Ini Kasus Pertama di Dunia Penularan HIV Lewat Prosedur Kecantikan, Korbannya Tiga Perempuan Pasien 'Vampire Facial'
Ini Kasus Pertama di Dunia Penularan HIV Lewat Prosedur Kecantikan, Korbannya Tiga Perempuan Pasien 'Vampir Facial'
CDC Amerika Serikat mencatat kasus penularan HIV pertama lewat jarum suntik kecantikan.
-
Siapa yang menjadi korban penyakit kelamin? Masalah pelacuran pun menimbulkan efek sangat negatif. Rata-rata satu dari tiga anggota militer Belanda menjadi korban penyakit kelamin.
-
Bagaimana HIV menular? Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi seperti darah, air mani, dan cairan vagina.
-
Bagaimana HIV/AIDS menular? Virus HIV dapat menular melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, atau ASI.
-
Bagaimana HIV dapat menular? HIV (Human Immunodeficiency Virus) dapat menular melalui beberapa cara yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh tertentu dari seseorang yang terinfeksi.
-
Bagaimana HIV menyebar? HIV AIDS adalah penyakit yang menjadi momok bagi setiap orang. Hal ini karena penyakit tersebut berbahaya dan tingkat kesembuhannya yang rendah.
Ini Kasus Pertama di Dunia Penularan HIV Lewat Prosedur Kecantikan, Korbannya Tiga Perempuan Pasien 'Vampire Facial'
Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengungkapkan ada tiga perempuan yang terinfeksi HIV di sebuah spa di New Mexico, AS, setelah melakukan perawatan ‘Vampir Facial’.
Kasus ini menunjukan cara penularan terbaru terkait infeksi HIV.
Dilansir BBC, peristiwa ini diyakini sebagai metode penularan HIV pertama yang berkaitan dengan prosedur kosmetik yang didokumentasikan.
Kronologi laporan ini berawal ketika CDC mengetahui ada seorang perempuan AS berusia antara 40 dan 50 tahun positif HIV setelah melakukan tes di luar negeri.
Menurut keterangan, ia tidak memiliki riwayat penggunaan narkoba suntikan, transfusi darah terbaru, dan hanya melakukan kontak seksual dengan pasangannya sendiri.
Namun perempuan itu mengatakan ia mendapatkan perawatan wajah metode facial vampir pada awal tahun di sebuah spa di New Mexico.
CDC kemudian melakukan investigasi pada spa tersebut dan menemukan bahwa tempat itu tidak berlisensi dan memiliki beberapa praktik pengendalian infeksi yang tidak aman.
Mereka juga menemukan tabung darah dan suntikan medis tanpa label yang disimpan di lemari es dapur di samping makanan, serta jarum suntik yang tidak steril yang tersebar di laci dan konter.
Beberapa botol berisi darah juga terlihat seperti telah digunakan berulang kali. CDC telah mengidentifikasi setidaknya satu klien yang positif HIV sebelum mengunjungi spa tersebut.
CDC kemudian mengaitkan lima kasus HIV dengan spa itu, investigasi tersebut menunjukan ada empat perempuan yang terinversi HIV telah melakukan perawatan facial vampir antara Mei dan September 2018.
Tempat spa tersebut akhirnya ditutup pada akhir 2018 dan pemiliknya, Maria de Lourdes Ramos De Ruiz, (62), menjalani hukuman penjara tiga setengah tahun. Dia mengaku bersalah pada tahun 2022 karena melakukan praktik kedokteran tanpa izin.
Vampir Facial merupakan metode perawatan wajah dengan plasma kaya trombosit atau PRP. Prosedur ini menggunakan cara pengambilan darah pasien kemudian memisahkan plasma yang kaya trombosit menggunakan mesin sentrifugal. Plasma tersebut kemudian disuntikan kembali ke wajah pasien menggunakan jarum kecil.
Metode ini membantu memperbaiki pelindung kulit dengan merangsang produksi kolagen dan elastin baru yang dapat mengurangi munculnya kerutan dan bekas jerawat.
Kim Kardashian merupakan salah satu selebriti yang melakukan perawatan dengan metode vampir facial ini pada 2013, ia mengunggah foto pasca-prosedur yang memperlihatkan wajahnya yang tampak berdarah.
Beberapa tahun kemudian, Kim mengatakan dia tidak akan melakukan facial vampir lagi karena prosesnya yang kasar dan menyakitkan.
Biaya perawatan facial ini sekitar Rp 16 juta hingga Rp 18 juta untuk sekali perawatan di klinik medis berlisensi, menurut perkiraan dari penyedia layanan daring.Terkait aman atau tidaknya facial vampir tergantung pada prosedur yang digunakan. Terdapat ratusan makalah penelitian medis yang diterbitkan dan uji coba yang menunjukan perawatan ini efektif untuk beberapa cedera olahraga, jerawat, eksim dan masalah kulit lainnya.
American Academy of Dermatology Association mengatakan prosedur akan aman dan bermanfaat jika dilakukan dengan benar.
“Anda mungkin akan merasakan sedikit rasa sakit, memar dan bengkak setelah perawatan, namun akan hilang dalam waktu beberapa hari,” kata asosiasi tersebut.
Risiko terbesar berasal dari cara penanganan darah oleh fasilitas yang menyediakan perawatan.
“Darah yang dikeluarkan dari tubuh klien harus tetap steril. Jika tidak, klien bisa terkena infeksi,” kata asosiasi itu. Penting juga untuk memastikan darah yang disuntikkan kembali merupakan darah milik klien sendiri, jika tidak, penerima dapat mengalami sakit parah.