Situs Bukit Batu Misterius Ini Ternyata Lokasi Peti Mati Para Penyembah Api, di Dalamnyanya Ada Tembikar dari Asia Tenggara
Awalnya arkeolog mengira situs itu adalah tempat persinggahn para pelaut Portugis.
Di antara situs-situs arkeologi perbukitan batu pasir di taman nasional Madagaskar, situs Teniky menjadi salah satu yang paling menarik.
Sebelumnya para ilmuwan meyakini, relung-relung di sepanjang bukit pasir itu sebagai tempat singgah sementara para pelaut Portugis yang terdampar kala itu.
-
Dimana artefak batu itu ditemukan? Senior menemukan batu pasir berwarna abu tua ketika sedang menyabit rumput di kebunnya.
-
Dimana artefak batu tersebut ditemukan? Artefak batu kuno yang terbuat dari obsidian tersebut terletak sejauh 3.218 kilometer dari Oregon Tengah.
-
Di mana artefak batu ini ditemukan? Penemuan arkeologi misterius ditemukan di wilayah Akmola oleh dua petugas pemadam kebakaran Distrik Sandyktau dari Departemen Situasi Darurat Daerah; Nursultan Ashkenov and Akhmet Zaripo.
-
Apa yang ditemukan di peti batu? Peti batu ini berisi 15 patung antropomorfik dan berbagai manik-manik batu hijau, siput, cangkang, dan karang laut.
-
Dimana tembikar itu ditemukan? Meskipun situs tersebut hanya berukuran kurang dari 1 meter, 82 pecahan tembikar yang digali selama dua tahun memiliki dampak yang luas. 'Tidak adanya tembikar di Australia, sebagaimana dicatat oleh para pengamat Eropa awal dan terkini, mencerminkan dan digunakan untuk mendukung hierarki evolusi sosial rasis yang mencirikan masyarakat Aborigin sebagai masyarakat yang tidak memiliki kompleksitas budaya,' jelas penelitian tersebut, dikutip dari laman Artnet.
-
Di mana batu ritual ini ditemukan? Ukuran Batu Batu berukuran sebesar ban mobil itu ditemukan di lokasi benteng bukit kuno di Rupinpiccolo, timur laut Italia.
Namun, setelah ditafsirkan ulang, relung-relung tersebut mirip seperti Batu Plymouth Persia yang kemungkinan didirikan oleh para pemukim religius penganut Zoroastrianisme. Seorang ilmuwan asal Swiss melakukan penelitian lanjutan untuk membuktikan kebenarannya.
Guido Schreurs, seorang arkeolog di Universitas Bern, Swiss telah mengunjungi situs itu beberapa kali dan merupakan orang pertama yang menggagas relung-relung batu misterius ini sangat mirip dengan relung-relung yang digunakan di Persia Klasik sebagai peti jenazah bagi orang mati, menurut tradisi Zoroaster.
Zoroastrianisme adalah kepercayaan awal pada masa kekaisaran Persia yang didirikan oleh nabi Iran Kuno bernama Zarathustra. Agama yang menganggap api sebagai simbol suci ini dianut oleh sebagian orang di negara Iran, Azerbaijan, dan India.
Ada sebelum Portugis berlayar ke India
Relung-relung yang ditemukan di situs Teniky tidak sama seperti bangunan apapun yang ditemukan di zaman kuno Malagasi atau Afrika Timur dan lebih jauh lagi.
Sisa-sisa peninggalan paling awal yang ditemukan dan diuji dengan penanggalan karbon menunjukan situs Teniky ini sudah dihuni lebih dari sepuluh abad yang lalu jauh sebelum Portugis membangun rute ke India di tahun 1497 M.
Cakupan situs ini juga lebih besar daripada yang diperkirakan para pelaut yang hilang, terdampar dan membutuhkan tempat berlindung. Luas total fitur arsitektur dan batu di situs ini sekitar 27.870 meter persegi.
Relung-relung tersebut terdiri dari teras buatan manusia, ceruk yang dipahat di tebing curam, dan tempat berlindung dari batu yang dibatasi oleh dinding yang terdiri dari balok batu pasir berukir.
Yang mengherankan dari situs ini adalah temuan pecahan tembikar yang berasal dari Asia Tenggara dan China yang menunjukan siapapun yang tinggal di Teniky pastinya berhubungan dengan rute perdagangan laut yang menghubungkan Afrika dengan Asia Barat dan Timur.
Sayangnya di situs ini tidak ditemukan adanya bukti pertanian atau sisa-sisa manusia untuk dapat peneliti kaji secara lebih dalam.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti