Arkeolog Temukan Roti Tertua di Dunia, Usianya 8.600 Tahun, Lebih Tua dari Roti Mesir Kuno
Arkeolog Temukan Roti Tertua di Dunia, Usianya 8600 Tahun, Lebih Tua dari Roti Mesir Kuno
Penemuan ini menunjukkan arkeologi modern saat ini juga mempelajari arkeologi makanan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Turki? Arkeolog di Turki menemukan celengan yang dikubur di dalam tanah berisi koin emas kuno, yang diyakini dicetak di Kekaisaran Persia.
-
Apa temuan arkeologi di Turki? Patung yang ditemukan hanya berupa kepala ini terbuar dari marmer. Patung dewa dan dewi Yunani kuno ditemukan di kota kuno Aizanoi, Turki barat, dalam penggalian terbaru para arkeolog.
-
Siapa yang menemukan kayu tertua? Larry Barham, arkeolog dari Universitas Liverpool di Inggris dan penulis utama studi dalam penelitian ini mengatakan kepada AFP bahwa struktur ini merupakan 'penemuan kebetulan' pada tahun 2019 saat penggalian di lokasi yang terletak di tepi Sungai Kalambo atas air terjun setinggi 235 meter.
-
Kapan rumah batu di Turki ditemukan? Arkeolog Turki mengumumkan penemuan reruntuhan bersejarah dan rumah batu berusia 350.000 tahun.
Arkeolog Temukan Roti Tertua di Dunia, Usianya 8.600 Tahun, Lebih Tua dari Roti Mesir Kuno
Arkeolog menemukan roti berusia 8.600 tahun di Çatalhöyük, sebuah pemukiman Neolitikum di Turki tengah.
Çatalhöyük patut dicatat karena merupakan salah satu desa besar era neolitikum manusia pertama yang dibangun.
Penuh dengan rumah-rumah bata lumpur yang padat dan dihiasi dengan lukisan dan dekorasi simbolis, populasinya berkisar 8.000 jiwa.
Hal ini menjadikannya salah satu pemukiman terbesar pada masanya, di suatu tempat di antara desa yang sangat besar dan kota kecil.
Rumah terbuat dari batu bata lumpur melalui pintu langit-langit, dan mereka menyusuri trotoar yang mengelilingi atap-atap kota.
Arkeolog menemukan sebuah struktur oven di area yang disebut "Mekan 66". Di sekitar oven yang sebagian besar telah hancur, ditemukan gandum, barley, biji kacang polong, dan beberapa temuan yang mungkin merupakan makanan.
Analisis yang dilakukan di Pusat Penelitian dan Penerapan Sains dan Teknologi Universitas Necmettin Erbakan (BITAM) menetapkan residu spons tersebut merupakan roti yang difermentasi dari 6600 SM.
Kepala Komite Penggalian dan Anggota Fakultas Universitas Anadolu, Profesor Ali Umut Türkcan mengatakan, ketika "arkeologi" disebutkan, yang terlintas dalam benak kita adalah bangunan, monumen, dan penemuan.
Penemuan ini menunjukkan arkeologi modern saat ini juga mempelajari arkeologi makanan, kata Turkcan.
"Kami perlu mengatakan titik awal arkeologi makanan adalah Anatolia. Çatalhöyük adalah salah satu perhentian yang sangat penting di sini. Itu kami temukan pada 2021," kata dia.
"Dalam penggalian di Turki, kami telah menunjukkan, kami sekarang dapat mendeteksi sisa-sisa organik seperti itu dengan dokumentasi yang sangat sensitif dan studi yang terperinci," katanya.
Kota Neolitikum Çatalhöyük memiliki tempat yang penting dalam bidang ini, kata Türkcan.
"Temuan spons kecil dan bulat di sudut oven disebutkan sebagai roti setelah dilakukan dokumentasi yang cermat. Fakta bahwa strukturnya ditutupi dengan tanah liat tipis memungkinkan semua sisa-sisa organik ini, baik kayu maupun roti, dapat diawetkan hingga saat ini.
Uji radiokarbon yang dilakukan di Pusat Penelitian Marmara TUBITAK (MAM) menunjukkan sampel roti itu berasal dari masa sekitar 6.600 SM
Menurut Turkcan, bukti paling awal yang diketahui tentang roti beragi berasal dari Mesir, sementara penemuan di Catalhoyuk mendahului yang lainnya, menjadikannya roti tertua di dunia.
"Kita dapat mengatakan temuan dari Çatalhöyük ini adalah roti tertua di dunia. Ini adalah versi kecil dari roti tawar. Roti ini memiliki jari yang ditekan di tengahnya, tidak dipanggang, tetapi difermentasi dan sampai pada masa sekarang dengan pati di dalamnya.
Tidak ada contoh seperti itu. Catalhoyuk sudah menjadi pusat dari banyak hal yang pertama."
Pada tahun 2012, Çatalhöyük ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.