Keteladanan Kasau Pertama RI, Marsekal Suryadi yang Sederhana, Jujur dan Tak Tergoda Korupsi
Marsekal Suryadi Suryadarma menjabat Kepala Staf TNI AU pertama di Republik Indonesia dari tahun 1946-1962.
Penulis: Arsya Muhammad
Marsekal Suryadi Suryadarma menjabat Kepala Staf TNI AU pertama di Republik Indonesia dari tahun 1946-1962. Di masa kepemimpinannnya, TNI AU membangun kekuatan hingga menjadi salah satu yang paling disegani di Asia.
Tahun 1960an, TNI AU membeli MiG-15 UTI dan MiG-17 Fresco dari Polandia. Dari Uni Soviet, TNI AU membeli TU-16 dan pesawat pemburu tercanggih kala itu, MiG-21.
Begitu juga dengan peluru kendali anti pesawat tempur SAM-2 dan segala perlengkapan canggih lainnya.Di tengah segala kesempatan, Suryadarma sama sekali tak tergoda untuk korupsi.
Dia tak mau memanfaatkan anggaran negara untuk kepentingan pribadi. Saking lurusnya, rumah yang ditempatinya belum lunas saat Suryadarma meninggal tahun 1975.
Ceritanya tahun 1954, Suryadarma diberi tanah oleh Menteri Pertahanan Iwa Kusuma Sumantri di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Iwa tahu kejujuran Suryadarma. Karena itu dia ingin mengusahakan agar Suryadarma punya rumah. Namun apa yang terjadi?
Tanah Dihibahkan ke AURI
Oleh Suryadarma, tanah tersebut malah dihibahkan pada AURI dan kemudian menjadi Wisma Angkasa. Iwa gelang-geleng. Dia kemudian memberikan lagi tanah pada Suryadarma.
Kali ini dengan pesan. "Ini tanah dari saya pribadi ya. Jadi jangan diberikan ke AURI lagi," pesan Iwa.
Namun tanah di Kalibata tersebut malah akhirnya terkena pelebaran Taman makam Pahlawan. Sampai dengan akhir hayatnya, Suryadarma masih menyicil rumah yang ditempatinya dari tahun 1950.
Akhirnya cicilan tersebut baru dilunasi TNI AU di era Kasau Saleh Basarah. Demikian diceritakan dalam Buku Suryadi Suryadarma, Bapak Angkatan Udara yang ditulis Adityawarman Suryadarma dan diterbitkan Penerbit Buku Kompas Tahun 2017.
Bawa Bekal Roti & Tempat Tidur Lapangan
Kisah lain soal kesederhanaan Suryadarma adalah soal kebiasaannya membawa roti atau bekal dari rumah. Jarang sekali Bapak TNI AU ini makan di rumah makan apalagi restoran mewah.
Suryadarma pun sering blusukan hingga ke pangkalan TNI AU yang terpencil. Hal ini dilakukannya diam-diam untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya terjadi.
Uniknya, dia selalu membawa veldbed atau tempat tidur lipat sendiri.Biasanya Suryadarma akan tidur di base ops pangkalan. Kadang malah dimintanya awak pesawat tinggal di hotel, sementara untuk dirinya cukup beralas veldbed di pangkalan.
Ada lagi teladan Suryadarma saat purnatugas di AURI dan mendapat tugas diplomatik ke Kuba tahun 1962. Ketika pulang, Suryadarma langsung mengembalikan uang sisa perjalanan dinasnya ke Kementerian Luar Negeri.
Lengkap dengan catatan seluruh pengeluarannya selama bertugas. Rupanya hal ini malah membuat heran petugas.
"Belum pernah ada yang seperti ini, Pak." katanya.
Saat itu rupanya sudah jadi kebiasaan kalau uang perjalanan dinas dianggap 'habis' saja. Jika ada kelebihan, tak pernah dikembalikan. Suryadarma hanya tersenyum mendengar hal itu.