133 Kata Baku dan Tidak Baku beserta Artinya, Jangan sampai Tertukar
Merdeka.com - Dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, terdapat aturan untuk menggunakan bahasa baku. Bahasa baku ini menjadi suatu pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam berbahasa Indonesia. Itulah kenapa, kita harus mempelajari kata baku dan tidak baku beserta artinya.
Mengetahui kata baku dan tidak baku beserta artinya menjadi penting, karena faktanya, terdapat banyak penyimpangan yang sering terjadi dalam aturan baku tersebut. Hal ini tidak lepas dari adanya pengaruh lingkungan, di mana setiap daerah di Indonesia memiliki logat atau dialek yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat pengucapan kata baku jadi menyimpang. Kata-kata yang menyimpang ini biasa disebut dengan kata tidak baku.
Di tengah komunikasi masyarakat, penggunaan kata tidak baku justru lebih populer dibandingkan kata baku. Sedangkan kata baku, lebih sering digunakan untuk acara dan komunikasi formal, kuliah, atau dalam tulisan sastra dan penelitian.
-
Apa itu kata baku dalam bahasa Indonesia? Kata baku merupakan kata yang penggunaannya sudah sesuai dengan kaidah serta pedoman bahasa Indonesia itu sendiri.
-
Di mana kata baku digunakan? Kata baku ini umumnya dipakai dalam teks formal seperti dalam dokumen bisnis maupun peraturan tertulis pemerintahan.
-
Kenapa penting untuk menggunakan kata baku? Kata baku biasanya dipakai dalam teks yang bersifat formal, seperti dalam dokumen bisnis maupun peraturan tertulis pemerintahan.
-
Kapan kita harus memakai kata baku? Kata baku biasanya dipakai dalam teks yang bersifat formal, seperti dalam dokumen bisnis maupun peraturan tertulis pemerintahan.
-
Apa fungsinya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional? Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa Indonesia bagi masyarakat adalah sebagai berikut: Sebagai Lambang Kebanggaan KebangsaanSebagai lambang kebanggaan kebangsaan, Bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sangat penting dalam memperkuat identitas dan kebanggaan setiap individu Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan kata baku? Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata baku adalah kata yang harus sesuai dengan aturan pedoman bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Untuk menyegarkan kembali ingatan terkait kata baku dan tidak baku, berikut kata baku dan tidak baku beserta artinya yang kami lansir dari situs resmi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kbbi.web.id:
Kata Baku dan Tidak Baku beserta Artinya (A-E)
Kata baku memiliki bentuk yang tetap dan tidak berubah-ubah, serta tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah atau asing kecuali telah diserap secara resmi. Penggunaan kata baku penting untuk menjaga konsistensi dan kejelasan dalam komunikasi tertulis dan lisan yang formal.
Berikut beberapa contoh kata baku dan tidak baku beserta artinya yang perlu diketahui:
Kata Baku dan Tidak Baku beserta Artinya (F-K)
Kata tidak baku sering kali muncul dalam percakapan sehari-hari, media sosial, dan komunikasi informal. Kata-kata ini bisa dipengaruhi oleh bahasa daerah, slang, atau bahasa asing yang belum diresmikan sebagai bagian dari bahasa Indonesia.
Berikut kata baku dan tidak baku beserta artinya:
Kata Baku dan Tidak Baku beserta Artinya (L-O)
Legalisasi = Legalisir, pengesahan (menurut undang-undang atau hukum).
Lemari = Almari, peti besar tempat menyimpan sesuatu (seperti buku, pakaian).
Lembap = Lembab, mengandung air (tentang hawa dan sebagainya).
Lubang = Lobang, liang.
Makhluk = Mahluk, sesuatu yang dijadikan atau yang diciptakan oleh Tuhan (seperti manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan).
Manajemen = Managemen, penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Manajer = Manager, orang yang mengatur pekerjaan atau kerja sama di antara berbagai kelompok atau sejumlah orang untuk mencapai sasaran.
Mandek = Mandeg, berhenti.
Masyhur = Mashur, dikenal orang banyak; terkenal; kenamaan.
Matang = Mateng, sudah tua dan sudah sampai waktunya untuk dipetik, dimakan, dan sebagainya (tentang buah-buahan).
Memerhatikan = Memperhatikan, melihat lama dan teliti; mengamati; menilik.
Memerintah = Memperintah, memberi perintah; menyuruh melakukan sesuatu.
