Jalan H. Tamim, pusat kain jeans tertua di Bandung
Merdeka.com - Jalan H. Tamim dikenal sebagai salah satu sentra perdagangan kain jeans tertua di Bandung. Meski sebenarnya bukan hanya kain jeans saja dijual, melainkan berbagai macam jenis kain dan model pakaian.
Pantauan Merdeka Bandung, aktivitas transaksi di Jalan Tamim tidak kalah sibuk dengan Pasar Baru. Posisi Jalan Tamim tepat di belakang pasar tua tersebut. Sejumlah toko dan pedagang kaki lima menyajikan berbagai jenis kain, baik eceran maupun grosiran.
Di Jalan Tamim, pembeli kain bisa langsung meminta dijahitkan pakaian sesuai selera dan ukuran. Tidak sedikit toko maupun pedagang kain kaki lima menjajakan barang berikut jasa tukang jahit. Banyak juga pakaian jadi dari bahan jeans hingga kebaya.
-
Di mana produk-produk itu dijual? Sebuah studi baru mengungkapkan adanya ratusan produk kosmetik yang mengandung bahan terlarang. Pada hari Rabu, European Chemicals Agency (ECHA) merilis temuannya setelah menyelidiki hampir 4.500 produk kosmetik di 13 negara Eropa.
-
Dimana para pedagang menjual kolang kaling dan cincau? Jika berkunjung ke Pasar Kebayoran Lama pada empat hari menjelang bulan Ramadan maka pengunjung bisa menemukan banyak lapak penjual kolang kaling sampai cincau.
-
Apa yang dijual? Dia merinci, luas tanah lokasi berdirinya masjid 300 meter persegi.'Sementara tanah kosong yang di belakang masjid kurang lebih luasnya juga 300 meter persegi. Jadi kurang lebih dua sertifikat itu luas lahannya 600 meter,' ungkapnya.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Apa saja yang dijual di Pasar Kangen? Pengunjung Pasar Kangen akan menemui berbagai aneka jajanan yang khas, unik, dan langka. Jajanan itu terdiri dari kuliner tempo dulu, mainan lawas, dan beraneka ragam barang antik.
-
Dimana pedagang kelontong berjualan? Awalnya mereka menjajakan dagangannya dari rumah ke rumah, atau menawarkan barang dagangannya untuk dijual di hotel.
Kain yang dijual di gang ini sangat beragam, mulai dari jeans, denim, cino, katun, parasit, brukat, taslan atau kain mikro; kain twil yang biasa dipakai bahan membuat seragam; kain rifstof yang mirif parasit, kain ini biasa dipakai bahan untuk membuat jaket.
Jenis kain lainnya adalah spandek sebagai bahan membuat hijab yang kini sedang ngetren-ngetrennya perempuan berhijab; kain belacu, brukat, berbagai jenis kain seprei, berbagai jenis kain untuk bahan kaos seperti model denim yang terdiri dari beberapa model, misalnya untuk membuat kaos strit, sweater, jaket, training dan lainnya.
Soal harga, belanja di Jalan Tamim sama dengan harga pasar tradisional, semua bisa ditawar. Sebagai gambaran, bahan kain eceran antara Rp 55.000 sampai 75.000 per meternya. Sedangkan ongkos pembuatan antara Rp 40.000 sampai 60.000.
Untuk harga grosir beda lagi, biasa dihitung dengan yard, 1 yard 91,4 centimeter. Harga beli grosiran atau roll-an lebih murah dari eceran. Untuk berbagai jenis kain harga antara Rp 3.000 sampai Rp 20.000 peryard.
Kain-kain di Jalan H. Tamim dipasok dari sejumlah pabrik yang berdiri di Bandung Raya, misalnya kawasan pabrik Rancaekek, Majalaya, Palasari, Dayeuhkolot, Cigondewah. Pembelinya beragam, dari dalam Bandung hingga luar pulau Jawa.
Para pembeli merupakan produsen pakaian jadi seperti rumah-rumah industri dan penjual pakaian jadi. Ada juga turis Pasar Baru yang "nyasar" ke Jalan H. Tamim, terutama turis Malaysia, Singapura dan India, bahkan sesekali turis bule atau Eropa.
Belum ada data resmi tentang pedagang kain di Jalan H. Tamim, yang jelas jumlahnya berjajar sepanjang Jalan Tamim, menyebar di mulut-mulut gang hingga ke Jalan Dulatif dan Jalan Otto Iskandar Di Natta di mana lebih banyak penjual yang menjual kain atau pakaian secara eceran.
Akses menuju Jalan H. Tamim cukup mudah, posisinya persis di belakang Pasar Baru yang berada di tengah Kota Bandung, 20 menit dari Bandara Husein Sastranegara. Bagi yang membawa kendaraan pribadi, bisa parkir di Pasar Baru atau di kawasan parkir di sekitaran Pasar Baru.
Dari Pasar Baru ke Jalan H. Tamim bisa ditempuh dengan jalan kaki, melalui gang-gang yang ada di kiri kanan Pasar Baru. Akses lain, bisa ditempuh melalui Jalan Sudirman, jaraknya tidak jauh dari perempatan Otista-Sudirman, posisi Jalan H. Tamim berada di kanan.
Jalan H. Tamim juga bisa ditempuh dari St Hall dengan angkot St Hall-Gedebage yang rutenya memasuki sebagian Jalan H. Tamim. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasar tekstil di Jakarta, seperti Pasar Cipulir dan Pasar Tanah Abang, mulai diserbu para reseller.
Baca SelengkapnyaWarga menyerbu Pasar Tanah Abang untuk berbelanja kebutuhan lebaran. Di sana mereka bisa memilih dan mencari ragam busana lebaran.
Baca SelengkapnyaDari aneka pakaian sampai makanan tradisional bisa dijumpai di Pasar Baru Trade Center. Harganya bisa ditawar dan tak bikin kantong bolong.
Baca SelengkapnyaPasar Baru menjadi salah satu landmark utama di Jakarta. Dahulu, tempat ini juga menjadi pusat perbelanjaan tertua sejak 1820.
Baca SelengkapnyaPasar Benhil selalu jadi daya tarik para pemburu takjil. Menu yang ditawarkan juga lengkap. Kisahnya dimulai pada tahun 1970-an.
Baca SelengkapnyaBerdiri sejak abad ke-19, toko jamu ini masih eksis bertahan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaBahan takjil yang dijual sendiri mulai dari kolang kaling, berbagai jenis jeli sampai cincau. Harganya murah
Baca SelengkapnyaDepot ini dibangun dengan dedikasi tinggi satu keluarga
Baca SelengkapnyaAda perabot rumah tangga sampai produk fashion berbahan anyaman yang mendunia.
Baca SelengkapnyaSejarah Museum Batik dimulai setelah bangunan tersebut difungsikan sebagai markas BKR
Baca SelengkapnyaTakjil menjadi salah satu bagian yang paling identik dengan bulan puasa saat Ramadan.
Baca SelengkapnyaPembukaan Little Bangkok perlahan menggairahkan kembali aktivitas bisnis dan perdagangan di Pasar Tanah Abang,
Baca Selengkapnya