Kapal Rampasan Perang Diangkat dari Dasar Sungai, Ditemukan 76.000 Artefak Emas Sampai Alat Militer
Ribuan artefak ini diyakini hasil jarahan yang tenggelam bersama kapal milik panglima perang Zhang Xianzhong pada abad ke-17.
Ribuan artefak ini diyakini hasil jarahan yang tenggelam bersama kapal milik panglima perang Zhang Xianzhong pada abad ke-17.
-
Apa saja artefak yang ditemukan? Sebagian besar artefak yang mudah rusak terbuat dari kayu, termasuk wadah kulit pohon betula, batang proyektil, dan tongkat jalan. Artefak lainnya dibuat dengan menggunakan tulang hewan termasuk sepatu bot kulit yang dijahit dan alat-alat tulang dan tanduk yang diukir.
-
Siapa yang menemukan artefak di galangan kapal? Arkeolog Turki, Hakan Öniz, mengumumkan penemuan artefak baru di galangan kapal kuno terbesar dan tertua di dunia.
-
Apa yang ditemukan di kapal Dinasti Ming? Dua bangkai kapal kuno dari Dinasti Ming ditemukan para arkeolog di Laut China Selatan, ungkap Badan Warisan Budaya China (NCHA), pada Kamis. Bangkai kapal kuno ini berisi ratusan artefak yang terdiri dari tumpukan porselen, tembikar, potongan tembaga, kayu eboni dan bagian-bagian hewan yang menjadi bukti perdagangan maritim luas yang diawasi oleh Dinasti Ming.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di bangkai kapal? Sejak 2019, proyek penggalian yang dipimpin Profesor Hakan Öniz dari Fakultas Seni Rupa Universitas Akdeniz menjelajahi dasar laut di lepas pantai Kumluca di provinsi selatan Turki, Antalya. Dilansir Heritage Daily, proyek penggalian ini menemukan bangkai kapal di kedalaman 50 meter, yang membawa muatan batangan bantal tembaga yang diyakini berasal dari Pegunungan Troodos di Siprus. Baru-baru ini, para peneliti menemukan belati perunggu berpaku perak di lokasi bangkai kapal, yang dikaitkan dengan peradaban Kreta-Minoa, budaya Zaman Perunggu yang berpusat di Pulau Kreta.
-
Apa artefak yang ditemukan? Peneliti menemukan sisa-sisa ramuan halusinogen Mesir kuno di dalam sebuah vas bunga berusia 2.200 tahun.
-
Apa yang ditemukan di dalam kapal karam? Sekelompok peneliti arkeologi bawah air menemukan dua buah lempengan timah seberat 22 gram dan 44 gram di sebuah kapal karam Zaman Perunggu di lepas pantai Antalya Kumluca,Turki.
Kapal Rampasan Perang Diangkat dari Dasar Sungai, Ditemukan 76.000 Artefak Emas Sampai Alat Militer
Sebuah eksplorasi arkeologi yang mengejutkan di Provinsi Sichuan, China selatan, mengungkap lebih dari 70.000 artefak berharga, termasuk emas, perak, perunggu, peralatan militer, dan simbol-simbol jabatan tinggi. Ribuan artefak ini diyakini hasil jarahan yang tenggelam bersama kapal milik panglima perang Zhang Xianzhong pada abad ke-17.
Sumber: Good News Network
Artefak ini diduga setara 3.995 ton perak. Sejauh ini, tim dari Institut Arkeologi dan Peninggalan Budaya Provinsi Sichuan membendung Sungai Min untuk melakukan survei intensif di 250 hektar dasar sungai tersebut sejak 2016. Tim penggalian pun akhirnya menemukan saluran batuan dasar yang menyembunyikan artefak dari kapal harta karun Zhang.
"Temuan ini tidak hanya memverifikasi catatan sejarah tentang pertempuran Jiangkou dan harta karun yang tenggelam, tetapi juga memberikan gambaran tentang kerusuhan sosial yang luas pada saat pergantian dinasti, serta tentang Zhang Xianzhong sendiri sebagai tokoh sejarah kontroversial," papar Liu Zhiyan dari Institut Arkeologi dan Peninggalan Budaya Provinsi Sichuan sekaligus ketua tim penggalian.
Selain artefak militer, ditemukan koin yang dicetak di Daxi, kerajaan singkat yang didirikan oleh Zhang di Provinsi Sichuan. Penemuan ini sejalan dengan catatan sejarah, menciptakan keseimbangan antara bukti arkeologi dan cerita sejarah.
Salah satu penemuan paling menarik adalah stempel kerajaan yang digunakan oleh Zhang, dihiasi dengan emas dan bergambar harimau sesuai dengan julukan panglima perangnya sebagai "huang lao hu" atau "Harimau Kuning."
Foto: Jiu Zhiyan
Meskipun Zhang berasal dari latar belakang kalangan bawah, ia memerintah populasi yang sebagian besar berbasis pertanian dengan angkatan bersenjata, menggunakan teror dan penjarahan sebagai instrumen utama negara. Artefak yang ditemukan di situs kehancuran kapalnya menggambarkan jejak berdarahnya dalam menaklukkan tahun-tahun akhir Dinasti Ming.
Namun, seperti semua dinasti lain sebelum mereka, pemerintahan Ming juga memiliki kelemahan. Bagi Ming, itu adalah proses birokrasi yang dikenal sebagai sistem enfeoffment, yang memberikan monopoli tanah seukuran kabupaten atau "wilayah (fief)" kepada bangsawan.
Penguasa wilayah ini diberi "lempengan penganugerahan" untuk menunjukkan otoritas mereka untuk mengumpulkan pajak. Delegasi ini menciptakan jaringan kaisar kecil yang menyeret petani ke dalam kemiskinan dan kelaparan—kondisi dari mana Zhang bangkit menuju kekuasaan. Dia menggunakan bakatnya sebagai prajurit dan jenderal untuk memimpin perampok dan buruh tani untuk berperang melawan Dinasti Ming.
Banyak artefak yang ditemukan di sungai dekat Jiangkou menceritakan kisah-kisah kemenangan ini, karena hampir semuanya adalah rampasan dari kota-kota dan istana yang diambil selama kampanye ini. Harta karun ini termasuk lempengan emas sebagai tanda kehormatan dan simbol-simbol jabatan lainnya seperti lempengan perak yang dipesan oleh Raja Chu kepada Kaisar Ming untuk pajak tahunan, dan segel emas berusia 200 tahun yang beratnya lebih dari 7 kilogram dan telah digunakan oleh 13 generasi penguasa dari negara bawahan Shu.
Pada 1643, pasukan Zhang juga menduduki kota Changde, dan mengambil sepasang lempengan penghargaan emas lainnya milik Raja Rong.
Sumber: Good News Network
"Barang-barang yang digali dari situs medan pertempuran Jiangkou cocok dengan rute penaklukan Zhang seperti yang tercatat dalam literatur," kata Liu kepada Ling Xin dari majalah Archaeology.
Foto: Jiu Zhiyan
Penemuan ini bukan hanya tentang kekayaan yang hilang, tetapi juga sebuah jendela ke masa lalu yang membantu kita memahami kerumitan perubahan dinasti dan perjalanan sejarah China.
Sumber: Good News Network