Memesona = Mempesona, sangat menarik perhatian; mengagumkan.
Memopulerkan = Mempopulerkan, menjadikan populer.
Mengapa = Kenapa, kata tanya untuk menanyakan sebab, alasan, atau perbuatan.
Mengubah = Merubah, menjadikan lain dari semula.
Menteri = Mentri, kepala suatu departemen (anggota kabinet), merupakan pembantu kepala negara dalam melaksanakan urusan (pekerjaan) negara.
Menyontek = Mencontek, menggocoh (dengan sentuhan ringan); mencungkil (bola dan sebagainya) dengan ujung kaki.
Menyukseskan = Mensukseskan, menjadikan berhasil; menjadikan beruntung.
Merek = Merk, tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal; cap (tanda) yang menjadi pengenal untuk menyatakan nama dan sebagainya.
Meterai = Materai, cap tanda berupa gambar yang tercantum pada kertas atau terukir (terpateri dan sebagainya) pada kayu, besi, dan sebagainya; cap; tera; segel.
Metode = Metoda, cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Miliar = Milyar, seribu juta.
Museum = Musium, gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno.
Nahas = Naas, sial; celaka; malang (terutama dihubungkan dengan hari, bulan, dan sebagainya yang dianggap kurang baik menurut perhitungan).
Nakhoda = Nahkoda, juragan (pemimpin) perahu (kapal).
Napas = Nafas, udara yang diisap melalui hidung atau mulut dan dikeluarkan kembali dari paru-paru.
Nasihat = Nasehat, ajaran atau pelajaran baik; anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik.
Negeri = Negri, tanah tempat tinggal suatu bangsa.
Objek = Obyek, hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan.
Objektif = Obyektif, mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi.
Omzet = Omset, jumlah uang hasil penjualan barang (dagangan) tertentu selama suatu masa jual.
Orang Tua = Orangtua, ayah ibu kandung.
Kata Baku dan Tidak Baku beserta Artinya (P-Z)
Paham = Faham, pengertian.
Pembaruan = Pembaharuan, belum pernah ada (dilihat) sebelumnya.
Penasihat = Penasehat, panitia yang diangkat untuk memberikan nasihat tentang suatu hal.
Perajin = Pengrajin, orang yang bersifat rajin.
Permukiman = Pemukiman, bagian kota wilayah besar yang khusus digunakan untuk tempat tinggal penduduk.
Persentase = Presentase, bagian dari keutuhan yang dinyatakan dengan persen.
Perusak = Pengrusak, orang atau alat untuk merusakkan.
Praktik = Praktek, pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori.
Prancis = Perancis, salah satu nama negara di Eropa.
Prangko = Perangko, tanda pembayaran biaya pos (biasanya berupa kertas persegi bergambar).
Ramai = Rame, riuh rendah (tentang suara, bunyi).
Rapi = Rapih, baik, teratur, dan bersih; apik.
Saksama = Seksama, teliti; cermat.
Saraf = syaraf, perubahan kata-kata.
Sekadar = Sekedar.
Sekretaris = Sekertaris, orang (pegawai, anggota pengurus) yang diserahi pekerjaan tulis-menulis, atau surat-menyurat, dan sebagainya.
Seprai = Seprei, kain alas tempat tidur, ditempatkan di atas kasur (tempat tidur, dipan).
Silakan = Silahkan, sudilah kiranya (kata perintah yang halus).
Sistem = Sistim, perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Subjek = Subyek, pokok pembicaraan; pokok bahasan.
Sutera = Sutra, benang halus dan lembut yang berasal dari kepompong ulat sutra.
Syukur = Sukur, rasa terima kasih kepada Allah.
Teladan = Tauladan, sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tentang perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya).
Tenteram = Tentram, aman; damai (tidak terdapat kekacauan).
Trofi = Tropi, yang diperoleh sebagai tanda kenang-kenangan atas kemenangan atau keberhasilan (dalam perburuan, olahraga, dan sebagainya) dalam bentuk piala, patung kecil, dan sebagainya; hadiah berupa uang atau barang bagi yang memenangi atau menjuarai turnamen olahraga.
Teoretis = Teoritis, berdasar pada teori; menurut teori.
Terampil = Trampil, cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan.
Urgen = Urgent, mendesak sekali pelaksanaannya; sangat penting (gawat, mendesak, memerlukan tindakan segera).
