Kisah Polisi Lalu Lintas Berani Tolak Permintaan Presiden RI
Merdeka.com - Komandan Polisi Lalu Lintas Yogyakarta berani menolak permintaan dari presiden RI. Lalu marahkah presiden dengan penolakan itu?
Kisah ini terjadi di awal kemerdekaan Republik Indonesia. Belanda ingin kembali menguasai Indonesia, keamanan Presiden Sukarno di Jakarta terancam. Presiden pun hijrah ke kota perjuangan Yogyakarta.
Pada suatu hari, Bung Karno memerintahkan pengawal sekaligus ajudan pribadinya, Mangil Martowidjojo, untuk menemui kepala polisi lalu lintas Yogyakarta, Soenarjo.
-
Siapa yang menolak cinta Presiden Soekarno? Sosok Irma Ottenhoff Mamahit, Pramugari Cantik Berdarah Minahasa yang Menolak Cinta Presiden Soekarno Perempuan cantik nan jelita yang berprofesi sebagai pramugari di pesawat kepresidenan ini menolak rasa cinta Presiden pertama Indonesia.
-
Siapa KSAD yang pernah menolak perintah Presiden Soeharto? Pria kelahiran Malang, Jawa Timur ini merupakan salah satu pejabat era Orde Baru yang bisa diandalkan. Presiden Soeharto menaruh kepercayaan tinggi terhadapnya. Meski demikian, ia dikenal sebagai pejabat Orde Baru yang bersih dan tidak korup.
-
Bagaimana Soekarno menolak permintaan para pemuda? Para pemuda sempat mengancam Sukarno. Mereka meminta Bung Karno segera memberi tanda bergerak. Mereka mengaku sudah siap melawan Jepang dan merampas senjata mereka.. Bung Karno Menolak Permintaan Para Pemuda. Dia Menegaskan Revolusi Tak Bisa Terburu-Buru
-
Siapa yang menolak Gubernur Jakarta ditunjuk Presiden? Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden.
-
Kenapa Kolonel Bambang menolak jadi jenderal? Bambang menolak menerima begitu saja pangkat jenderal dari presiden, tanpa prosedur yang berlaku. Itu justru akan membuatnya dicemooh oleh sesama perwira dan merusak sistem yang berlaku.
-
Siapa yang menolak jadi jenderal? Bambang Widjanarko adalah Seorang Perwira KKO, kini Marinir TNI AL Dia menjadi ajudan presiden Sukarno tahun 1960-1967.
Bung Karno meminta agar polisi mengeluarkan pelat nomor khusus untuk mobil kepresidenan REP 1. Namun ternyata Soenarjo menolak menerbitkan pelat khusus itu. Alasannya, tidak ada aturan dalam undang-undang maupun peraturan lalu lintas.
Mangil pun kembali menghadap Presiden Sukarno sambil menjelaskan penolakan tersebut. Bung Karno ternyata santai saja. Tidak marah.
Presiden Bikin Pelat REP 1
Presiden kemudian memerintahkan sopirnya yang bernama Arif untuk membuat sendiri pelat nomor REP 1. Dipasang di depan dan belakang Buick hitam yang digunakan Sukarno sebagai mobil kepresidenan.
"Nomor ini selalu dipakai Bung Karno dalam perjalanan kami, baik di Yogyakarta maupun kunjungan ke luar kota," kata Mangil.
Uniknya, setiap kunjungan Bung Karno ke pelosok Kota Yogyakarta selalu dikawal oleh anak buah Soenarjo. Seperti ditulis AKBP (Purn) Mangil Martowidjojo dalam buku Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1947 yang diterbitkan oleh Grasindo.
Penggunaan pelat mobil kepresidenan masih dilanjutkan sampai sekarang. Ada perubahan sedikit, dahulu ditulis REP 1, sekarang RI 1.
Tentu kondisi saat itu dan sekarang berbeda. Soal protokoler, gaya kepemimpinan maupun kondisi negara yang saat itu masih serba prihatin.
Accu Mobil Presiden Hilang
Ada lagi cerita saat Bung Karno hendak pergi sore-sore dengan Ibu Fatmawati menggunakan mobil. Ternyata mobil tersebut tak juga mau menyala saat distarter.
Sopir Bung Karno segera mengecek mesin mobil. Ternyata accu mobilnya tidak ada! Selidik punya selidik, accu mobil itu sedang dipinjam oleh ajudan Bung Karno yang lain, tanpa izin.
Tentu saja Bung Karno marah. Tapi melihat polisi istimewa yang dimarahi itu tidak berani bergerak karena ketakutan, Bung Karno malah tertawa. Dia kemudian meminta sang ajudan menghadap saat sudah kembali.
Bayangkan jika peristiwa tersebut terjadi saat ini.
