Twitter hapus 1 juta akun teroris dalam dua tahun
Merdeka.com - Media sosial Twitter dalam laporan terbarunya yang dirilis kemarin menyatakan dalam paruh pertama tahun ini telah menghapus sekitar 300 ribu akun yang mendukung terorisme.
Laman CNN melaporkan, Rabu (20/9), sekitar 95 persen dari akun itu terlacak oleh perangkat internal Twitter. Enam bulan sebelumnya ada sebanyak 74 persen dari akun-akun itu yang terlacak oleh perangkat tersebut.
Sejak pertama kali mengumumkan akan memerangi terorisme pada Agustus 2015, Twitter total telah menghapus lebih dari 935 ribu akun penyokong terorisme. Sejauh ini Twitter juga bekerja sama dengan organisasi lain serta merekrut sejumlah orang untuk masuk dalam tim yang melacak akun-akun itu.
-
Bagaimana cara kerja sistem blokir Twitter yang baru? Meskipun demikian, keputusan ini menimbulkan kontroversi karena memberikan kesan bahwa pengguna yang diblokir masih dapat mengganggu orang lain dengan mengintip unggahan atau daftar followers.
-
Kenapa akun Instagram dihapus saat hapus Threads? Berdasarkan laporan dari TechCrunch, saat ini belum tersedia fitur hapus akun Threads Instagram. Maka, menghapus akun Threads Instagram akan otomatis menghapus juga akun Instagram kita. Sebab, akun Threads Instagram terhubung dengan akun Instagram pengguna.
-
Siapa yang mendirikan perusahaan Twitter? Twitter merupakan platform micro-blog yang didirikan oleh Jack dorsey pada tahun 2006.
-
Logo Twitter sekarang apa? Elon Musk resmi mengganti logo burung biru Twitter dengan simbol X pada Senin (24/7).
-
Apa yang diubah Elon Musk tentang blokir akun di Twitter? Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa akun yang diblokir oleh pengguna lain tetap dapat melihat postingan atau unggahan dari akun yang memblokirnya.
-
Siapa yang mundur dari APTIKA Kominfo? Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, mengapresiasi keputusan Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kominfo, Semuel A. Pangerapan mundur dari jabatannya.
Twitter merilis laporan semacam ini dua kali dalam saban tahun. Sejumlah akun dihapus atas permintaan pemerintah.
Sebelumnya Twitter kerap dikritik karena gagal melacak pelanggaran kekerasan, termasuk terorisme, dalam akun-akun para pengguna. Twitter beralasan hal itu terjadi karena beberapa alasan, misalnya akun tersebut isinya tidak melanggar peraturan yang mereka tetapkan.
Laporan terbaru dari jaringan peneliti VOX-Pol menyatakan Twitter sudah tidak lagi menjadi tempat nyaman bagi para pendukung kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah data menyoroti peningkatan moderasi konten di bawah kepemimpinan Elon Musk, meskipun platform tersebut mengklaim mendukung kebebasan berbicara.
Baca SelengkapnyaKominfo telah memblokir akun-akun yang terindikasi menyebar paham radikalisme.
Baca SelengkapnyaSisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaJumlah ini terhitung sejak 20 Oktober 2024 hingga 5 November 2024 pukul 06.00 WIB.
Baca SelengkapnyaDi tengah pendapatan minus, pencabutan larangan iklan politik jadi opsi Elon Musk.
Baca SelengkapnyaKomdigi juga merekomendasikan sejumlah grup yang mempromosikan judi online di berbagai platform pesan instan dan media sosial segera ditutup.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris yang ditangkap di Bekasi berinisial DE (27).
Baca SelengkapnyaSecara akumulatif sejak 20 Oktober hingga 22 November 2024, Kemkomdigi sudah melakukan penindakkan sebanyak 352.719 konten judi online.
Baca SelengkapnyaRamadhan tidak membeberkan secara detail sosok S yang bekerjasama dengan M.
Baca SelengkapnyaKasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar menjelaskan terkait dua tersangka yang tewas adalah teroris di Lampung, pada 12 April 2023.
Baca Selengkapnya