Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Loyalitas Letnan Onoda, tetap gerilya 29 tahun setelah Jepang kalah

Loyalitas Letnan Onoda, tetap gerilya 29 tahun setelah Jepang kalah Letnan Hiroo Onoda saat dijemput tim pencari Filipina. ©Amusing Planet

Merdeka.com - Kisah Letnan Hiroo Onoda, seorang tentara Jepang pada masa Perang Dunia II bisa menjadi gambaran tingginya loyalitas seseorang terhadap apa yang diyakininya. Pria ini masih terus berjuang untuk negaranya hingga puluhan tahun setelah perang berakhir.Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II tak hanya membawa kesengsaraan bagi negara yang dijajah, warga negeri matahari terbit sendiri juga merasakan derita. Warga sipil dilanda teror karena serangan udara yang mengancam sewaktu-waktu. Sementara anak-anak muda dikirim menjadi pasukan berani mati, nasib yang harus mereka terima demi kesetiaan kepada negara. Karena itulah, banyak warga Jepang yang merasa lega ketika Kaisar Hirohito akhirnya mengumumkan untuk menyerah.Namun tak sedikit pula para prajurit yang merasa malu. Pasalnya mereka sudah diajarkan untuk berjuang sampai titik darah penghabisan. Lebih baik mati karena bunuh diri daripada tertangkap musuh. Ada pula yang terus bergerilya karena tak percaya, pemerintah yang memiliki harga diri tinggi akan mengumumkan penyerahan kepada musuh. Itulah yang dipikirkan Letnan dua Hiroo Onoda ketika dia mendengar berita tentang berakhirnya Perang Dunia II.

letnan hiroo onoda

Letnan dua Hiroo Onoda di masa muda. ©CNN

Onoda masih berumur 22 tahun ketika dikirim ke Pulau Lubang, Filipina pada bulan Desember tahun 1944. Onoda ditugaskan sebagai tentara intelijen. Ketika pasukan sekutu mendarat di Lubang, Onoda dan kelompoknya naik ke gunung dan terus berjuang sebagai gerilyawan. Mereka bertahan hidup dengan buah pisang dan kelapa yang didapat dari hutan. Kadang-kadang dengan mencuri sapi dari desa terdekat. Beberapa kali sempat melakukan serangan diam-diam.

letnan hiroo onoda

Letnan Hiroo Onoda saat dijemput dari persembunyian. ©Amusing Planet

Tak lama setelah perang berakhir, kelompok Onoda yang hanya tersisa empat orang menemukan selebaran yang dijatuhkan dari udara mengumumkan bahwa perang usai dan memerintahkan semua prajurit yang tersisa untuk menyerahkan diri. Onoda dan rekan-rekannya sepakat kalau ini adalah jebakan untuk memancing mereka keluar dari persembunyian. Jadi mereka terus bergerilya. (mdk/tsr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Viral Pria Ini Bagikan Perjuangan Kerja di Jepang, Tinggal di Pedalaman Dekat Makam
Viral Pria Ini Bagikan Perjuangan Kerja di Jepang, Tinggal di Pedalaman Dekat Makam

Awalnya, ia ingin menyerah dan pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Cerita Peltu Satuni saat Tugas di Timor Timur, Mayjen TNI Kunto Sakit Tidak Mau di Evakuasi 'Tak Tembak Nanti Heli Turun'
Cerita Peltu Satuni saat Tugas di Timor Timur, Mayjen TNI Kunto Sakit Tidak Mau di Evakuasi 'Tak Tembak Nanti Heli Turun'

Kunto Arief dikenal sebagai pemimpin prajurit yang bijak dan menyejahterakan anggotanya di medan perang.

Baca Selengkapnya
Kisah Heroik & Humanis, Pilot TNI AU Bebaskan Sandera di Papua Tanpa Korban Jiwa
Kisah Heroik & Humanis, Pilot TNI AU Bebaskan Sandera di Papua Tanpa Korban Jiwa

Misi itu berhasil menyelamatkan seluruh anggota TNI dan Polri yang dikepung. Di sisi lain, tak jatuh satu pun korban dari warga sipil.

Baca Selengkapnya
Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat
Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat

Pria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.

Baca Selengkapnya
Marinir Belanda Kesal, Jaket Perwira Kopassus Dijadikan Sasaran Lempar Pisau
Marinir Belanda Kesal, Jaket Perwira Kopassus Dijadikan Sasaran Lempar Pisau

Kesal tak bisa mengalahkan kapten baret merah Indonesia, mereka melampiaskannya pada jaket militer tersebut.

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Noyo Gimbal, Pejuang Anti Kolonial dari Blora
Kisah Hidup Noyo Gimbal, Pejuang Anti Kolonial dari Blora

Hingga kini, tak ada yang tahu di mana makam Noyo Gimbal berada.

Baca Selengkapnya
Ijazah SMA Sampai Ditahan Karena Nunggak, Siapa Sangka Jadi Jenderal Korps Baret Merah
Ijazah SMA Sampai Ditahan Karena Nunggak, Siapa Sangka Jadi Jenderal Korps Baret Merah

Dalam pikiran pemuda sederhana ini, menjadi prajurit TNI adalah cara gratis mengubah nasib.

Baca Selengkapnya
Kolonel & Jenderal Tak Berani, Kapten Baret Merah Terjun Pimpin Operasi Tempur di Papua
Kolonel & Jenderal Tak Berani, Kapten Baret Merah Terjun Pimpin Operasi Tempur di Papua

Jenderal, Kolonel, Letnan kolonel tak ada yang berani mengacungkan tangan. Pilihan jatuh pada seorang kapten baret merah.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
18 Februari: Kelahiran Singsingamangaraja XII, Sosok Raja di Negeri Toba yang Getol Melawan Belanda
18 Februari: Kelahiran Singsingamangaraja XII, Sosok Raja di Negeri Toba yang Getol Melawan Belanda

Sisingamangaraja XII juga dikenal sebagai Raja Tuan Marhajan Siregar, adalah seorang pahlawan dari Tanah Batak.

Baca Selengkapnya
Diabadikan Jadi Nama Jalan di Solo, Ini Kisah Pengorbanan Arifin Melawan Penjajah Jepang
Diabadikan Jadi Nama Jalan di Solo, Ini Kisah Pengorbanan Arifin Melawan Penjajah Jepang

Arifin merupakan salah satu tokoh kunci atas menyerahnya Jepang di Kota Solo.

Baca Selengkapnya
Pesan Megawati ke Kader PDIP: Banteng Boleh Terluka, Tetapi Harus Tahan Banting
Pesan Megawati ke Kader PDIP: Banteng Boleh Terluka, Tetapi Harus Tahan Banting

Pesan itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam silaturahmi di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Ende, Jalan Eltari, Ende Tengah, NTT, Sabtu (1/6).

Baca Selengkapnya