Meski Akun X Diblokir Pengguna Lain, Masih Bisa Baca Postingannya
Pengguna yang diblokir di akun X alias Twitter tetap dapat melihat cuitan dari akun yang memblokirnya.
X alias Twitter baru-baru ini mengumumkan perubahan terkait mekanisme pemblokiran akun X di platform mereka. Pemilik Twitter, Elon Musk, pertama kali mengungkapkan perubahan ini pada bulan September yang lalu.
Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa akun yang diblokir oleh pengguna lain tetap dapat melihat postingan atau unggahan dari akun yang memblokirnya. Selain itu, pemilik akun yang diblokir juga masih bisa mengakses daftar Following (akun yang diikuti) dan Followers (akun yang mengikuti).
-
Kenapa Elon Musk batasi akses Twitter? Langkah ini, kata Musk, adalah untuk mengatasi tingkat ekstrim dari pengikisan data dan manipulasi sistem.
-
Kenapa Elon Musk mengubah fitur pemblokiran di X? Menurut akun @XEng, tujuan dari perubahan ini adalah untuk meningkatkan transparansi di platform. Melalui perubahan ini, pengguna dapat mengetahui jika ada orang yang berusaha menyembunyikan atau menyebarkan informasi pribadi atau berbahaya tentang mereka.
-
Apa batasan Twitter yang Elon buat? Dalam tweetnya yang dilansir dari BBC, Minggu (2/7), Elon mengatakan pengguna tak terverifikasi (atau tak berbayar) hanya bisa membaca 600 cuitan perhari dan kemudian ditambah menjadi 800 kicauan.
-
Siapa yang mengizinkan penggunaan data pengguna di X (Twitter)? X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, juga secara otomatis mengizinkan penggunaan postingan publik untuk melatih AI chatbot mereka, Grok.
-
Bagaimana fitur pemblokiran di X bekerja setelah perubahan? Meskipun pengguna memblokir seseorang, mereka tetap dapat melihat unggahan jika akun Anda bersifat publik (tidak terkunci). Namun, pengguna yang telah diblokir tidak akan bisa mengklik tombol like, reply, atau repost.
-
Siapa yang mendukung perubahan fitur pemblokiran di X? Di sisi lain, ada kelompok yang mendukung kebijakan Elon Musk. Mereka berargumentasi bahwa bagi akun publik, pengguna yang diblokir tetap dapat mengakses konten dengan membuat akun baru. Oleh karena itu, fitur blokir yang lama dianggap tidak efektif.
Menurut The Verge pada Rabu (6/11), Elon Musk berpendapat bahwa melarang seseorang untuk melihat unggahan publik dari orang lain adalah tindakan yang tidak rasional. Meskipun demikian, keputusan ini menimbulkan kontroversi karena memberikan kesan bahwa pengguna yang diblokir masih dapat mengganggu orang lain dengan mengintip unggahan atau daftar followers.
Sebelumnya, pada bulan Oktober, seorang engineer di X alias Twitter menyatakan bahwa orang yang memblokir pengguna lain dapat mencuit hal-hal negatif tentang orang yang diblokir tanpa sepengetahuan mereka.
Perubahan ini juga dianggap meningkatkan transparansi, meskipun pengguna yang sudah diblokir masih dapat melihat cuitan dan daftar akun yang diikuti, mereka tidak dapat melakukan tindakan seperti mem-follow, membalas, memberi like, DM, repost, atau berinteraksi dengan unggahan dari pihak yang memblokir.
Walaupun telah memblokir seseorang, mereka tetap dapat melihat unggahanmu jika akun bersifat publik. Namun, pengguna yang telah diblokir tidak dapat melakukan interaksi seperti mengeklik tombol like, membalas, atau melakukan repost.
Dengan kata lain, mereka yang diblokir tidak bisa berinteraksi dengan tweet dari pengguna yang memblokir mereka. Menurut akun @XEng, perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi. Dengan adanya pembaruan ini, pengguna dapat menyadari jika ada orang yang mencoba menyembunyikan atau menyebarkan informasi pribadi yang berbahaya tentang mereka.
Mengutip Phone Arena, pada Jumat (18/10), Elon Musk telah lama mengungkapkan tentang fitur pemblokiran ini, dan rencana untuk melakukan perubahan ini sudah diumumkan sejak bulan Mei.
Sebelumnya, ketika seseorang memblokir akun lain, pengguna tersebut tidak dapat melihat atau berinteraksi dengan postingan dari akun yang memblokir. Namun, dengan peraturan baru ini, mekanisme pemblokiran menjadi lebih fleksibel.
Pro dan Kontra
Pengumuman ini menimbulkan berbagai reaksi di kalangan pengguna. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa fitur pemblokiran yang lama sangat penting untuk melindungi privasi dan memberikan kontrol kepada pengguna tentang siapa yang dapat melihat konten mereka. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa perubahan ini dapat meningkatkan risiko pelecehan terhadap pengguna.
Di sisi lain, ada pula yang mendukung kebijakan yang diambil oleh Musk. Mereka berargumen bahwa bagi akun publik, orang yang diblokir masih dapat melihat konten dengan membuat akun baru, sehingga fitur blokir yang lama dianggap kurang efektif.
Perubahan ini merupakan salah satu dari banyak langkah yang telah diterapkan oleh Elon Musk setelah ia mengambil alih X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Langkah ini dilaporkan diambil sebagai upaya untuk mempromosikan kebebasan berbicara, sesuai dengan visi Musk.
Ia percaya bahwa semua orang seharusnya dapat melihat unggahan publik, meskipun mereka telah diblokir oleh pengguna lainnya. Dampak dari perubahan ini terhadap pengguna masih menjadi pertanyaan. Beberapa mungkin merasa terbantu, sementara yang lain mungkin merasa terganggu dengan kebijakan baru ini.