Slip Gaji Tertua di Dunia Berusia 5.000 Tahun Ungkap Upah Pekerja Bukan Uang, Begini Isinya
Slip gaji tertua di dunia ini berasal dari peradaban kuno bangsa Sumeria di Mesopotamia.
Slip Gaji Tertua di Dunia Berusia 5.000 Tahun Ungkap Upah Pekerja Bukan Uang, Begini Isinya
Slip Gaji Tertua di Dunia Berusia 5.000 Tahun Ungkap Upah Pekerja Bukan Uang, Begini Isinya
Slip gaji tertua di dunia mengungkapkan, sekitar 5.000 tahun lalu pekerja diupah bukan dengan uang. Slip gaji ini berbentuk lempengan batu, ditulis dengan aksara paku dan berusia 5.000 tahun. Artefak kuno ini disimpan di British Museum di London, Inggris.
Menurut aksara paku yang tertulis pada slip gaji kuno itu, para pekerja mendapatkan upah harian mereka dalam bentuk bir.
-
Dimana tradisi upah-upah berasal? Upah-upah merupakan tradisi yang berasal dari Rantau Prapat, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatra Utara.
-
Apa itu tradisi upah-upah? Upah-upah merupakan tradisi yang berasal dari Rantau Prapat, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatra Utara.
-
Bagaimana tradisi upah-upah dilakukan? Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
-
Siapa yang melakukan tradisi upah-upah? Masyarakat yang tinggal di Rantau Prapat terdiri dari berbagai suku dan agama.
-
Dimana penemuan artefak 5000 tahun ini? Artefak itu ditemukan selama penggalian di situs arkeologi Yuanbaoshan di Aohan Banner di Kota Chifeng yang telah berlangsung empat bulan dari bulan Mei.
-
Kapan koin tertua ditemukan? Beberapa koin berasal dari tahun 274 Masehi dan di era Kaisar Aurelian.
Bukti tertua bir ini juga ditemukan pada lempengan kuno Sumeria di Mesopotamia. Minuman alkohol ini tampaknya sangat populer di kalangan buruh Sumeria kuno dan praktik upah seperti ini dikenal luas pada zaman kuno.
Lempengan tulisan paku itu dibuat sekitar tahun 3100 sampai 3000 SM. Slip gaji ini ditemukan di Uruk, kota kuno Sumeria dan yang kemudian dikenal dengan nama Babilonia. Uruk berada di timur sungai Eufrat.
Slip Gaji Tertua di Dunia
Pada lempengan ini ada kepala manusia yang sedang menikmati sesuatu dari sebuah mangkok yang diartikan sebagai "jatah" dan sebuah wadah berbentuk kerucut yang diartikan "bir".
Ada beberapa alasan mengapa bir sangat populer di Mesopotamia. Minuman ini dinilai lebih aman dan rasanya lebih enak daripada air putih.
Bukan hanya buruh Sumeria yang menerima upah dalam bentuk bir. Bir juga sangat penting dalam masyarakat Mesir kuno.
Bir adalah minuman pokok buruh dan tukang Mesir kuno. Sedangkan anggur merupakan minuman orang kaya pada masa itu.
Upah Zaman Mesir Kuno
Di zaman Mesir kuno, para buruh juga kerap menerima upah dalam bentuk bir dan barang kebutuhan lainnya. Bahkan para pekerja yang tinggal di sebuah desa di Giza mendapatkan bir tiga kali sehari sebagai upah mereka. Bahkan ada juga yang menerima upah 4-5 liter bir per hari.
Fungsi Bir di Zaman Mesir Kuno
Orang Mesir kuno juga menganggap bir sangat berharga. Tidak hanya sebagai minuman, tapi juga sebagai obat dan alat pembayaran.
Tidak hanya di zaman Mesir kuno dan Mesopotamia. Seorang penyair Inggris ternama yang juga dikenal sebagai "Bapak Sastra Inggris", Geoffrey Chaucher menerima gaji tahunan berupa 252 galon anggur dari Raja Richard II.