Suara Tembakan Bubarkan Massa di Sudan, 2 Orang Tewas
Merdeka.com - Tembakan terdengar di lokasi protes ibu kota Sudan Khartoum dalam upaya membubarkan massa di luar kementerian pertahanan. Setidaknya dua orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya terluka dalam insiden ini.
Saksi mata dan stasiun TV Arab mengatakan, pasukan keamanan bernama Rapid Security Forces (RSF) telah memasuki area protes duduk (sit-in protest). BBC melaporkan, RSF telah menyerbu tempat aksi sejak fajar. Demikian dikutip dari Al Jazeera pada Senin (3/6).
Tembakan tetap terdengar saat para pengunjuk rasa berlari mencari perlindungam. Pihak penyelenggara protes, Asosiasi Profesional Sudan memohon kepada tentara Sudan untuk campur tangah dan melindungi pengunjuk rasa dari pasukan RSF.
-
Dimana suara ledakan terdengar? Di Ganges Delta dan Teluk Bengal, fenomena ini dikenal sebagai Barisal guns, di Shikoku Jepang disebut 'yan', dan di Belgia dinamai 'mistpouffers' atau letusan kabut.
-
Dimana penembakan terjadi? Tragedi itu terjadi di halaman parkiran Mapolres Solok Selatan pada Jumat (22/11) sekira pukul 00.15 WIB.
-
Di mana penembakan terjadi? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL. Mereka sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Kabupaten TTU.
-
Di mana peristiwa penembakan terjadi? Dalam video tersebut tampak empat pemuda berjalan di antara reruntuhan di daerah Al-Sika di Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada awal Februari lalu. Daerah ini hancur akibat pengeboman dan operasi militer Israel.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
Dari sejumlah posting di Twitter, terlihat asap mengepul di tengah aksi protes. Dalam sebuah video yang dibagikan menunjukkan orang-orang yang terluka, namun hal itu belum diverifikasi.
Seorang saksi mata menggambarkan situasi kacau setelah apa yang dia katakan sebagai serangan mendadak dan terorganisir terhadap demonstran tidak bersenjata, oleh pasukan keamanan menggunakan amunisi.
Saksi mata mengatakan ban dan barikade dibakar oleh pengunjuk rasa untuk menangkis pasukan keamanan.
Demonstrasi itu berlanjut setelah pemimpin sipil bernegosiasi dengan Dewan Militer Transisi (TMC) tentang pembentukan pemerintahan sementara, yang akan bertugas selama negara itu mempersiapkan pemerintahan yang demokratis.
TMC sendiri telah memerintah Sudan sejak Presiden Omar al-Bashir digulingkan dari tampuk kekuasaan pada April 2019 lalu, pasca-protes masif dari warga sipil.
Sementara itu, aliansi oposisi Sudan dan kelompok protes telah melakukan pemogokan sejak Selasa, 28 Mei 2019 lalu. Hal itu terjadi saat ketegangan-ketegangan meningkat dengan penguasa militer negara itu terkait transisi menuju demokrasi.
Pembicaraan antara Dewan Militer Peralihan (TMC) dan Deklarasi Kekuatan Kebebasan dan Perubahan (DFCF) belum mengalami kemajuan kendati perundingan-perundingan sudah berjalan beberapa pekan mengenai apakah pihak sipil atau militer akan lebih dominan setelah penggulingan Presiden Omar al-Bashir yang sudah berkuasa lama bulan lalu.
Sebagian besar staf di sektor medis, kantor-kantor kelistrikan dan karyawan-karyawan di bank sentral dan juga bank-bank komersial melakukan pemogokan tetapi sektor-sektor lain hanya sebagian terpengaruh, demikian seperti dilansir dari Antara.
Banyak toko tetap buka sementara bus-bus masih mengangkut penumpang, kata seorang saksi mata Reuters.
Namun, Al Jazeera melaporkan bahwa sejumlah restoran populer dan transportasi publik di Khartoum tidak beroperasi.
Sedangkan bandar udara di Khartoum beroperasi seperti biasa meski mengalami gangguan akibat pemogokan, kata satu sumber otoritas penerbangan dan kantor berita Sudan, SUNA.
"Baru hari ini dua pesawat maskapai Ethiopia dan Saudi mendarat di bandara, tetapi beberapa karyawan maskapai melakukan protes dan memicu gangguan," kata seorang otoritas penerbangan lain seperti dilansir Al Jazeera.
Situs pelacakan penerbangan menunjukkan beberapa penerbangan inter nasional di Sudan tetap terjadwal pada Selasa 28 Mei, tetapi status sebagian besar penerbangan "tidak diketahui" atau "dibatalkan", lanjut Al Jazeera.
DFCF mengatakan pemogokan dua-hari itu akan mencakup perusahaan publik dan swasta, termasuk sektor penerbangan sipil, kereta api, perminyakan, perbankan, komunikasi dan kesehatan.
Reporter: Siti Khotimah
Sumber: Liputan6.com (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat massa 02 hendak masuk ke area Patung Kuda yang berada Jalan Medan Merdeka Barat, terjadi pelemparan dari arah pendukung 01
Baca SelengkapnyaLedakan terjadi beberapa jam sebelum parlemen dijadwalkan bersidang kembali setelah liburan musim panas.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut kondisi Kota Bitung saat ini aman dan terkendali.
Baca SelengkapnyaMassa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo meminta agar kejadian seperti bentrokan di Bitung tidak terulang kembali.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaSeorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, massa yang berjumlah sekira seribuan orang mendatangi kantor bupati dan DPRD setempat.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaPolisi memastikan masyarakat tak perlu khawatir mengingat saat ini kondisi Bitung sudah kondusif.
Baca SelengkapnyaKKB menyerang pos tower satgas tindak belukar ODC-2024 di Dusun Tigamajigi
Baca SelengkapnyaMassa merupakan pendukung salah satu calon anggota legislatif.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa nekat memanjat tembok & membakar Kedubes Swedia di Baghdad, Irak. Mereka murka setelah tau Alquran akan dibakar lagi di Swedia. SImak potretnya!
Baca Selengkapnya