Sejak Kapan Manusia Pakai Wewangian? Ini Sosok Pembuat Parfum Pertama di Dunia dari Mesopotamia
Perjalanan panjang sejarah parfum, dari dupa kuno Mesopotamia hingga penemuan parfum cair oleh Tapputi-Belatekallim, diungkap dalam artikel ini.

Siapa penemu parfum pertama di dunia? Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban pasti, karena definisi "parfum" sendiri berevolusi seiring waktu. Namun, perjalanan panjang sejarah wewangian membawa kita pada penemuan-penemuan menarik yang mengungkap asal-usul parfum yang kita kenal saat ini. Dari penggunaan dupa di Mesopotamia hingga teknik ekstraksi aroma yang canggih, mari kita telusuri jejak parfum sepanjang sejarah.
Berdasarkan bukti arkeologis dan catatan sejarah, penggunaan wewangian telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Bangsa Mesopotamia, sekitar 4000 tahun yang lalu, telah menggunakan dupa yang dihasilkan dari pembakaran resin dan kayu sebagai bentuk awal wewangian. Proses pembakaran ini menghasilkan aroma harum yang kemudian disebut "parfum" oleh orang Prancis, yang berasal dari kata Latin 'per fumus' yang berarti 'melalui asap'.
Meskipun berbeda dari parfum cair modern, penggunaan dupa ini menandai awal mula penggunaan wewangian dalam sejarah manusia. Namun, jika kita berbicara tentang parfum cair seperti yang kita kenal sekarang, maka kita perlu membahas sosok Tapputi-Belatekallim. Wanita ini, yang namanya tercatat dalam tablet cuneiform Mesopotamia sekitar tahun 1200 SM, dianggap sebagai pembuat parfum cair pertama yang terdokumentasi.
Ia mengembangkan metode ekstraksi aroma dan menggunakan pelarut, sebuah inovasi signifikan dalam sejarah pembuatan parfum. Penemuan ini menunjukkan pemahaman yang cukup maju tentang kimia dan proses ekstraksi aroma pada zaman tersebut.
Teknik Penyulingan
Penggunaan wewangian tidak hanya terbatas di Mesopotamia. Berbagai peradaban kuno, seperti Mesir, Yunani, dan Romawi, juga mengembangkan dan menggunakan parfum dalam kehidupan sehari-hari mereka. Di Mesir kuno, parfum digunakan secara luas dalam ritual keagamaan dan proses pembalseman.
Sementara itu, bangsa Yunani kuno mengembangkan teknik penyulingan yang lebih canggih, sebuah proses yang kemudian disempurnakan lagi oleh bangsa Arab. Teknik penyulingan yang lebih canggih ini memungkinkan ekstraksi aroma yang lebih efektif dan menghasilkan parfum dengan kualitas yang lebih baik.
Proses ini melibatkan pemanasan bahan-bahan alami untuk memisahkan minyak atsiri dari komponen lainnya. Minyak atsiri inilah yang kemudian digunakan sebagai dasar pembuatan parfum.
Penggunaan parfum di berbagai peradaban kuno ini menunjukkan betapa pentingnya wewangian dalam kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan mereka. Parfum tidak hanya digunakan untuk memberikan aroma yang menyenangkan, tetapi juga memiliki makna simbolis dan spiritual yang mendalam.
Evolusi Parfum Sepanjang Sejarah
Perkembangan parfum terus berlanjut sepanjang sejarah. Berbagai inovasi dan penemuan baru terus dilakukan, mulai dari penggunaan bahan-bahan baru hingga pengembangan teknik ekstraksi dan penyulingan yang lebih modern. Dari penggunaan bahan-bahan alami sederhana hingga penggunaan bahan-bahan kimia sintetis, sejarah parfum mencerminkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Saat ini, industri parfum telah berkembang menjadi industri yang sangat besar dan kompleks. Berbagai merek parfum menawarkan berbagai macam aroma dan keharuman yang memenuhi selera dan kebutuhan konsumen di seluruh dunia. Meskipun telah melalui perjalanan panjang dan perkembangan yang signifikan, parfum tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia, memberikan sentuhan keindahan dan keharuman dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun sulit untuk menentukan parfum "pertama" secara pasti, perjalanan sejarah parfum memberikan gambaran yang kaya tentang bagaimana manusia telah menggunakan wewangian sejak zaman kuno. Dari penggunaan dupa di Mesopotamia hingga inovasi Tapputi-Belatekallim, setiap tahap perkembangan parfum mencerminkan kreativitas, inovasi, dan pemahaman manusia terhadap alam dan lingkungan sekitarnya.