Ini Dia Raja Jalanan di Jalur Sukabumi–Bogor, Skill Sopirnya Bikin Kagum Sekaligus Deg-Degan
Kolmini si Raja Jalanan Sukabumi-Bogor ini jadi andalan warga karena kecepatannya
Kolmini si Raja Jalanan Sukabumi-Bogor ini jadi andalan warga karena kecepatannya
Ini Dia Raja Jalanan di Jalur Sukabumi–Bogor, Skill Sopirnya Bikin Kagum Sekaligus Deg-Degan
Di jalur antar kota Sukabumi–Bogor, Jawa Barat, terdapat angkutan umum berjuluk raja jalanan bernama Kolmini.
-
Apa jenis angkot Sumber Rejeki? Kendaraannya tampak jadul alias peninggalan zaman dulu, bermerek Mitsubishi Colt T120 yang dirilis tahun 1980.
-
Siapa yang ditegur sopir angkot? Peristiwa itu diketahui terjadi di Jalan Baru Puspanegara Citeureup, Kabupaten Bogor belum lama ini. Pemotor itu awalnya hendak menegur dengan sedikit sindiran, namun mendapat reaksi tak terduga dari sopir angkot tersebut.
-
Di mana angkot Sumber Rejeki biasa mangkal? Mengutip kanal YouTube Pergi Jauh Naik Bis, Selasa (10/10), angkot Sumber Rejeki sendiri kerap mangkal di area terminal Pasar Induk Kepuh, Kecamatan Kuningan.
-
Siapa saja yang naik angkot? Seringkali, para ibu-ibu naik angkot saat pergi atau pulang dari berbelanja di pasar.
-
Bagaimana akses ke wisata dekat stasiun Bogor? Karena cukup dekat dengan stasiun, maka akses menuju lokasi wisata lebih mudah dan terjangkau.
-
Bagaimana sopir angkot menunjukkan kemarahannya? Merasa tak terima ditegur, sopir angkot pun lantas melayangkan pukulan kepada pemotor tersebut. Terlebih ia sadar bahwa aksinya itu telah direkam kamera.
Kolmini menjadi transportasi umum andalan warga setempat selain angkutan kota (angkot) karena kecepatannya. Untuk bisa mengoperasikan Kolmini dibutuhkan skill sopir yang di atas rata-rata.
Sampai saat ini armadanya masih beroperasi dan dibutuhkan warga, terutama yang ingin bepergian saat larut malam. Berikut kisah menariknya.
Beroperasi hingga Malam
Dikutip dari kanal YouTube Pergi Jauh Naik Bis, Kolmini banyak diminati warga karena tarifnya yang murah.
Selain itu jam operasionalnya pun fleksibel hingga malam hari bahkan ada yang 24 jam nonsetop, dengan sistem ganti sopir.
Walau beroperasi sampai di atas jam 12 malam, kendaraan ini selalu ramai dipadati penumpang.
Gunakan Kendaraan Lawas
Kolmini sendiri bukan tipikal angkutan umum yang menggunakan kendaraan bagus dan mewah.
Mayoritas armadanya justru memakai kendaraan lawas, yakni Mitsubishi jenis Colt L300.
Penggunakan nama Kolmini diduga berasal dari merek kendaraan tersebut, yakni Mitsubishi Colt yang kebanyakan dipasarkan sejak tahun 1990-an sampai awal 2000 an.
Walau demikian, kendaraan tersebut sangat terawat dan layak jalan.
Skill Sopirnya di Luar Nalar
Dalam video yang diunggah kanal tersebut memperlihatkan keganasan Kolmini di jalanan antara Sukabumi–Bogor.
Terlihat sopirnya begitu andal melewati jalur yang seringkali padat, terutama di kawasal Cibadak.
Bahkan sopir tak ragu untuk menyalip kendaraan-kendaraan besar semacam bus hingga truk dengan menggunakan jalur kiri maupun kanan.
Cari Jalur Alternatif
Yang menarik dari Kolmini lainnya adalah kemampuan sopir yang bisa menghindari kemacetan.
Dengan insting yang kuat, mereka langsung mencari jalur alternatif untuk menghindari hambatan macet.
Alhasil jarak tempuh pun bisa dipangkas, dan membantu para penumpang yang mengejar waktu.
Ini yang juga mengukuhkan Kolmini sebagai raja jalanan Sukabumi–Bogor, lantaran hafal medan dan menguasai ruas jalanan.
Tunggu Penumpang hingga Penuh
Namun para penumpang Kolmini diharuskan sabar karena kendaraan umum ini tidak akan berangkat sebelum penumpangnya penuh.
Biasanya mereka akan ngetem di titik-titik keramaian seperti Cibadak, sampai Bogor yang merupakan shelter angkutan umum Kolmini.
Penumpangnya juga dari berbagai latar belakang, mulai dari anak sekolah, mahasiswa, pekerja kantoran sampai ibu rumah tangga yang ingin ke pasar.
Potret Kolmini si Raja Jalanan Sukabumi – Bogor
Kolmini juga jadi kendaraan umum yang berbeda karena memiliki warna yang bermacam-macam, dengan hiasan yang ramai.
Untuk rute Sukabumi – Bogor atau sebaliknya, penumpang biasa dikenakan biaya ongkos sebesa Rp30 ribu per orang.