Bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi kembali pecah di Nanterre, pinggiran Kota Paris, Prancis, pada Rabu (28/6/2023) malam waktu setempat. Ini merupakan malam kedua saat massa berunjuk rasa memprotes penembakan fatal yang menewaskan remaja 17 tahun.

Dalam bentrokan di Nanterre, massa yang mengamuk nekat menembakkan kembang api ke arah polisi. Mereka juga membakar beberapa mobil.

Aksi ini membuat malam di pinggiran Paris itu mencekam.

Tak hanya di Paris, aksi unjuk rasa memprotes kebrutalan polisi ini juga terjadi di kota kota lain, seperti Lille dan Toulouse. Sementara, kerusuhan juga pecah di Amiens dan Dijon.

Kementerian Dalam Negeri sebelumnya menyerukan ketenangan. Sebanyak 2.000 polisi disebut telah dikerahkan di wilayah Paris untuk mengatasi demo.

Dikutip Reuters (29/6), Presiden Emmanuel Macron sebelumnya menyebut penembakan itu tidak dapat dijelaskan dan dimaafkan.

Penggunaan kekuatan mematikan oleh aparat polisi kepada remaja 17 tahun asal Afrika Utara ini menambah persepsi masyarakat tentang kebrutalan polisi di Prancis.

Kelompok HAM menuduh rasisme sistemik telah menjalar dalam lembaga penegak hukum di Prancis. Tuduhan itu sebelumnya dibantah oleh Macron.