Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Putra Mahkota Rusia Datang ke Bogor dan Tiga Hotel Mewah Era Kolonial

Kisah Putra Mahkota Rusia Datang ke Bogor dan Tiga Hotel Mewah Era Kolonial Tsar Nikolai II. Tsarkoe Selo Museum/wikipedia©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Langit biru dan pohon beringin berlatar Gunung Salak terlihat jelas dari Stasiun. Udara pagi masih terasa segar. Selamat datang di Buitenzorg, kota tanpa kecemasan. Itulah namanya di era Hindia Belanda.

Habibie Faturachman dan Yessy Elisabeth dari Komunitas Bogor Historical Walk menyambut merdeka.com dan beberapa peserta lain di depan Stasiun Bogor. Mereka akan menceritakan sejarah Kota Bogor dan pesonanya 100 tahun lalu.

"Bogor sudah jadi tempat healing sejak zaman kolonial dulu. Banyak warga Batavia yang saat itu menghabiskan akhir pekan dengan berwisata ke Buitenzorg," kata Habibie.

Orang lain juga bertanya?

Saat itu, para tamu umumnya datang dengan Kereta Api. Rute Batavia-Buitenzorg telah selesai dibangun sejak 1873. Awalnya hanya stasiun kecil, sebelum dibangun oleh Staatsspoorwegen tahun 1881. Sampai sekarang, bangunan depan dan peron masih sama persis. Begitu juga beberapa bagian di dalamnya.

Stasiun Bogor dibangun dengan megah karena digunakan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan tamu-tamu VIP yang datang dari Batavia. Buitenzorg saat itu menjadi kediaman resmi gubernur jenderal.

Putra Mahkota Rusia

Beberapa tamu yang pernah datang ke Bogor, di antaranya adalah Putra Mahkota Kekaisaran Rusia Nikolai Alexandrovich Romanov tahun 1890. Kedatangan Nikolai dan rombongannya digambarkan secara apik oleh sastrawan Melayu-Tionghoa, Tan Teng Kie. Dia menceritakan Nikolai disambut dengan sangat meriah oleh pemerintah dan masyarakat Hindia Belanda ketika itu.

Sebagaimana lazimnya kegemaran para bangsawan zaman dulu, mereka sempat berburu di Bogor. Seorang Jenderal Rusia berhasil menembak empat ekor macan. Sementara babi hutan hasil buruan yang didapat tak kurang dari 29 ekor. Nikolai pun tersenyum puas.

Dari Bogor rombongan Nikolai menuju Garut dengan Kereta Api. Saat itu Staatsspoorwegen telah berhasil membangun jalur kereta Priangan. Rutenya Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung-Cicalengka-Garut.

Sekembalinya di Bogor, rombongan Pangeran Nikolai disambut pesta meriah oleh gubernur Jenderal. Masyarakat ikut berjejal di jalan ingin melihat langsung sosok putra mahkota Rusia itu.

Tiga tahun kemudian, giliran Putra Mahkota Kekaisaran Austria, Franz Ferdinand yang berkunjung ke Bogor. Di sini Franz Ferdinand disambut pesta dan pegelaran empat jenis wayang yang membuatnya terkesan. Dia juga tertarik dengan geliat pagi di kota ini.

Ferdinand lalu naik kereta api dari Buitenzorg menuju Garut. Tempat yang dijuluki Swiss van Java karena keindahan alamnya.

Nasib kedua putera mahkota yang pernah mengunjungi Bogor dan Garut ini sama-sama tragis. Nikolai menjadi Tsar Rusia terakhir. Dia dan keluarganya dieksekusi oleh Kaum Bolshevik.

Sementara Franz Ferdinand ditembak oleh seorang pemuda Serbia di Bosnia pada tanggal 28 Juni 1914. Kematiannya menyulut perang dunia pertama yang membuat jutaan nyawa melayang.

Tiga Hotel Mewah di Buitenzorg

Tour berlanjut, tim Bogor Historical Walk membawa beberapa buah replika peta lama. Ada yang dibuat tahun 1914 dan 1920. Mereka menamakan rute ini Buitenzorg en Omstreken, atau cerita tentang Bogor dan sekitarnya.

"Dulu di depan stasiun ini sudah berjejer kereta kuda dari hotel untuk menjemput para tamu yang datang. Ada tiga hotel mewah yang dulu berada di Bogor. Kita akan melewati ketiganya dalam tour kali ini," kata Habibie.

hotel bellevue tropenmuseum

Pertama, Hotel Du Chemin De Fer di Bantammerweg, kini Jalan Kapten Muslihat. Hanya selemparan batu dari Stasiun Bogor. Hotel ini sudah beriklan di Harian Java-Bode tahun 1872. Bangunannya masih ada. Sepintas masih menyisakan bentuk aslinya. Namun kini sudah berubah fungsi menjadi Kantor Polres Bogor.

"Kalau sekarang tidak ada lagi yang mau menginap di sana, biar dibayar juga" celetuk seorang peserta disambut tawa yang lain.

Hotel kedua adalah Hotel Salak. Masih beroperasi dan menjadi satu-satunya hotel yang masih tersisa dari tiga hotel legendaris di Buitenzorg. Hotel ini berdiri sejak tahun 1856, di seberang Istana Bogor.

hotel salak di kota bogor

Dulu namanya Hotel Dibbets, lalu berganti nama menjadi NV American Hotel (1913) dan Bellevue Dibbets (1932). Saat kedatangan Jepang tahun 1942-1945, sempat menjadi Markas Kempetai.