Bung Karno Tidak Marah
Cerita lain soal egaliternya Sang Proklamator adalah saat Bung Karno selesai pergi ke dokter gigi. Saat keluar dari rumah dokter, mobil kepresidenan ternyata belum ada. Rupanya sedang dipakai untuk mengantarkan seorang polisi pengawal yang sakit perut pulang ke Istana.
"Bung Karno tidak marah. Dia berkata pada ajudan yang gelisah, baik saya tunggu di sini," kenang Mangil.
Di Istana, Bung Karno bertemu dengan Sudiyo, pengawal yang tadi sakit perut sudah berjaga kembali dengan posisi siap.
Bung Karno menanyakan kabar Sudiyo dengan penuh perhatian. Tak lupa berpesan agar sarapan dulu sebelum bertugas supaya tidak masuk angin.
Mobil Presiden Hasil Curian
Asal-usul mobil Buick hitam REP 1 yang digunakan Presiden Soekarno itu pun menarik. Mobil tersebut merupakan curian dari seorang pejabat Jepang.
Saat itu Republik Indonesia baru diproklamasikan. Tapi belum ada mobil kepresidenan untuk Sukarno. Masa iya, Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia harus jalan kaki kemana-mana?
"Para pengikutku yang setia menganggap sudah seharusnya seorang presiden memiliki sebuah sedan mewah. Karena itu mereka mengusahakannya. Sudiro mengetahui ada sebuah Buick besar muat tujuh orang yang merupakan mobil paling bagus di Jakarta. Dengan gorden di jendela belakang."
"Sayang mobil ini milik Kepala Jawatan Kereta Api, seorang Jepang. Tetapi soal begini tidaklah membuat pusing Sudiro. Tanpa kuketahui, dia pergi mencari mobil itu dan menemukannya sedang diparkir di sebuah garasi," ujar Soekarno dalam biografi 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia' yang ditulis Cindy Adams.
Sudiro yang mengenal supir itu langsung meminta sang supir menyerahkan kunci mobil Buick mewah tersebut. Sopir itu bertanya akan diapakan mobil tersebut.
"Saya bermaksud memberikannya kepada Presiden kita," balas Sudiro.
Sopir muda itu pun mengangguk setuju. Dia menyerahkan kunci mobil majikannya pada Sudiro. Sopir ini pun kemudian disuruh Sudiro pulang kampung agar tidak dicari majikannya.
Mobil sudah ada. Kunci pun sudah ada. Namun masalah belum selesai, Sudiro ternyata tak bisa menyetir mobil. Zaman itu memang sangat sedikit pribumi yang bisa menyetir mobil.
"Hanya beberapa di antara kami yang bisa. Orang pribumi tidak memiliki kendaraan di zaman Belanda dan hanya para pejabat yang diizinkan di zaman Jepang. Syukurlah, dengan pertolongan kawan Sudiro yang lain, seorang sopir pembesar Jepang, akhirnya mobil itu sampai ke rumahnya yang baru, di halaman belakang rumahku," jelas Sukarno. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak cerita menarik yang tidak diketahui publik dari sosok mendiang Presiden Soeharto. Salah satunya dengan tegas menolak untuk dikawal polisi.
Baca SelengkapnyaMeskipun berhasil lolos dari kecelakaan, namun aksi pria itu sukses membuat geram petugas kepolisian yang sedang berjaga.
Baca SelengkapnyaKabarhakam memastikan apa yang dilakukan pihaknya sesuai dengan ketentuan dan aturan.
Baca Selengkapnya"Bismillah. Nasib di negeri Konoha, astaghfirullah. Pasien dibawa pakai ambulan, disuruh matikan sirenenya dan minggir."
Baca SelengkapnyaMahasiswa meminta Jokowi memimpin Indonesia 3 periode dalam acara Mahasabha XIII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia.
Baca SelengkapnyaSekarang banyak aksi pengemudi pakai sirene minta diistimewakan di jalan tol. Presiden Soeharto punya kisah menarik.
Baca SelengkapnyaPada video itu terdengar lantang suara polisi lainnya dengan teguran menggunakan kata, "Woi, Polisi goblok ! Minggir !"
Baca SelengkapnyaRektor Unika menceritakan dihubungi orang mengaku polisi untuk membuat video mengapresiasi kinerja Presiden Joko
Baca SelengkapnyaDari dalam mobil ambulans, petugas mengatakan sedang membawa pasien kode merah, yang artinya sangat darurat
Baca SelengkapnyaKesaksian Tim Ganjar soal Larangan Pasang Bendera PDIP saat Kunjungan Jokowi, Kader Sampai Digeledah
Baca SelengkapnyaTerjadi Rabu (6/9) sore, karena mobil tersebut hendak berpindah pos untuk pengamanan jalan Presiden RI.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Ormas Pro Jokowi, Budi Arie mengungkap alasannya.
Baca Selengkapnya