Arkeolog Temukan Toko Roti Zaman Prasejarah Berusia 2.800 Tahun, Begini Isinya
Toko roti itu berasal dari Zaman Perunggu Akhir dan Awal Zaman Besi sekitar 2.800 tahun lalu.
Arkeolog dari Kantor Negara Bagian Bavaria untuk Pelestarian Monumen (BLfD) yang sedang menggali sebidang tanah di Burgbernheim, Jerman, menemukan lubang yang tidak biasa berisi tumpukan sisa-sisa bangunan hangus dan berisi batu-batu usang.
Menurut studi arkeobotani lubang-lubang ini berhubungan dengan penyiapan makanan.
-
Kapan roti tertua di dunia ditemukan? Penemuan ini menunjukkan arkeologi modern saat ini juga mempelajari arkeologi makanan.
-
Apa yang ditemukan di toko roti? Arkeolog mengumumkan penemuan penjara dalam toko roti di reruntuhan kota kuno Pompeii di Italia.
-
Bagaimana cara arkeolog menemukan roti tertua di dunia? Arkeolog menemukan sebuah struktur oven di area yang disebut 'Mekan 66'. Di sekitar oven yang sebagian besar telah hancur, ditemukan gandum, barley, biji kacang polong, dan beberapa temuan yang mungkin merupakan makanan.
-
Dimana penemuan roti tertua di dunia ditemukan? Arkeolog menemukan roti berusia 8.600 tahun di Çatalhöyük, sebuah pemukiman Neolitikum di Turki tengah.
-
Di mana toko roti tersebut berada? Dalam pengumuman yang disampaikan melalui media sosial, pihak gerai pretzel menginformasikan bahwa mereka telah memberhentikan staf bernama Alice Chang dan menutup lokasi di Mid Valley Megamall untuk 'disinfeksi dan pembersihan menyeluruh,' kata laporan dari Channel News Asia Rabu (9/10/2024).
-
Dimana toko roti itu berlokasi? Toko roti di kawasan Rawa Belong, Palmerah, Kota Jakarta Barat mampu menyiasati kenaikan harga bahan pokok yang terjadi belakangan.
Hasil analisis dari sampel arang tersebut mengandung 83% residu biji-bijian seperti millet, einkorn, spelt, dan oat yang menonjol, serta biji-bijian langka seperti sisa-sisa biji physalis.
Sementara itu uji penanggalan karbon pada sampel arang, sisa-sisa pada lubang ini berasal dari Zaman Perunggu Akhir dan Awal Zaman Besi sekitar 2.800 tahun lalu.
"Lubang-lubang untuk memasak sudah diketahui dari penyelidikan sebelumnya baik di wilayah ini maupun di luar wilayah tersebut,” jelas Dr. Stefanie Berg, kepala Departemen Pelestarian Monumen Arkeologi, BLfD, seperti dilansir laman Heritage Daily, Jumat (6/12)
“Tetapi penemuan struktur-struktur yang kini telah terdokumentasikan akhirnya mampu rekonstruksi penggunaan pertanian selama zaman logam di Bavaria," imbuhnya.
Tim peneliti juga menemukan batu penggiling berukuran 26 cm x 34 cm. Batu tersebut memiliki bagian atas yang licin dan cekung, para ahli meyakini bahwa batu tersebut terutama digunakan untuk menggiling biji-bijian menjadi tepung.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti