Temuan Alat Penggiling Kuno Ini Ungkap Ungkap Misteri Zaman Neolitikum di Gurun Arab, Begini Penjelasan Ilmuwan
Alat penggiling ini digunakan utamanya untuk mengolah makanan.
Temuan Alat Penggiling Kuno Ini Ungkap Ungkap Misteri Zaman Neolitikum di Gurun Arab, Begini Penjelasan Ilmuwan
Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian menunjukkan bahwa wilayah kering di utara Arab Saudi pada masa lampau lebih hijau dan subur, memberikan sumber daya air dan kehidupan liar yang mencukupi bagi masyarakat awal pada periode Neolitikum. Namun, kondisi kekeringan saat ini di daerah tersebut menyebabkan minimnya pelestarian bahan organik, yang menghadirkan tantangan dalam merekonstruksi gaya hidup penduduk Neolitikum.
Sumber: Scitech Daily
Dalam studi terbaru yang terbit pada jurnal PLOS ONE, peneliti dari Institut Max Planck Geoanthropology, Dewan Riset Nasional Italia, Institut Heritage Science (CNR ISPC), dan University College London memaparkan analisis penggunaan alat penggiling yang ditemukan di Jebel Oraf di Gurun Nefud Arab Saudi. Temuan ini mengungkapkan wawasan baru tentang periode sejarah manusia yang masih kurang dipahami.
-
Apa yang ditemukan di Arab Saudi? Komisi Kerajaan AlUla (RCU) Arab Saudi mengumumkan penemuan menakjubkan saat tim arkeologi di situs Qurh di Kegubernuran AlUla menemukan kapak tangan zaman Paleolitik yang diperkirakan berusia lebih dari 200.000 tahun.
-
Apa yang ditemukan di gurun Saudi? Gambar Satelit Ungkap Ada Reruntuhan Misterius di Tengah Gurun Saudi, Ternyata Benteng Sangat Luas Berusia 4.000 Tahun
-
Kapan peralatan batu itu ditemukan? Penemuan itu termasuk dalam daftar temuan terpenting pada 2010 lalu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Zaman Batu? Peneliti menemukan belasan kasus pembunuhan terkait dengan tumbal di Eropa Zaman Neolitikum yang berlangsung dalam kurun waktu 2.000 tahun.
Analisis penggunaan alat menunjukkan penggiling ini digunakan untuk mengolah tulang, pigmen, dan tanaman, dan terkadang digunakan kembali untuk berbagai tujuan selama masa pemakaian, sebelum akhirnya rusak dan ditempatkan di atas perapian.
Foto: Ceri Shipton
Dalam penelitian terbaru ini, para peneliti memanfaatkan mikroskop berkekuatan tinggi untuk membandingkan pola keausan pada benda arkeologi dengan alat eksperimental.
Foto: Ceri Shipton
Pada percobaan tersebut, proses penggilingan biji-bijian, tanaman lain, tulang, atau pigmen menghasilkan jejak makro dan mikro khas pada permukaan alat yang digunakan, termasuk retakan, pembulatan tepi biji-bijian individual, area yang rata, garis-garis, dan berbagai jenis polesan. Jejak-jejak khas ini juga terdeteksi pada alat penggiling Neolitikum, memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi jenis bahan yang sedang diolah.
Walaupun peninggalan fauna sebelumnya sudah menunjukkan bahwa daging dimasak dan dikonsumsi di Jebel Oraf, pola keausan menunjukkan bahwa daging dan tulang awalnya diolah menggunakan batu penggiling, membuka kemungkinan bahwa tulang dipecah untuk mengakses sumsum tulang.
Peralatan penggiling turut digunakan untuk mengolah tanaman. Meskipun tidak ada bukti biji-bijian yang sudah dijinakkan di wilayah utara Arab Saudi pada periode ini, peneliti menyatakan bahwa tanaman liar digiling dan mungkin dipanggang menjadi roti sederhana.
Para peneliti juga menemukan bukti pengolahan pigmen, yang mereka klaim mungkin terkait dengan lukisan Neolitikum. Hasil temuan mereka menunjukkan bahwa pigmen digiling dan diolah dalam skala yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya, di amna kemungkinan terdapat lebih banyak seni batu Neolitikum yang dicat daripada yang dapat dilihat dari beberapa panel yang masih ada.
"Jelas bahwa alat penggiling sangat penting bagi penduduk Neolitikum Jebel Oraf. Banyak yang digunakan secara intensif, dan beberapa bahkan memiliki lubang di dalamnya yang menunjukkan bahwa mereka dipindahkan. Itu berarti orang membawa alat penggiling yang berat bersama mereka dan fungsionalitasnya pasti merupakan elemen penting dalam kehidupan sehari-hari," kata Giulio Lucarini dari Dewan Riset Nasional Italia, penulis utama lainnya dari studi ini.
Meskipun analisis semacam ini jarang diterapkan pada bahan arkeologis dari Semenanjung Arab, tetapi dapat memberikan informasi yang penting mengenai pembuatan, penggunaan, dan penggunaan kembali alat penggiling. Informasi ini pada gilirannya dapat memberikan wawasan tentang kehidupan sehari-hari, ekonomi, dan seni dari masyarakat yang membuatnya.
Sumber: Scitech Daily