Pengidap HIV di Inggris Sembuh Setelah Jalani Transplantasi Sel
Merdeka.com - Seorang pasien pengidap virus HIV dinyatakan sembuh dari virus tersebut setelah menjalani transplantasi sel induk. Setelah menjalani perawatan ini, virus HIV dalam tubuh pasien ini dinyatakan tak terdeteksi.
Dokter di Jurnal Nature melaporkan temuan ini merupakan kasus kedua dengan jenis penyakit yang sama. Pasien dari London ini sebelumnya dirawat karena kanker dan saat ini tengah menjalani remisi dari HIV selama 18 bulan dan tidak lagi menggunakan obat HIV. Demikian dilansir dari laman BBC, Selasa (5/2).
Namun para peneliti mengatakan masih terlalu dini menyimpulkan pasien sembuh dari HIV. Para ahli mengatakan pendekatan ini tidak praktis untuk orang sehat dengan HIV tetapi pada akhirnya dapat membantu menemukan metode penyembuhan.
-
Apa itu HIV/AIDS? HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus atau virus yang dapat membuat sistem kekebalan tubuh manusia melemah.
-
Apa penyebab penularan HIV di kasus ini? Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengungkapkan ada tiga perempuan yang terinfeksi HIV di sebuah spa di New Mexico, AS, setelah melakukan perawatan ‘Vampir Facial’.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Kenapa demam berdarah bisa terjadi dua kali? Virus dengue memiliki empat serotipe yang berbeda. Jika seseorang telah terinfeksi oleh satu serotipe, tubuhnya akan memiliki kekebalan terhadap serotipe tersebut. Namun, kekebalan ini tidak melindungi terhadap ketiga serotipe lainnya. 'Maka dari itu, anak yang pernah mengalami DBD tetap berpotensi untuk terinfeksi kembali jika terpapar dengan serotipe yang berbeda,' tambah dr. Ida.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
Pasien yang disembunyikan identitasnya ini didiagnosis HIV pada 2003 dan kemudian terkena kanker kelenjar getah bening pada 2012. Dia menjalani kemoterapi untuk mengobati kankernya, di samping itu, sel-sel induk ditanamkan ke pasien dari donor yang kebal terhadap HIV, yang menyebabkan kanker dan HIV-nya berkurang.
Para peneliti dari Universitas Akademi London, Imperial College London, Cambridge dan Universitas Oxford terlibat dalam penanganan kasus ini.
Bukan Anomali
Ini adalah kedua kalinya seorang pasien yang dirawat dengan cara yang sama dinyatakan sembuh dari HIV. Sepuluh tahun yang lalu, pasien lain di Berlin menerima transplantasi sumsum tulang dari donor dengan kekebalan alami terhadap virus.
Timothy Brown, disebut sebagai orang pertama yang 'mengalahkan' HIV/AIDS, diberikan dua transplantasi dan total iradiasi tubuh (radioterapi) untuk leukemia - pengobatan yang jauh lebih agresif.
"Dengan mencapai remisi pada pasien kedua menggunakan pendekatan yang serupa, kami telah menunjukkan bahwa pasien Berlin bukan anomali dan itu benar-benar pendekatan pengobatan yang menghilangkan HIV pada dua orang ini," kata penulis utama penelitian Profesor Ravindra Gupta, dari UCL.
Profesor Eduardo Olavarria dari Imperial College London yang juga terlibat dalam penelitian mengatakan, keberhasilan transplantasi sel induk menawarkan harapan dalam pencarian metode penyembuhan HIV/AIDS yang lama ditunggu-tunggu.
Bagaimana Cara Kerja Penyembuhan?
CCR5 adalah reseptor yang paling umum digunakan oleh HIV-1 - jenis virus HIV yang mendominasi seluruh dunia - untuk memasuki sel. Tetapi sejumlah kecil orang yang resistan terhadap HIV memiliki dua salinan reseptor CCR5 yang bermutasi. Ini berarti virus tidak dapat menembus sel-sel dalam tubuh yang biasanya terinfeksi.
Pasien yang di London ini menerima sel induk dari donor dengan mutasi genetik khusus, yang membuatnya juga kebal terhadap HIV. Tapi reservoir sel yang membawa HIV masih bisa tetap dalam tubuh, dalam keadaan istirahat, selama bertahun-tahun.
Para peneliti Inggris mengatakan memungkinkan menggunakan terapi gen untuk menargetkan reseptor CCR5 pada orang dengan HIV, sekarang mereka tahu pemulihan pasien di Berlin itu tidak hanya sekali.
Profesor Graham Cooke dari Lembaga Nasional Penelitian Kesehatan Imperial College London menyampaikan hasil tersebut menggembirakan.
"Jika kita dapat lebih memahami mengapa prosedur ini bekerja pada beberapa pasien dan bukan pada yang lain, kita akan lebih dekat dengan tujuan akhir kita untuk menyembuhkan HIV. Saat ini prosedur masih memuat terlalu banyak risiko untuk diterapkan pada pasien yang dinyatakan sehat," jelasnya.
Andrew Freedman dari Universitas Cardiff menyebut berita terkait pasien London ini sebagai "laporan yang menarik dan berpotensi signifikan". Namun, lanjutnya, diperlukan tindak lanjut yang jauh lebih lama untuk memastikan virus tidak muncul kembali pada tahap selanjutnya.
"Walaupun jenis perawatan ini jelas tidak praktis untuk merawat jutaan orang di seluruh dunia yang hidup dengan HIV, laporan seperti ini dapat membantu dalam pengembangan pengobatan yang paling utama untuk HIV," terangnya.
Sementara itu, Freedman mengatakan harus segera fokus pada diagnosis HIV dan perawatan pasien dimulai dari terapi antiretroviral (ART) seumur hidup. Ini dapat mencegah virus ditularkan ke orang lain dan memberi orang dengan HIV harapan hidup yang hampir normal.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaTemuan ini dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaSebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaNgabila berujar, empat kasus ini merupakan temuan yang berbeda dan tak berkaitan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengumumkan, terdapat enam kasus pneumonia misterius di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenkes melaporkan kasus cacar monyet di Indonesia bertambah menjadi tujuh.
Baca SelengkapnyaKorban TPPO menjalani proses transplantasi ginjal di Kamboja pada 25 Juni 2023 atau satu bulan lalu.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca Selengkapnya