Terungkap Rahasia Kapal Perang TNI AL Pernah Kalahkan Uni Soviet di Vladivostok
Merdeka.com - TNI Angkatan Laut pernah memiliki sebuah kapal penjelajah buatan Rusia. KRI Irian atau Ordzhonikidze 310, adalah kapal perang terbesar saat itu. Karena bobot dan kemampuannya, KRI ini dijuluki 'monster laut'.
Indonesia membelinya di era 1960an. Saat itu Presiden Sukarno tengah mempersiapkan perang melawan Belanda untuk merebut Irian Barat.
Panjangnya 210 meter. Jika ditegakkan secara vertikal, kira-kira tingginya sama dengan gedung 50 lantai. Kapal ini diawaki 1.600 pelaut. Dipersenjatai dengan aneka senjata berat dan canggih pada masanya.
-
Apa spesies laut terbesar di dunia? Paus hiu adalah spesies ikan raksasa di dunia yang bisa mencapai berat hingga 21,5 ton dan tumbuh hingga panjang mencapai 12,6 meter.
-
Bagaimana KRI Dewaruci dibuat? Kapal ini dibuat oleh H.C Stülcken & Sohn Hamburg, Jerman mulai tahun 1932. Pembuatan kapal ini terhenti saat Perang Dunia II karena galangan kapal pembuatnya rusak parah.
-
Siapa yang memiliki kapal harta karun ini? Ribuan artefak ini diyakini hasil jarahan yang tenggelam bersama kapal milik panglima perang Zhang Xianzhong pada abad ke-17.
-
Mengapa kapal tersebut penting? Penelitian ini bagian dari misi untuk melestarikan dan melindungi dua bangka kapal ini yang dinilai sangat penting bagi arkeologi dunia, menurut pengumuman Badan Warisan Kebudayaan Nasional China.
-
Siapa yang pernah menjadi penguasa lautan? Dahulu Bumi pernah dihuni oleh hewan-hewan raksasa dengan ukuran dan kekuatan yang sangat sulit dibayangkan. Mereka ada yang menjadi penguasa di lautan, merayap di daratan, bahkan menjadi penguasa ekosistem.
-
Siapa Raja Laut? Latimeria menadoensis merupakan salah satu jenis ikan laut yang memiliki nama Indonesia Ikan Raja Laut.
Meriamnya bisa menghancurkan musuh dari jarak 35 km. Lapisan bajanya 100 mm, cukup kuat untuk menahan gempuran meriam kapal Belanda. Di geladak pun dilengkapi aneka senjata antiserangan udara.
Target utama KRI Irian adalah menenggelamkan HMS Karel Doorman, kapal induk kebanggaan Belanda.
Jika dibanding kapal milik Angkatan Laut Belanda di Papua seperti HRMS Eversten, HRMS Kortenaer dan HRMS Utrech yang menenggelamkan KRI Matjan Tutul, jelas KRI Irian lebih unggul.
"KRI Irian hanya akan menggunakan seperempat dari total kekuatannya," tulis Letkol Laut KH (Purn) Edi Wahyono.
Pengalaman tersebut ditulis dalam buku Kulepas Engkau di Dermaga, Catatan dari Geladak RI Irian. Diterbitkan Warmedia Publisher tahun 2015.
Kalahkan Pelaut Uni Soviet
Pada suatu waktu, KRI Irian berlayar untuk melakukan pemeliharaan di Vladivostok. Di salah satu pelabuhan utama Uni Soviet itu, mereka sempat beberapa kali melakukan latihan bersama AL Blok Timur.
Hebatnya, para awak KRI Irian bisa mengungguli AL Uni Soviet saat simulasi pertempuran laut. Mereka menang beberapa kali dalam kecepatan menembak dan kesiapan tempur.
Apa sebab awak TNI AL bisa unggul?
Ternyata kuncinya adalah soal kecepatan. Begitu mendapatkan perintah menembak, para kelasi langsung berlari ke posnya masing-masing.
Semua langsung siaga apa pun kondisinya. Yang sedang mandi langsung berlari hanya pakai handuk. Yang sedang tidur langsung bersiap hanya dengan pakaian dalam saja.
"Tidak ada satu pun anak buahku yang menggunakan pakaian perlengkapan seharusnya, mulai dari helm, pelindung telinga, pelampung, apalagi seragam," kata Edi.
5 Menit Menentukan Hidup dan Mati
Tindakan ini berbeda dengan para pelaut Uni Soviet. Saat mendapat perintah menembak, mereka akan bersiap-siap dahulu, menggunakan seragam dan perlengkapan lain sesuai prosedur. Waktunya menjadi sangat lama.
Menurut perwira TNI AL itu, peperangan laut, seringkali hanya terjadi dalam waktu lima menit. Siapa cepat dia akan hidup dan siapa lambat akan mati.
"Jadi untuk apa memakai segala perlengkapan bila itu menghambat dan mengantarkan pada kematian."
"Kalau harus mati gara-gara berpakaian, mending kami telanjang sambil berperang. Yang penting kami menang," kata Edi menirukan semangat anak buahnya.
Nasib Monster Laut
Ironisnya walau kesiapan tempur dan semangat awak KRI Irian sangat tinggi, mereka tidak sempat merasakan kesempatan bertempur dengan Belanda.
Belanda keburu mengakhiri konflik di Irian Barat tanpa peperangan. Peperangan besar pun batal terjadi.
KRI Irian pun berakhir tragis. Akhir nasibnya tidak diketahui. Ada yang menyebut kapal raksasa ini dibesituakan. Ada juga yang berkata Uni Soviet mengambilnya agar tidak diambil oleh Blok Barat kala itu.
KRI Irian adalah bagian dari sejarah militer Indonesia pernah menjadi kekuatan yang sangat disegani di Asia pada masa lalu. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Misterius dan megah, kapal selam menjadi simbol eksplorasi bawah laut dan kecanggihan teknologi. Artikel ini akan membahas kapal selam terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaLaksamana TNI Muhammad Ali memberi perintah secara langsung kepada prajurit untuk menembak musuh dalam Latopslagab 2024 TNI AL.
Baca SelengkapnyaFoto-foto lama ini menunjukkan kekuatan raksasa TNI AU. Sangar banget.
Baca SelengkapnyaDi hari kelahiran Pancasila, TNI AL meresmikan operasional KRI Bung Karno-369. Istimewanya, kapal perang ini merupakan buatan anak bangsa. Simak penampakannya!
Baca SelengkapnyaPotret tank marinir TNI AL yang punya kemampuan berenang di laut.
Baca SelengkapnyaPotret kapal perang pemburu ranjau di dasar laut milik TNI AL.
Baca SelengkapnyaPotret bom dengan daya ledak paling terbesar sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaKini kapal legendaris itu menjadi duta maritim Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerlengkapan perang terus berkembang cepat dengan terobosan baru yang diciptakan untuk pertahanan negara.
Baca SelengkapnyaSelain penembakan rudal Exocet, juga dilaksanakan penembakan roket RM 70 Grad Marinir TNI dari atas geladak KRI Teluk Amboina (KRI ABN-503).
Baca SelengkapnyaPesawat Antonov AN 124-100 telah naik tahta dan dinobatkan sebagai pesawat kargo terbesar di dunia. Ketahui fakta-fakta uniknya.
Baca SelengkapnyaParade Alusista TNI ini digelar di kawasan Bundaran Hotel Indonesia usai gladi bersih menyambut HUT TNI ke-78 di Monas.
Baca Selengkapnya