Hamas merilis video tiga wanita Israel yang menjadi tawanan mereka di Gaza. Salah satu wanita dalam video itu mengecam keras Benjamin Netanyahu.
Tawanan Israel di Tangan Hamas Kecam Keras Netanyahu, Sebut Harus Ada Gencatan Senjata
Tiga wanita Israel mengecam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena gagal membebaskan mereka yang saat ini masih menjadi tawanan Hamas di Jalur Gaza, Palestina.
Sumber: Al Jazeera
Dalam video yang dirilis sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, tiga wanita paruh baya itu menyalahkan Netanyahu atas kegagalannya dalam merundingkan pembebasan tawanan Israel.
"Kami tahu seharusnya ada gencatan senjata, dan Anda seharusnya membebaskan kami semua. Anda bersumpah untuk membebaskan kami semua. Sebaliknya, kami menderita karena kegagalan politik, keamanan, dan militer Anda," ungkap salah satu wanita dalam video tersebut.
Video berdurasi 48 detik tersebut diunggah dalam akun X milik TRT World kemarin. Dalam video yang beredar tersebut, tampak tiga orang wanita sedang duduk bersebelahan dan bersandar di dinding.
Mereka terlihat dalam keadaan baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda cedera. Dari ketiganya, hanya salah satu wanita yang duduk di tengah meluapkan amarahnya kepada Netanyahu, karena gagal melindungi mereka dan warga Israel lainnya dari serangan Hamas pada 7 Oktober.
"Kami adalah warga negara yang membayar pajak kepada negara Israel. Kita sekarang berada di tahanan. Apakah Anda ingin membunuh kami? Apakah Anda ingin tentara Israel membunuh kami?" tambahnya.
Dalam rekaman tersebut, wanita itu mengatakan dirinya telah disandera Hamas selama 23 hari. Ia juga meluapkan amarahnya serta menuntut agar mereka dan semua tawanan lainnya dibebaskan.
"Bukankah cukup kalau Anda membunuh semua orang? Bebaskan kami sekarang, bebaskan tahanan dan warganya. Bebaskan kami semua!"
Sumber: Al Jazeera
Dikutip dari Al Jazeera, video yang beredar tersebut ternyata menuai kecaman Netanyahu. Ia mencela video tersebut sebagai “propaganda psikologis yang kejam”. Netanyahu mengidentifikasi ketiga wanita dalam video sebagai Yelena Trupanob, Danielle Aloni, dan Rimon Kirsht.
Wartawan Al Jazeera, Alan Fisher yang melaporkan dari Yerusalem Timur yang diduduku menyampaikan, beberapa keluarga dari orang-orang yang disandera merespons positif keluarnya video tersebut. Mereka memahami bagaimana hal ini terjadi, namun mereka mengatakan bahwa apa pun yang pada dasarnya memberikan bukti adanya kehidupan harus diterima dan memberi mereka dorongan.
Fisher juga menyebutkan video tersebut berdurasi sedikit lebih dari satu menit. Latar belakangnya sengaja dibuat tidak mencolok agar tidak bisa diidentifikasi lokasinya.
Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu kembali berjanji untuk melakukan segala upaya guna untuk membebaskan para sandera. Netanyahu menyatakan pemerintahnya sedang berusaha sekuat tenaga untuk membawa pulang semua tawanan dan orang yang masih hilang.
Keberadaan para tawanan di Gaza telah menyulitkan operasi darat yang dimulai oleh pasukan Israel minggu lalu, setelah kampanye serangan udara yang intensif yang menurut otoritas Palestina telah menewaskan lebih dari 8.000 orang.
Sejauh ini, empat tawanan telah dibebaskan, tetapi upaya untuk mendapatkan pelepasan tambahan melalui upaya jalur belakang yang dikoordinasikan oleh Qatar tampaknya dihentikan setelah dimulainya operasi darat.
Tonton video tawanan Israel yang ditahan Hamas mengecam Netanyahu: