Kisah Putra Mahkota Rusia Datang ke Bogor dan Tiga Hotel Mewah Era Kolonial
Merdeka.com - Langit biru dan pohon beringin berlatar Gunung Salak terlihat jelas dari Stasiun. Udara pagi masih terasa segar. Selamat datang di Buitenzorg, kota tanpa kecemasan. Itulah namanya di era Hindia Belanda.
Habibie Faturachman dan Yessy Elisabeth dari Komunitas Bogor Historical Walk menyambut merdeka.com dan beberapa peserta lain di depan Stasiun Bogor. Mereka akan menceritakan sejarah Kota Bogor dan pesonanya 100 tahun lalu.
"Bogor sudah jadi tempat healing sejak zaman kolonial dulu. Banyak warga Batavia yang saat itu menghabiskan akhir pekan dengan berwisata ke Buitenzorg," kata Habibie.
-
Siapa yang memimpin rombongan yang datang ke Mojowarno pada tahun 1844? Awal Mula Kampung yang menjadi pusat penyebaran agama kristen ini tak lepas dari sosok Karolus Wiryoguno yang datang bersama rombongan pada 20 April 1844.
-
Siapa saja yang pernah mendiami Istana Kepresidenan Yogyakarta sebelum menjadi tempat menginap tamu negara? Gedung utama itu kemudian menjadi kediaman Gubernur Belanda di Yogyakarta hingga masa penjajahan Jepang. Gubernur Belanda yang pernah mendiami tempat itu antara lain J.E Jasper (1926-1927), PRW van Gesseler Verschuur (1929-1932), H.M de Kock (1932-1935), J. Bijilevel (1935-1940), dan L. Adam (1940-1942). Pada masa pendudukan Jepang, istana ini menjadi kediaman resmi penguasa Jepang di Yogyakarta yaitu Koochi Zimmukyoku Tyookan.
-
Siapa yang menemukan kuburan pejabat Romawi ini? Di dekat sebuah vila Romawi yang terletak di Wales, para arkeolog mengungkap penemuan yang mengundang rasa penasaran. Mereka menemukan sebuah kuburan yang berisi tengkorak seorang pria posisinya menghadap ke bawah.
-
Siapa yang pernah tinggal di Gedung Kawedanan Boja? Gedung itu pernah ditempati seorang pria berkebangsaan Eropa bernama Emile Einthoven.
-
Apa yang terjadi pada tahun 1908 di Siberia? Pada 30 Juni 1908 pukul 7 pagi, tiba-tiba ada sesuatu yang meledak di atas langit Rusia. Sebuah benda angkasa hancur di atas Sungai Podkamennaya Tunguska di Siberia. Konon benda itu membawa kekuatan yang sebanding dengan 30 megaton energi.
-
Di mana makam keluarga Romawi ini ditemukan? Cangkang mayat yang dipindai ini ditemukan dari pemakaman di York yang diduga milik keluarga yang tewas secara bersamaan 1.700 tahun lalu.
Saat itu, para tamu umumnya datang dengan Kereta Api. Rute Batavia-Buitenzorg telah selesai dibangun sejak 1873. Awalnya hanya stasiun kecil, sebelum dibangun oleh Staatsspoorwegen tahun 1881. Sampai sekarang, bangunan depan dan peron masih sama persis. Begitu juga beberapa bagian di dalamnya.
Stasiun Bogor dibangun dengan megah karena digunakan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan tamu-tamu VIP yang datang dari Batavia. Buitenzorg saat itu menjadi kediaman resmi gubernur jenderal.
Putra Mahkota Rusia
Beberapa tamu yang pernah datang ke Bogor, di antaranya adalah Putra Mahkota Kekaisaran Rusia Nikolai Alexandrovich Romanov tahun 1890. Kedatangan Nikolai dan rombongannya digambarkan secara apik oleh sastrawan Melayu-Tionghoa, Tan Teng Kie. Dia menceritakan Nikolai disambut dengan sangat meriah oleh pemerintah dan masyarakat Hindia Belanda ketika itu.
Sebagaimana lazimnya kegemaran para bangsawan zaman dulu, mereka sempat berburu di Bogor. Seorang Jenderal Rusia berhasil menembak empat ekor macan. Sementara babi hutan hasil buruan yang didapat tak kurang dari 29 ekor. Nikolai pun tersenyum puas.
Dari Bogor rombongan Nikolai menuju Garut dengan Kereta Api. Saat itu Staatsspoorwegen telah berhasil membangun jalur kereta Priangan. Rutenya Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung-Cicalengka-Garut.
Sekembalinya di Bogor, rombongan Pangeran Nikolai disambut pesta meriah oleh gubernur Jenderal. Masyarakat ikut berjejal di jalan ingin melihat langsung sosok putra mahkota Rusia itu.
Tiga tahun kemudian, giliran Putra Mahkota Kekaisaran Austria, Franz Ferdinand yang berkunjung ke Bogor. Di sini Franz Ferdinand disambut pesta dan pegelaran empat jenis wayang yang membuatnya terkesan. Dia juga tertarik dengan geliat pagi di kota ini.
Ferdinand lalu naik kereta api dari Buitenzorg menuju Garut. Tempat yang dijuluki Swiss van Java karena keindahan alamnya.
Nasib kedua putera mahkota yang pernah mengunjungi Bogor dan Garut ini sama-sama tragis. Nikolai menjadi Tsar Rusia terakhir. Dia dan keluarganya dieksekusi oleh Kaum Bolshevik.
