Keluarga Tawanan Israel Marah Setelah Bertemu Netanyahu, Ini Penyebabnya
Beberapa orang yang hadir menggambarkan pertemuan ini menegangkan dan penuh amarah.
Netanyahu mengundang keluarga para tawanan untuk bertemu, namun banyak dari mereka yang marah dan meninggalkan tempat pertemuan.
Keluarga Tawanan Israel Marah Setelah Bertemu Netanyahu, Ini Penyebabnya
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan keluarga tawanan yang telah pulang setelah dibebaskan Hamas. Beberapa orang yang hadir menggambarkan pertemuan ini menegangkan dan penuh amarah.
Pertemuan itu berlangsung pada Selasa (5/12), saat pertempuran kembali terjadi di Jalur Gaza setelah gencatan senjata tujuh hari yang berhasil memulangkan lebih dari 100 tawanan dari Gaza. Nasib 138 tawanan yang masih tertinggal belum jelas.
Sumber: Al Arabiya
"Saya mendengar kisah yang menghancurkan hati saya, saya mendengar tentang dahaga dan kelaparan, tentang pelecehan fisik dan mental," klaim Netanyahu dalam konferensi pers.
"Saya mendengar, dan Anda juga mendengar, tentang kekerasan seksual dan kasus pemerkosaan brutal seperti tak ada bandingnya."
Beberapa kerabat yang hadir dalam pertemuan tersebut melontarkan kritik tajam terhadap pemerintah Israel.
Foto: Reuters
Dani Miran, seorang ayah yang putranya, Omri ditangkap Hamas pada 7 Oktober mengatakan bahwa ia merasa intelijensinya telah dihina oleh pertemuan tersebut dan memutuskan untuk keluar di tengah-tengah pertemuan.
"Saya tidak akan membahas secara rinci apa yang dibahas dalam pertemuan itu, tetapi seluruh pertunjukan ini buruk, menghina, kacau," katanya kepada Channel 13 Israel, mengatakan bahwa pemerintah telah membuat "lelucon" dari masalah ini.
"Mereka mengatakan 'kami telah melakukan ini, kami telah melakukan itu.' Justru pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar adalah orang yang mengembalikan rakyat kita, bukan mereka. Saya marah karena mereka mengatakan bahwa mereka menentukan segalanya. Mereka tidak mengambil satu langkah pun."
Pertemuan itu seharusnya menjadi forum bagi tawanan yang telah dibebaskan untuk menceritakan pengalaman mereka selama ditawan di Gaza kepada para menteri. Sebuah kelompok yang mewakili keluarga tahanan mengeluarkan serangkaian kutipan yang tidak menyebutkan nama yang katanya diambil dari pernyataan beberapa mantan tahanan di pertemuan itu.
Kutipan itu menceritakan perlakuan kasar yang dilakukan Hamas kepada para tahanan, tetapi pertemuan itu dibayangi emosi keluarga yang khawatir dengan nasib kerabat yang masih ditahan.
"Ini pertemuan yang sangat bergejolak, banyak orang berteriak," ujar Jennifer Master, pasangan dari salah seorang tahanan.
Israel mengatakan sejumlah perempuan dan anak-anak masih berada di tangan Hamas, sementara keluarga dengan kerabat pria dewasa yang masih ditahan meminta agar mereka tidak dilupakan.
"Kami semua berusaha memastikan orang-orang yang kita cintai pulang. Ada yang menginginkan wanita atau anak-anak yang masih di sana, dan ada yang mengatakan kami ingin para pria," jelas Jennifer Master kepada Channel 12 Israel.