Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

3 Oktober 1965: Penemuan 7 Jenazah Korban G30SPKI di Lubang Buaya

3 Oktober 1965: Penemuan 7 Jenazah Korban G30SPKI di Lubang Buaya lubang buaya. istimewa

Merdeka.com - Pada 3 Oktober 1956 adalah hari di mana 7 korban kekejaman Gerakan 30 September PKI (G30SPKI) ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur. G30SPKI tak diragukan lagi adalah salah satu sejarah kelam bangsa Indonesia yang akan selalu dikenang dengan perasaan pahit. Dalam gerakan ini, sebanyak 6 Jenderal dan 1 Perwira TNI AD tewas mengenaskan.

Tujuh anggota TNI AD tersebut adalahJenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean yang diculik dari kediaman masing-masing.

Ketujuhnya kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Revolusi oleh Pemerintah Indonesiasesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 oleh Presiden Sukarno. Lantas, bagaimana kronologi penemuan mayat para anggota TNI AD yang menjadi korban pemberontakan G30SPKI itu? Ini laporan selengkapnya.

Peran Penting Agen Polisi Dua Soekitman

Soekitman adalah seorang Agen Polisi Dua yang berperan penting dalam penemuan jasad para anggota TNI AD, lokasi persis tempat dikuburkannya para korban berhasil diketemukan.

Soekitman sendiri sempat ikut diculik oleh Pasukan Pasopati ke Lubang Buaya kala berpatroli di sekitar kediaman DI Pandjaitan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tanggal 1 Oktober 1956 subuh hari.

Soekitman pada akhirnya berhasil kabur dari aksi penculikan tersebut dan melarikan diri. Soekitman ditemukan oleh Patroli Resimen Tjakrabirawa. Hal ini tertulis dalam buku Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa: Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66 oleh Maulwi Saelan. 

Setelah ditemukan oleh patroli Resimen Tjakrabirawa, Soekitman lalu dibawa ke markas Resimen Tjakrabirawa yang berada di sebelah Istana Negara (sekarang gedung Bina Graha). Di sana, Soekitman diperiksa dan diinterogasi.

pada tanggal 2 Oktober 1965, Sukitman bersama hasil pemeriksaannya diserahkan kepada Kodam V Jaya (Pangdamnya waktu itu, Mayjen TNI Umar Wirahadikusuma). Selanjutnya Sukitman diserahkan kepada Kostrad, di mana waktu itu Pangkostrad dijabat oleh Mayjen TNI Soeharto.

Setelah mempelajari keterangan Sukitman, Maulwi Saelan bersama Letna Kolonel AH Ebram dan Sersan Udara PGT Poniran berangkat menuju Halim Perdanakusuma.

Kisah Pencarian di Lubang Buaya

Ketujuh jenazah anggota TNI AD yang menjadi korban kekejaman PKI ditemukan di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timurpada 3 Oktober 1965. Tak seperti saat ini, kala itu Lubang Buaya adalah daerah sepi yang didominasi oleh kebun dan hutan.

Di desa Lubang Buaya pun hanya terdapat 13 rumah yang posisinya terpencar dan saling berjauhan. Hal inilah yang menjadikan kawasan Lubang Buaya sebagai tempat ideal bagi para simpatisan PKI untuk berkumpul.

Tentu tak mudah bagi tim pencari untuk menemukan letak persis para jenderal dan perwira yang menjadi korban penculikan, penyiksaan dan pembunuhan itu. Soekitman juga tak tahu persis di mana tempatnya. Namun, dibantu oleh warga, regu pencari akhirnya menemukan titik terang.

Adalah sebuah gundukan yang nampak baru di dekat sebuah pondok kecil dengan pohon besar di depannya. Di sekitarnya, terdapat sebidang tanah kosong dengan tanda mencurigakan seperti baru digunakan. Setelah dikorek-korek, pada tanah kosong yang dipenuhi tumpukan daun-daunan itu ditemukan permukaan lubang sebuah sumur tua. 

Jasad di Dalam Sumur Tua

Para personel Peleton 1 Kompi Tanjung terus menggali lubang secara bergantian dengan warga. Lubang tersebut diyakini sebagai titik yang tepat lantaran adanya temuan berupa potongan kain yang biasa digunakan sebagai tanda oleh pasukan Batalion Infanteri 454/Banteng Raider dari Jawa Tengah dan Batalion Infanteri 530/Raiders dari Jawa Timur.

