Loyalitas Letnan Onoda, tetap gerilya 29 tahun setelah Jepang kalah
Merdeka.com - Kisah Letnan Hiroo Onoda, seorang tentara Jepang pada masa Perang Dunia II bisa menjadi gambaran tingginya loyalitas seseorang terhadap apa yang diyakininya. Pria ini masih terus berjuang untuk negaranya hingga puluhan tahun setelah perang berakhir.Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II tak hanya membawa kesengsaraan bagi negara yang dijajah, warga negeri matahari terbit sendiri juga merasakan derita. Warga sipil dilanda teror karena serangan udara yang mengancam sewaktu-waktu. Sementara anak-anak muda dikirim menjadi pasukan berani mati, nasib yang harus mereka terima demi kesetiaan kepada negara. Karena itulah, banyak warga Jepang yang merasa lega ketika Kaisar Hirohito akhirnya mengumumkan untuk menyerah.Namun tak sedikit pula para prajurit yang merasa malu. Pasalnya mereka sudah diajarkan untuk berjuang sampai titik darah penghabisan. Lebih baik mati karena bunuh diri daripada tertangkap musuh. Ada pula yang terus bergerilya karena tak percaya, pemerintah yang memiliki harga diri tinggi akan mengumumkan penyerahan kepada musuh. Itulah yang dipikirkan Letnan dua Hiroo Onoda ketika dia mendengar berita tentang berakhirnya Perang Dunia II.
Letnan dua Hiroo Onoda di masa muda. ©CNN
-
Siapa yang menyerah di Pertempuran Okinawa? Penyerahan diri resmi Jepang di Okinawa ditandai oleh bunuh diri massal sejumlah komandan tinggi militer Jepang.
-
Kapan Jepang menyerah? Serangan bom atom ini mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pada 15 Agustus 1945.
-
Siapa pemimpin pasukan Jepang di Indonesia? Pasukan Jepang yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura berhasil menggantikan kekuasaan Belanda setelah melakukan invasi yang cepat dan efektif.
-
Mengapa Kerto Pengalasan menyerah? Dikutip dari kanal YouTube Embara Lensa, ada yang menyebut penyerahan dirinya sebagai strategi menyusup.
-
Siapa yang memimpin pemberontakan melawan Jepang? KH Zainal Mustafa melakukan pemberontakan terhadap Pemerintahan Jepang bersama dengan para santri-santrinya yang berada di Jawa Barat.
-
Siapa pemimpin perang gerilya saat Agresi Militer? Dari tokoh militer, Jateng punya seorang Jenderal Besar TNI Anumerta Raden Soedirman. Berawal dari komandan PETA, selama masa revolusi ia memimpin berbagai pertempuran. Salah satunya adalah memimpin Perang Gerilya saat peristiwa Agresi Militer.
Onoda masih berumur 22 tahun ketika dikirim ke Pulau Lubang, Filipina pada bulan Desember tahun 1944. Onoda ditugaskan sebagai tentara intelijen. Ketika pasukan sekutu mendarat di Lubang, Onoda dan kelompoknya naik ke gunung dan terus berjuang sebagai gerilyawan. Mereka bertahan hidup dengan buah pisang dan kelapa yang didapat dari hutan. Kadang-kadang dengan mencuri sapi dari desa terdekat. Beberapa kali sempat melakukan serangan diam-diam.
Letnan Hiroo Onoda saat dijemput dari persembunyian. ©Amusing PlanetTak lama setelah perang berakhir, kelompok Onoda yang hanya tersisa empat orang menemukan selebaran yang dijatuhkan dari udara mengumumkan bahwa perang usai dan memerintahkan semua prajurit yang tersisa untuk menyerahkan diri. Onoda dan rekan-rekannya sepakat kalau ini adalah jebakan untuk memancing mereka keluar dari persembunyian. Jadi mereka terus bergerilya. (mdk/tsr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Awalnya, ia ingin menyerah dan pulang ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKunto Arief dikenal sebagai pemimpin prajurit yang bijak dan menyejahterakan anggotanya di medan perang.
Baca SelengkapnyaMisi itu berhasil menyelamatkan seluruh anggota TNI dan Polri yang dikepung. Di sisi lain, tak jatuh satu pun korban dari warga sipil.
Baca SelengkapnyaPria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca SelengkapnyaKesal tak bisa mengalahkan kapten baret merah Indonesia, mereka melampiaskannya pada jaket militer tersebut.
Baca SelengkapnyaHingga kini, tak ada yang tahu di mana makam Noyo Gimbal berada.
Baca SelengkapnyaDalam pikiran pemuda sederhana ini, menjadi prajurit TNI adalah cara gratis mengubah nasib.
Baca SelengkapnyaJenderal, Kolonel, Letnan kolonel tak ada yang berani mengacungkan tangan. Pilihan jatuh pada seorang kapten baret merah.
Baca SelengkapnyaBerikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaSisingamangaraja XII juga dikenal sebagai Raja Tuan Marhajan Siregar, adalah seorang pahlawan dari Tanah Batak.
Baca SelengkapnyaArifin merupakan salah satu tokoh kunci atas menyerahnya Jepang di Kota Solo.
Baca SelengkapnyaPesan itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam silaturahmi di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Ende, Jalan Eltari, Ende Tengah, NTT, Sabtu (1/6).
Baca Selengkapnya