Teknologi Mata Bionik, Harapan Baru Bagi Orang Buta yang Ingin Melihat Dunia
Merdeka.com - Pada suatu masa, ada sekawanan domba Australia, dengan penglihatan yang sangat tajam. Sekawanan kecil hewan ini menghabiskan tiga bulan pada tahun lalu menggunakan bionik, mata buatan, yang ditanam di belakng retina mereka.
Domba ini adalah bagian uji coba medis yang tujuan akhirnya adalah membantu orang-orang dengan beberapa jenis kebutaan untuk bisa melihat.
Tujuan spesifik uji coba pada domba ini adalah untuk melihat apakah alat yang ditanam dalam mata mereka, Phoenix 99, bisa menyebabkan reaksi fisik - mata buatan atau mata bionik disebut bisa ditoleransi dengan baik oleh binatang. Hasilnya, saat ini izin telah diajukan untuk mulai melakukan uji coba pada pasien manusia.
-
Siapa yang berisiko punya masalah penglihatan? Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dari orang tua dengan masalah penglihatan, seperti rabun jauh atau rabun dekat, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah serupa.
-
Kenapa pekerja kantoran rentan mengalami gangguan penglihatan? Gangguan penglihatan merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh para pekerja kantoran. Ini bisa saja terjadi karena para pekerja kantoran biasa terpapar layar komputer yang berkepanjangan, sehingga dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau yang dikenal sebagai Computer Vision Syndrome (CVS).
-
Gangguan mata apa yang bisa sebabkan penglihatan kabur? Gangguan mata refraktif bisa menyebabkan rabun jauh, rabun dekat, presbiopi, atau astigmatisme.
-
Siapa yang rentan mengalami penglihatan kabur? Kadar gula darah yang tinggi nyatanya juga dapat menyebabkan lensa mata membengkak, sehingga penglihatan menjadi kabur.
-
Siapa yang berisiko mengalami tuli? Tidak hanya orang dewasa saja, tuli jenis ini juga bisa terjadi pada bayi.
-
Mengapa mata kedutan bisa jadi tanda penyakit? Dalam kasus yang jarang terjadi, kejang kelopak mata dapat menjadi tanda peringatan awal dari gangguan gerakan kronis, terutama jika kejang tersebut disertai dengan kedutan wajah lainnya atau gerakan yang tidak terkendali.
Proyek ini dilakukan tim peneliti dari Universitas Sydney dan Universitas New South Wales, Australia.
Dikutip dari BBC, Senin (14/2)), Phoenix 99 ini nirkabel yang disambungkan dengan sebuah kamera kecil yang dipasang pada kacamata, yang bekerja dengan menstimulasi pemilik retina. Retina adalah laporan sel yang sensitif terhadap cahaya di belakang mata yang mengubah cahaya menjadi pesan-pesan elektrik, dikirim ke otak melalui saraf optik, dan diproses menjadi apa yang kita lihat.
Perangkat Phoenix 99 mampu melewati sel retina yang rusak, dan 'memicu' sel-sel yang masih bisa bekerja.
"Tidak ada reaksi yang tidak diinginkan dari jaringan sekitar perangkat, dan kami harap bisa tetap terpasang selama bertahun-tahun," jelas ahli biomedis Fakultas Teknik Biomedis Universitas Sydney, Samuel Eggenberger.
Sedikitnya 2,2 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan penglihatan, mulai dari tingkat rungan sampai kebutaan total, menurut WHO. Dampak kebutaan ini menurut WHO berpengaruh pada perekonomian global karena berkaitan dengan hilangnya produktivitas.
Harga fantastis
Dokter spesialis mata yang berbasis di New Jersey, Dr Diane Hilal-Campo mengatakan inovasi semacam ini tidak hanya mempermudah diagnosis dan lebih presisi, tapi juga mengubah perawatan pasien menjadi lebih baik.
Dia mencontohkan mata bionik yang telah ditanamkan di lebih dari 350 pasien di seluruh dunia yang disebut Argus II dari perusahaan AS, Second Sight.
Argus II bekerja dengan cara yang sama seperti Phoenix 99, dan versi awalnya pertama kali dipasang kepada seorang pasien pada 2011.
Second Sight saat ini kembali mengerjakan produk baru yang disebut Orion. Ini adalah implan pada otak, dan perusahaan mengatakan tujuannya adalah Orion akan bisa mengobati hampir semua jenis kebutaan. Proyek ini masih dalam tahap uji klinis awal.
Sistem mata bionik lainnya adalah Prima, dikembangkan perusahaan Prancis, Pixium Vision; dan Bionic Eye System yang dikembangkan tim Australia lainnya, Bionic Vision Technology.
Menurut Dr Hilal-Campo, salah satu masalahnya adalah teknologi ini harganya sangat mahal sehingga membuatnya hanya bisa terjangkau untuk kalangan tertentu. Argus II, misalnya, harganya mencapai USD 150.000 atau sekitar Rp 2,1 miliar.
Dia menambahkan, karena teknologinya masih dalam tahap awal, hasilnya belum mendekati sempurna.
"Saya tidak punya keraguan bahwa teknologi tersebut telah mengubah hidup para pasien yang cukup beruntung menerima cangkok ini," jelas Dr Hilal-Campo.
"Tapi saat ini, teknologi ini terbatas, hanya memungkinkan persepsi cahaya dan bayangan, dan, sampai batas tertentu, bentuk," lanjutnya.
"(Tapi) saya optimis, dalam beberapa tahun mendatang, perusahaan bioteknologi akan terus menemukan cara baru untuk membantu mengembalikan penglihatan mereka yang mengalami kehilangan penglihatan."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyaj 333.600 orang buta per tahun di Indonesia.
Baca SelengkapnyaButa warna apakah faktor genetik atau lingkungan? Mari kita eksplorasi pengertian buta warna, penyebabnya, dan apakah benar penyakit ini diwariskan.
Baca SelengkapnyaDemi mencegah peningkatan masalah yang terjadi, penanganan katarak secepat mungkin perlu untuk dilakukan.
Baca SelengkapnyaOperasi katarak bisa tidak hanya membuat pengelihatan seseorang kembali, namun juga meningkatkan kualitas hidup mereka.
Baca SelengkapnyaDi usia senja, banyak masalah kesehatan muncul merusak kesejahteraan. Salah satunya adalah kebutaan, yang disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya.
Baca SelengkapnyaKonsumsi obat tetes bukanlah cara yang tepat untuk menyembuhkan katarak. Pengobatan yang tepat adalah dengan operasi.
Baca SelengkapnyaJika Anda memiliki kondisi mata minus, perlu dipahami bahwa besar angka minus bisa bertambah kapan saja.
Baca SelengkapnyaPenting untuk segera mengenali tanda-tanda kerusakan kornea sebelum penglihatanmu terancam dan buta.
Baca SelengkapnyaPaparan berlebih dari blue light dapat memberikan dampak negatif, terutama bagi kesehatan mata.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga di Lebak, Banten mengalami kebutaan total dan penyebabnya masih belum diketahui
Baca SelengkapnyaIa lantas menjelaskan dari kaca mata medis macam penyebab penurunan fungsi penglihatan ini.
Baca Selengkapnya