"Setelah Indonesia merdeka, hotel ini berganti nama menjadi Hotel Salak. Nama Salak berasal dari Bahasa Sansakerta yang berarti perak. Jadi arti salak di sini bukan buah, tapi perak," tambah Yessy yang ikut bercerita pada peserta tour.

Hotel ketiga dan yang paling tua kini sudah rata dengan tanah dan menjadi Mall BTM. Dulu di belokan Jalan Ir H Juanda Bogor ini berdiri sebuah Hotel bernama Bellevue, yang berarti pemandangan indah.

Foto-foto yang diperlihatkan Bogor Historical Walk, menunjukkan hotel yang berdiri tahun 1853 ini dulu sebuah tempat peristirahatan yang sangat nyaman. Hotel Bellevue menjual view Gunung Salak dan lembah di Sungai Cisadane yang sangat indah pada masanya.

"Para wisatawan dari Batavia ini menikmati akhir pekan dengan santai dan menyenangkan di Bogor. Mereka minum kopi, makan enak, dan tidur diselimuti udara dingin Bogor yang nyaman. Berbeda dengan di Batavia," kata Habibie.

Namun hotel-hotel mewah tadi memang tampaknya tidak diperuntukan untuk kaum pribumi. Hanya orang-orang Eropa atau bangsawan saja yang bisa menginap di sana. Lalu di mana hotel tempat kaum pribumi menginap?

Ada sebuah Hotel di belakang Pasar Bogor. Bangunannya masih ada, namun sangat memprihatinkan. Dulu di sini berdiri sebuah Hotel bernama Hotel Passer Baroe. Di sinilah sejumlah tokoh pergerakan nasional pernah menginap. Satu di antaranya adalah Tirto Adhisoerjo, tokoh pers pertama.

Masih banyak bangunan bersejarah lain yang kami kunjungi. Peserta yang mengikuti acara hari ini terlihat antusias mendengar sejarah tentang Kota Bogor. Banyak kisah baru yang menambah pengetahuan.

bogor historical walk

©2022 Merdeka.com

Bogor Historical Walk sendiri adalah sebuah komunitas pecinta sejarah dan jalan-jalan di kota hujan. Selain rute Buitenzorg en Omstreken, ada beberapa rute lain. Di antaranya Suryakencana dan Jalan Sudirman. Setiap kegiatan mereka selalu diikuti banyak peserta.

"Kami ingin sejarah bisa dinikmati semua kalangan dari berbagai latar belakang usia. Karena itu metode yang digunakan adalah walking tour. Jalan kaki ke tempat-tempat bersejarah yang dipadukan dengan storytelling," kata Yessy. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Wajah Babak Belur Empat Tersangka Penembakan Massal di Moskow Setelah Ditangkap
FOTO: Wajah Babak Belur Empat Tersangka Penembakan Massal di Moskow Setelah Ditangkap

Empat tersangka penembakan massal di tempat konser Crocus City dekat Moskow telah ditangkap oleh otoritas Rusia.

Baca Selengkapnya
Rusia Tangkap Semua Tersangka Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang, Mereka Hendak Kabur ke Ukraina
Rusia Tangkap Semua Tersangka Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang, Mereka Hendak Kabur ke Ukraina

Rusia Tangkap Semua Tersangka Pelaku Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Pertukaran Tahanan Rusia dan Amerika Serikat Terbesar dalam Sejarah
FOTO: Momen Pertukaran Tahanan Rusia dan Amerika Serikat Terbesar dalam Sejarah

Pembebasan dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan besar-besaran yang melibatkan tujuh negara.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penembakan Massal di Gedung Konser Moskor Tewaskan 60 Orang, Putin Sampaikan Belasungkawa
Penembakan Massal di Gedung Konser Moskor Tewaskan 60 Orang, Putin Sampaikan Belasungkawa

Informasi awal menyebut sekelompok orang bersenjata tiba-tiba melancarkan tembakan di dalam gedung Crocus City Hall hingga membuat gedung itu kebakaran hebat.

Baca Selengkapnya
Ini Identitas 4 Tersangka Pelaku Penembakan Massal di Gedung Konser Moskow, Disidang dengan Wajah Babak Belur
Ini Identitas 4 Tersangka Pelaku Penembakan Massal di Gedung Konser Moskow, Disidang dengan Wajah Babak Belur

Babak Belur, Begini Wajah Para Tersangka Penembakan Massal di Gedung Konser Rusia

Baca Selengkapnya
Jokowi Cerita Perasaan Huni Istana Negara Jakarta dan Bogor: Bau-Bau Kolonial Saya Rasakan Setiap Hari
Jokowi Cerita Perasaan Huni Istana Negara Jakarta dan Bogor: Bau-Bau Kolonial Saya Rasakan Setiap Hari

Presiden Joko Widodo (Jokowi) cerita selalu terbayang-bayang masa kolonial saat ia menghuni istana-istana bekas peninggalan Belanda.

Baca Selengkapnya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan

Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Gedung Balai Kota Padang, Bangunan Klasik yang Kental dengan Budaya Kolonial
Menilik Sejarah Gedung Balai Kota Padang, Bangunan Klasik yang Kental dengan Budaya Kolonial

Kota Padang merupakan salah satu wilayah yang cukup penting bagi pemerintah kolonial kala itu. Kini, beberapa jejak peninggalan mereka masih dijumpai.

Baca Selengkapnya