Ustaz = Ustad / Ustadz, guru agama atau guru besar (laki-laki).
Utang = Hutang, uang yang dipinjam dari orang lain.
Vila = Villa, rumah mungil di luar kota atau di pegunungan; rumah peristirahatan.
Wali Kota = Walikota, kepala kota madya; kepala wilayah kota administratif.
Wujud = Ujud, rupa dan bentuk yang dapat diraba.
Zamzam = Zam-Zam, mata air di Mekah di Masjidilharam yang muncul pada zaman Nabi Ibrahim.
Zaman = Jaman, jangka waktu yang panjang atau pendek yang menandai sesuatu; masa.
Ciri-Ciri Kata Baku
Berikut ciri-ciri kata baku yang perlu diketahui: 1. Sesuai dengan Kaidah Tata BahasKata baku mengikuti aturan tata bahasa yang telah ditetapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
2. Penggunaan Konsisten dalam Ragam Resmi
Kata baku digunakan dalam konteks resmi seperti dokumen pemerintahan, karya ilmiah, surat resmi, pidato, dan media massa yang berstandar.
3. Tidak Dipengaruhi Bahasa Daerah atau Asing
Kata baku tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah atau bahasa asing kecuali kata serapan yang telah diresmikan.
4. Memiliki Bentuk yang Tetap
Kata baku tidak berubah-ubah bentuknya dan tetap sesuai dengan yang terdapat dalam KBBI.
5. Pengucapan yang Tepat
Kata baku diucapkan sesuai dengan kaidah fonologi bahasa Indonesia.
Ciri-Ciri Kata Tidak Baku
Adapun ciri-ciri kata tidak baku adalah sebagai berikut: 1. Tidak Sesuai dengan Kaidah Tata BahasaKata tidak baku tidak mengikuti aturan tata bahasa yang ditetapkan dalam KBBI dan PUEBI.
2. Penggunaan dalam Ragam Tidak Resmi
Kata tidak baku sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, media sosial, atau komunikasi informal.
3. Dipengaruhi Bahasa Daerah atau Asing
Kata tidak baku sering kali dipengaruhi oleh bahasa daerah atau bahasa asing, yang belum diserap secara resmi.
4. Pengucapan yang Tidak Tepat
Kata tidak baku sering kali diucapkan secara berbeda dari bentuk bakunya, sesuai dengan dialek atau kebiasaan daerah tertentu.
5. Bentuknya Berubah-ubah
Kata tidak baku dapat memiliki variasi bentuk yang berbeda-beda tergantung pada kebiasaan pengguna bahasa. (mdk/ank)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam bahasa sehari-hari, kita mengenal kata baku dan tidak baku. Kata-kata KBBI mengacu pada kata baku. Namun, banyak yang masih tertukar dengan keduanya.
Baca SelengkapnyaApa itu kata baku? Simak penjelasan berikut beserta ragam contoh kata baku yang tepat.
Baca SelengkapnyaKata baku dan tidak baku kerapkali digunakan dalam keseharian manusia. Begini penjelasan lengkap beserta contohnya.
Baca SelengkapnyaBiasanya kata baku digunakan pada lingkungan formal mulai dari sekolah, tempat kerja hingga pemerintahan. Ini ragam contohnya.
Baca SelengkapnyaKata tidak baku dan kata baku adalah unsur penting dalam berbahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaKata depan adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan kata-kata dalam kalimat dan biasanya diletakkan sebelum kata benda, kata sifat, atau kata keterangan.
Baca SelengkapnyaKosakata memliki fungsi penting dalam penyusunan artikel.
Baca SelengkapnyaTanda baca adalah simbol yang digunakan dalam tulisan untuk menunjukkan struktur, intonasi, dan jeda saat membaca.
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti meminta para pemuda agar disiplin menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam berkomunikasi.
Baca SelengkapnyaMasih banyak kata tersembunyi yang jarang diketahui oleh orang-orang saat ini. Kata-kata ini memiliki makna indah yang membuat ucapan terdengar seperti puisi.
Baca SelengkapnyaBerikut kumpulan contoh peribahasa Indonesia beserta artinya.
Baca SelengkapnyaHuruf kapital adalah bentuk huruf abjad (seperti A, B, C) yang biasa digunakan pada kata pertama dalam sebuah kalimat.
Baca Selengkapnya