Sementara Franz Ferdinand ditembak oleh seorang pemuda Serbia di Bosnia pada tanggal 28 Juni 1914. Kematiannya menyulut perang dunia pertama yang membuat jutaan nyawa melayang.
Tiga Hotel Mewah di Buitenzorg
Tour berlanjut, tim Bogor Historical Walk membawa beberapa buah replika peta lama. Ada yang dibuat tahun 1914 dan 1920. Mereka menamakan rute ini Buitenzorg en Omstreken, atau cerita tentang Bogor dan sekitarnya.
"Dulu di depan stasiun ini sudah berjejer kereta kuda dari hotel untuk menjemput para tamu yang datang. Ada tiga hotel mewah yang dulu berada di Bogor. Kita akan melewati ketiganya dalam tour kali ini," kata Habibie.
Pertama, Hotel Du Chemin De Fer di Bantammerweg, kini Jalan Kapten Muslihat. Hanya selemparan batu dari Stasiun Bogor. Hotel ini sudah beriklan di Harian Java-Bode tahun 1872. Bangunannya masih ada. Sepintas masih menyisakan bentuk aslinya. Namun kini sudah berubah fungsi menjadi Kantor Polres Bogor.
"Kalau sekarang tidak ada lagi yang mau menginap di sana, biar dibayar juga" celetuk seorang peserta disambut tawa yang lain.
Hotel kedua adalah Hotel Salak. Masih beroperasi dan menjadi satu-satunya hotel yang masih tersisa dari tiga hotel legendaris di Buitenzorg. Hotel ini berdiri sejak tahun 1856, di seberang Istana Bogor.
Dulu namanya Hotel Dibbets, lalu berganti nama menjadi NV American Hotel (1913) dan Bellevue Dibbets (1932). Saat kedatangan Jepang tahun 1942-1945, sempat menjadi Markas Kempetai.
"Setelah Indonesia merdeka, hotel ini berganti nama menjadi Hotel Salak. Nama Salak berasal dari Bahasa Sansakerta yang berarti perak. Jadi arti salak di sini bukan buah, tapi perak," tambah Yessy yang ikut bercerita pada peserta tour.
Hotel ketiga dan yang paling tua kini sudah rata dengan tanah dan menjadi Mall BTM. Dulu di belokan Jalan Ir H Juanda Bogor ini berdiri sebuah Hotel bernama Bellevue, yang berarti pemandangan indah.
Foto-foto yang diperlihatkan Bogor Historical Walk, menunjukkan hotel yang berdiri tahun 1853 ini dulu sebuah tempat peristirahatan yang sangat nyaman. Hotel Bellevue menjual view Gunung Salak dan lembah di Sungai Cisadane yang sangat indah pada masanya.
"Para wisatawan dari Batavia ini menikmati akhir pekan dengan santai dan menyenangkan di Bogor. Mereka minum kopi, makan enak, dan tidur diselimuti udara dingin Bogor yang nyaman. Berbeda dengan di Batavia," kata Habibie.
Namun hotel-hotel mewah tadi memang tampaknya tidak diperuntukan untuk kaum pribumi. Hanya orang-orang Eropa atau bangsawan saja yang bisa menginap di sana. Lalu di mana hotel tempat kaum pribumi menginap?
Ada sebuah Hotel di belakang Pasar Bogor. Bangunannya masih ada, namun sangat memprihatinkan. Dulu di sini berdiri sebuah Hotel bernama Hotel Passer Baroe. Di sinilah sejumlah tokoh pergerakan nasional pernah menginap. Satu di antaranya adalah Tirto Adhisoerjo, tokoh pers pertama.
Masih banyak bangunan bersejarah lain yang kami kunjungi. Peserta yang mengikuti acara hari ini terlihat antusias mendengar sejarah tentang Kota Bogor. Banyak kisah baru yang menambah pengetahuan.
©2022 Merdeka.com
Bogor Historical Walk sendiri adalah sebuah komunitas pecinta sejarah dan jalan-jalan di kota hujan. Selain rute Buitenzorg en Omstreken, ada beberapa rute lain. Di antaranya Suryakencana dan Jalan Sudirman. Setiap kegiatan mereka selalu diikuti banyak peserta.
"Kami ingin sejarah bisa dinikmati semua kalangan dari berbagai latar belakang usia. Karena itu metode yang digunakan adalah walking tour. Jalan kaki ke tempat-tempat bersejarah yang dipadukan dengan storytelling," kata Yessy. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Empat tersangka penembakan massal di tempat konser Crocus City dekat Moskow telah ditangkap oleh otoritas Rusia.
Baca SelengkapnyaRusia Tangkap Semua Tersangka Pelaku Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang
Baca SelengkapnyaPembebasan dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan besar-besaran yang melibatkan tujuh negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Informasi awal menyebut sekelompok orang bersenjata tiba-tiba melancarkan tembakan di dalam gedung Crocus City Hall hingga membuat gedung itu kebakaran hebat.
Baca SelengkapnyaBabak Belur, Begini Wajah Para Tersangka Penembakan Massal di Gedung Konser Rusia
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) cerita selalu terbayang-bayang masa kolonial saat ia menghuni istana-istana bekas peninggalan Belanda.
Baca SelengkapnyaSebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaTengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Baca SelengkapnyaKota Padang merupakan salah satu wilayah yang cukup penting bagi pemerintah kolonial kala itu. Kini, beberapa jejak peninggalan mereka masih dijumpai.
Baca Selengkapnya