Warga Gaza Jebol Gudang Bantuan Kemanusiaan PBB, Rebutan Ambil Kebutuhan Pokok
Israel memberlakukan blokade total, tanpa makanan, air, listrik di Gaza yang berpenduduk 2,3 juta orang setelah serangan Hamas ke Israel.
Ribuan warga Palestina yang putus asa akibat blokade total dan pengeboman selama tiga pekan menjebol beberapa gudang bantuan PBB di Gaza.
Warga Gaza Jebol Gudang Bantuan Kemanusiaan PBB, Rebutan Ambil Kebutuhan Pokok
Badan bantuan PBB kemarin mengatakan ribuan warga Palestina yang putus asa akibat blokade total dan pengeboman selama tiga pekan menjebol beberapa gudang mereka di Jalur Gaza, mengambil gandum, tepung dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya.Israel memberlakukan blokade total, tanpa makanan, air, listrik di Gaza yang berpenduduk 2,3 juta orang setelah serangan Hamas ke Israel 7 Oktober lalu. Israel telah mengizinkan pasokan kebutuhan dasar dan obat-obatan secara terbatas.
“Ini adalah tanda yang mencemaskan bahwa tatanan sipil mulai rusak setelah tiga pekan perang dan blokade yang ketat,” kata Thomas White, direktur Badan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza.
Pada hari Minggu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kembali mengulang seruan untuk mengakhiri pertumpahan darah dan mencapai gencatan senjata. Namun, situasi di Gaza semakin putus asa setiap jamnya.
“Situasi di Gaza semakin hari semakin menyedihkan. Saya menyesalkan, alih-alih melakukan jeda kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dan didukung oleh komunitas internasional, Israel malah meningkatkan operasi militernya,” kata Guterres, seperti dilansir laman Aljazeera, Senin (30/10).
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban jiwa di kalangan warga Palestina telah melebihi angka 8.000, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.Akhir pekan lalu Israel melancarkan serangan udara terparah ke Gaza sekaligus mengerahkan pasukan darat serta memutus alian listrik dan internet.
Dampak dari perang dan blokade sangat terasa ketika warga Gaza memaksa masuk ke gudang bantuan PBB. Organisasi bantuan UNRWA, yang bertanggung jawab atas kebutuhan dasar di Gaza, melihat banyak pengungsi Palestina mencari perlindungan di sekolah-sekolah yang mereka kelola. Sejumlah rumah sakit telah ditutup dan yang lainnya berada di ambang penutupan akibat kekurangan bahan bakar.
Selain itu, bantuan yang diberikan tidak memadai dan tidak konsisten
“Persediaan di pasar hampir habis sementara bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza dengan truk dari Mesir tidak mencukupi,” kata UNRWA.
“Kebutuhan masyarakat sangat besar, meskipun hanya untuk kelangsungan hidup dasar, sementara bantuan yang kami terima sangat sedikit dan tidak konsisten.”
Juliette Touma, juru bicara badan tersebut, mengatakan massa menyerbu total empat fasilitas pada Sabtu. Dia mengatakan gudang-gudang tersebut tidak berisi bahan bakar apa pun, yang pasokannya sangat sedikit sejak Israel menghentikan semua pengiriman setelah dimulainya perang.
Salah satu gudang yang dijarah terletak di Deir el-Balah, tempat UNRWA menyimpan pasokan dari konvoi kemanusiaan yang menyeberang ke Gaza dari Mesir.
UNRWA menyatakan kemampuannya mereka memberikan bantuan kepada masyarakat di Gaza telah tergerus akibat serangan udara yang telah menewaskan lebih dari 50 stafnya dan membatasi pergerakan pasokan. Sebanyak 613.000 orang dari 1,4 juta pengungsi internal di Gaza mencari perlindungan di 150 fasilitas yang dioperasikan oleh UNRWA di seluruh wilayah Gaza.Menurut informasi dari Badan PBB tersebut, beberapa tempat penampungan kini menerima jumlah pengungsi 10 hingga 12 kali lebih banyak dari kapasitas yang seharusnya. Hal ini semakin memperparah keadaan krisis yang sedang dialami.