Satellit Kayu Pertama di Dunia Diluncurkan ke Luar Angkasa, Ternyata Ini Tujuannya
Satellit kayu pertama di dunia, LignoSat, diluncurkan untuk menguji material kayu di luar angkasa.
Peluncuran LignoSat
Pada hari Selasa, dunia menyaksikan peluncuran satelit kayu pertama yang diberi nama LignoSat. Peluncuran ini merupakan upaya untuk membuktikan bahwa kayu dapat digunakan sebagai material yang layak untuk keperluan luar angkasa.
LignoSat dirancang oleh tim peneliti dari Universitas Kyoto, Jepang, dan terbuat dari honoki, sejenis pohon magnolia yang sebelumnya digunakan untuk membuat sarung pedang. Dengan proyek ini, tim berharap untuk menanam pohon di bulan dan Mars dalam waktu 50 tahun ke depan.
-
Apa nama satelit kayu tersebut? Menurut laporan LiveScience dan Medium, Jumat (17/11), satelit ini diberi nama LignoSat, dengan ukuran yang hanya sebesar cangkir kopi. Bahan dasarnya adalah kayu magnolia, dan akan diluncurkan ke orbit Bumi pada musim panas tahun depan.
-
Siapa yang membuat satelit kayu? Proyek ini dilakukan oleh dua badan antariksa, yaitu NASA dari Amerika Serikat dan JAXA dari Jepang. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjadikan penerbangan luar angkasa lebih berkelanjutan.
-
Dimana satelit kayu akan mengorbit? Menurut laporan LiveScience dan Medium, Jumat (17/11), satelit ini diberi nama LignoSat, dengan ukuran yang hanya sebesar cangkir kopi. Bahan dasarnya adalah kayu magnolia, dan akan diluncurkan ke orbit Bumi pada musim panas tahun depan.
-
Mengapa kayu magnolia dipilih untuk satelit? 'Tiga spesimen kayu diuji dan tidak menunjukkan deformasi setelah terpapar luar angkasa,' jelas para peneliti.'Meskipun lingkungan luar angkasa ekstrim yang melibatkan perubahan suhu signifikan dan paparan sinar kosmik intens dan partikel Matahari berbahaya selama sepuluh bulan, pengujian memastikan tidak ada dekomposisi atau deformasi, seperti retak, melengkung, terkelupas, atau kerusakan permukaan.' Dari ketiga sampel itu, yang dipilih adalah magnolia. Keputusan ini diambil karena magnolia memiliki kemungkinan kecil untuk pecah dan rusak selama pembuatan.
-
Siapa yang diluncurkan ke luar angkasa? Laika, seekor anjing asal Moskow yang menjadi makhluk hidup pertama yang mengorbit Bumi, menandai tonggak penting dalam perjalanan ke luar angkasa.
-
Apa yang China luncurkan ke luar angkasa? China Mengerahkan 'Manusia Bersayap' Misterius ke Luar Angkasa, Seluruh Dunia Was-was Pesawat luar angkasa milik Tiongkok kembali beraksi menjalani misinya di luar angkasa.
Tujuan dan Rencana Masa Depan
Menurut Takao Doi, seorang astronaut yang juga meneliti aktivitas manusia di luar angkasa di Universitas Kyoto, penggunaan kayu sebagai material konstruksi dapat memberikan banyak keuntungan. "Dengan kayu, material yang dapat kita produksi sendiri, kita akan mampu membangun rumah dan hidup serta bekerja di luar angkasa selamanya," ujarnya.
Pengujian kayu di luar angkasa telah dilakukan oleh para peneliti Jepang selama 10 bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa honoki merupakan jenis kayu yang paling cocok untuk aplikasi di luar angkasa.
Konstruksi LignoSat
Untuk membangun LignoSat, tim peneliti menggunakan teknik kerajinan tradisional Jepang tanpa menggunakan sekrup atau lem. Pendekatan ini memungkinkan satelit untuk tetap utuh meskipun berada di lingkungan yang ekstrem.
"Jika kami dapat membuktikan bahwa satelit kayu pertama kami berfungsi, kami ingin menawarkan proyek ini kepada SpaceX milik Elon Musk," tambah Doi. LignoSat direncanakan akan mengorbit Bumi selama enam bulan.
Selama masa orbitnya, LignoSat akan mengukur seberapa baik kayu dapat bertahan dalam kondisi ekstrem di luar angkasa. Suhu di luar angkasa dapat berfluktuasi dari -100 hingga 100 derajat Celsius setiap 45 menit saat objek bergerak melalui kegelapan dan cahaya matahari.Satelit ini juga akan mengevaluasi kemampuan kayu dalam mengurangi dampak radiasi luar angkasa terhadap semikonduktor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang penggunaan material kayu dalam teknologi luar angkasa.
Keunggulan Kayu Dibandingkan Logam
Para peneliti menjelaskan bahwa kayu memiliki sejumlah keuntungan dibandingkan logam. Ketika satelit konvensional dinyatakan tidak layak dan masuk kembali ke atmosfer Bumi, mereka menghasilkan partikel oksida, sementara kayu diperkirakan akan terbakar dengan lebih sedikit polusi.
Selain itu, kayu diharapkan lebih tahan lama di luar angkasa dibandingkan di Bumi karena tidak ada kelembapan yang dapat merusaknya dan tidak ada oksigen yang dapat membakarnya. Kenji Kariya, seorang manajer di Sumitomo Forestry Tsukuba Research Institute, menyatakan, "Mungkin terlihat ketinggalan zaman, tetapi kayu sebenarnya adalah teknologi mutakhir saat peradaban menuju bulan dan Mars."
Dampak Terhadap Industri Kayu
Ekspansi penggunaan kayu di luar angkasa dapat memberikan dampak positif bagi industri kayu. Dengan potensi untuk membangun infrastruktur di bulan dan Mars, kebutuhan akan material kayu dapat meningkat. Hal ini bisa menjadi pendorong bagi inovasi dan pengembangan teknik baru dalam pengolahan kayu.
Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk menguji kayu sebagai material luar angkasa, tetapi juga untuk mengeksplorasi kemungkinan baru dalam pemanfaatan sumber daya alam di luar planet kita. Penelitian ini membuka jalan bagi masa depan di mana kayu dapat menjadi bagian integral dari kehidupan manusia di luar Bumi.
Sumber: Deutsche Welle