Robert Mugabe masih menolak mundur meski ditekan militer Zimbabwe

Merdeka.com - Gerakan dilakukan oleh Angkatan Darat Zimbabwe ternyata belum bisa membuat Presiden Robert Mugabe menyerah dan meletakkan jabatannya. Dia dikabarkan berkeras menganggap dirinya masih berkuasa walau sudah dilobi sejumlah orang.

Dilansir dari laman Reuters, Kamis (16/11), menurut pengakuan sumber, sejumlah jenderal militer Zimbabwe sampai harus mengutus seorang seorang pendeta Katolik, Fidelis Mukonori, buat membujuk Mugabe supaya mengundurkan diri. Sayang sumber itu tidak membeberkan secara rinci isi pembicaraan keduanya. Namun, garis besarnya adalah militer mendesak Mugabe supaya meletakkan jabatan, demi pergantian kepemimpinan dia kuasai sejak 1980-an bisa berjalan tanpa harus terjadi pertumpahan darah.

Menurut laporan intelijen, mantan Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa dipecat Mugabe bulan ini dikabarkan sudah memetakan kekuatan sipil dan militer. Hal itu dia lakukan selama lebih dari setahun sebagai persiapan jika kepemimpinan Mugabe memang tumbang.

Sayangnya, kebanyakan negara di Afrika masih memandang Mugabe sebagai pahlawan dan ikon revolusi terhadap kolonialisme. Sayangnya, di bawah kepemimpinannya juga kondisi ekonomi dan sosial Zimbabwe berantakan gara-gara krisis ekonomi, inflasi tak terkendali, serta maraknya praktik korupsi.

Maka dari itu, setelah kudeta dilancarkan, satu persatu tokoh oposisi Zimbabwe pulang kampung. Salah satunya adalah Morgan Tsvangirai, yang merupakan mantan perdana menteri dan selama ini mengasingkan diri ke Inggris dan Afrika Selatan sembari menjalani pengobatan penyakit kanker diidapnya.

Selain jengah dengan kepemimpinan Mugabe yang semakin hari kondisi kesehatannya menurun, penduduk Zimbabwe juga muak dengan sikap Ibu Negara, Grace. Mantan tukang ketik dan sekretaris itu adalah selingkuhan yang dinikahi Mugabe setelah istri pertamanya, Sally Hayfron, mangkat pada 1992 karena kanker.

Grace dianggap tidak mempedulikan rakyat karena kebiasaannya yang gila belanja barang-barang mewah. Bahkan dia mendapat julukan 'DisGrace' atau 'Gucci Grace'. Selama dua tahun terakhir dia menjadi anggota Partai Zanu-PF, dan jabatannya langsung melejit menyalip para seniornya. Hal itu yang tidak disukai oleh sejawat separtai seperti Mnangagwa atau kelompok oposisi.