Pemandangan sebuah ledakan ketika Korea Utara menguji coba drone nuklir bawah laut 'Haeil' di perairan lepas pantai Kabupaten Riwon, Hamgyong Selatan, dalam gambar yang dirilis Kantor Berita Nasional Korea (KCNA) pada Jumat (24/3/2023).
Makin Ngeri, Korut Pamer Drone Nuklir Bawah Laut yang Bisa Picu Tsunami Radioaktif
Korea Utara
Dalam pengujian, drone strategis itu meluncur di bawah air pada kedalaman 80 hingga 150 meter selama lebih dari 59 jam dan meledakkan muatan non-nuklir di perairan lepas pantai timurnya.
Menurut KCNA, sistem drone nuklir terbaru itu dirancang untuk melakukan serangan diam-diam ke perairan musuh, serta menghancurkan kelompok penyerang angkatan laut dan pelabuhan operasional utama.
Drone nuklir ini juga memiliki kemampuan untuk menciptakan gelombang tsunami radioaktif melalui ledakan bawah airnya.
Analis mengatakan Korea Utara memamerkan ancaman nuklirnya yang semakin beragam ke Washington dan Seoul, meskipun mereka ragu apakah kendaraan bawah air siap untuk ditempatkan.
"Akan ada silo, gerbong kereta, kapal selam, dan peluncur rudal bergerak. Dan sekarang mereka menambahkan torpedo bawah air ini ke dalam campuran," kata Ankit Panda, analis yang berbasis Carnegie Endowment for International Peace, sebagaimana dikutip Reuters (24/3).
Kim Jong Un mengungkapkan hubungan erat dengan Vladimir Putin dalam suratnya.
Baca SelengkapnyaKim Jong Un memimpin rapat untuk strategi anti-AS paling ketat di 2025.
Baca SelengkapnyaPejabat di Korea Selatan mengungkapkan bahwa peretas dari Korea Utara terlibat dalam kegiatan siber ilegal yang dikategorikan sebagai tindakan kriminal.
Baca SelengkapnyaAnggota parlemen Korea Selatan juga melaporkan bahwa lebih dari 1.000 tentara Korea Utara mengalami luka-luka dalam konflik antara Ukraina dan Rusia.
Baca SelengkapnyaPresiden Yoon Suk Yeol akan menghadapi lagi proses pemakzulan yang dijadwalkan berlangsung pada akhir pekan ini.
Baca SelengkapnyaKewajiban militer di Korea Selatan bertujuan untuk melindungi negara dari ancaman, terutama yang berasal dari Korea Utara.
Baca SelengkapnyaKonflik Korea Selatan dan Korea Utara berawal dari perbedaan ideologi yang muncul setelah Perang Dunia II, dan hingga saat ini masih dalam keadaan bermusuhan.
Baca SelengkapnyaMeskipun demikian, terdapat momen kedekatan antara AS dan Korea Utara selama periode kepresidenan Trump yang pertama.
Baca SelengkapnyaDua negara tersebut semakin memperkuat hubungan di bidang politik, militer, dan budaya, terutama setelah serangan Rusia ke Ukraina.
Baca SelengkapnyaSebagai balasan atas serangan tersebut, Kim Jong-un memerintahkan militer Korea Utara untuk membombardir wilayah Korea Selatan dengan balon sampah dan tinja.
Baca SelengkapnyaTKI ungkap kondisi terkini di pabrik-pabrik Korea Selatan usai eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea memanas.
Baca SelengkapnyaUntuk pertama kalinya, militer Ukraina terlibat pertempuran melawan pasukan Korea Utara.
Baca Selengkapnya