Sumur Lubang Buaya memiliki kedalaman sekitar 12 meter, dengan diameter 0,75 meter saja. Setelah penggalian dilakukan hingga kedalaman 8 meter, bau busuk mulai tercium. Penggalian kala itu sulit dilakukan karena diameter lubang sumur yang hanya pas untuk satu orang, ditambah dengan masalah keterbatasan alat. Penggalian pun memakan waktu lama.

Posisi jasad para Pahlawan Revolusi saat ditemukan di Lubang Buaya dilaporkan dalam posisi bertumpuk, dengan kaki di atas. Pada 4 Oktober 1965, Soeharto meminta bantuan kepada Komandan Korps Komando Angkatan Laut (KKO) Brigjen Hartono untuk meminjam peralatan dan tim penyelam dari Kompi Intai Para Amfibi (Kipam) ke Lubang Buaya.

Tim terdiri atas sembilan penyelam, di antaranya Letnan Satu (Lettu) Mispam Sutanto, Pembantu Letnan Satu (Peltu) Kandouw, Peltu Sugimin, serta dua dokter dr Kho Tjio Ling dan drg Sumarno. Satu per satu, jenazah para jenderal TNI AD diangkat oleh Kopral Anang (RPKAD), Praka Subekti (KKO), dan Serma Suparimin (KKO).

Pada pukul 13.30 WIB, akhirnya ketujuh jenazah jenderal telah terangkat semuanya ke permukaan sumur. Jenazah kemudian dibawa untuk diautopsi ke RS  Gatot Subroto menggunakan Panser. Jenazah lantas dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. (mdk/edl)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Museum Pancasila Sakti
FOTO: Memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Museum Pancasila Sakti

Museum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.

Baca Selengkapnya
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI

Simak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.

Baca Selengkapnya
Sosok Soekitman, Polisi Saksi Sejarah Kelam Penculikan Jenderal TNI saat G30S 1965
Sosok Soekitman, Polisi Saksi Sejarah Kelam Penculikan Jenderal TNI saat G30S 1965

Indonesia tengah memperingati peristiwa kelam Gerakan 30 September oleh PKI.

Baca Selengkapnya
Siasat Kuburan Palsu Buatan PKI di Lubang Buaya
Siasat Kuburan Palsu Buatan PKI di Lubang Buaya

Agen Polisi Sukitman terkejut. Sumur sudah tak ada lagi, dan banyak gundukan tanah seperti kuburan di Lubang Buaya.

Baca Selengkapnya
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965

1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.

Baca Selengkapnya
Jenderal AH Nasution Menangis saat Pemakaman Kapten Pierre Tendean, Sang Ibu Peluk Erat Peti Jenazah
Jenderal AH Nasution Menangis saat Pemakaman Kapten Pierre Tendean, Sang Ibu Peluk Erat Peti Jenazah

Tangis kesedihan pecah saat pemakaman Kapten Pierre Tendean korban peristiwa G30S PKI.

Baca Selengkapnya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya

Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.

Baca Selengkapnya
Misteri Letnan Satu Doel Arif, Komandan Penculik Para Jenderal Saat G30S/PKI
Misteri Letnan Satu Doel Arif, Komandan Penculik Para Jenderal Saat G30S/PKI

Doel Arif adalah komandan Pasopati dalam G30S/PKI. Perintah tangkap hidup atau mati datang darinya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Fakta Mencengangkan 7 Mayat di Kali Bekasi, Rayakan Ultah hingga Sajam Tersangka
VIDEO: Fakta Mencengangkan 7 Mayat di Kali Bekasi, Rayakan Ultah hingga Sajam Tersangka

Dugaan sementara terjadi tawuran sebelum ketujuh mayat itu menceburkan diri ke kali

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Bung Karno & Dewi Soekarno di Pembangunan RS, Beberapa Bulan Pasca G30S
Potret Lawas Bung Karno & Dewi Soekarno di Pembangunan RS, Beberapa Bulan Pasca G30S

Sebuah potret lawas yang merekam aktivitas sang Proklamator beredar di media sosial.

Baca Selengkapnya
Peristiwa 1 Oktober: Hari Kesaktian Pancasila, Berikut Sejarah dan Para Tokohnya
Peristiwa 1 Oktober: Hari Kesaktian Pancasila, Berikut Sejarah dan Para Tokohnya

Peringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.

Baca Selengkapnya
Potret Langka Para Jenderal TNI AD Kumpul Sebelum Tragedi G30S PKI, Presiden Soekarno Hadir
Potret Langka Para Jenderal TNI AD Kumpul Sebelum Tragedi G30S PKI, Presiden Soekarno Hadir

Para petinggi TNI hingga jajaran pejabat nampak hadir di lokasi.

Baca Selengkapnya