Jadi Bukti Kesetiaan pada Keluarga, Begini Makna Bercocok Tanam bagi Perempuan Baduy
Merdeka.com - Bagi masyarakat Baduy Luar di Banten, bercocok tanam bukan sekadar upaya untuk bertahan hidup maupun kebutuhan ekonomi semata. Mereka menjalankan kegiatan bertani sebagai bentuk kasih sayang serta kesetiaan kepada suami dan keluarga di rumah.
Munah (45), perempuan Baduy yang ditemui di lahan kebun milik Perum Perhutani di Blok Cicuraheum Kabupaten Lebak, Minggu (3/10) mengatakan, bertanam adalah tradisi yang dilahirkan turun temurun. Kebiasaan bercocok tanam atau ngahuma disesuaikan dengan kalender adat di Kampung Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak .
"Kami bersama suami merasa senang memasuki masa tanam," terang Munah kepada wartawan, mengutip Antara.
-
Bagaimana masyarakat Baduy menjaga keasrian alam di kampung mereka? Salah satu upaya menjaga keasrian alam adalah melalui kegiatan bertaninya dengan sistem huma. Warga hanya boleh panen satu kali dalam satu tahun, dan merawat tanaman hasil buminya dengan tidak menggunakan pupuk kimia.
-
Bagaimana cara Suku Baduy menggunakan daun rane? Selesai mandi, daun rane disiapkan lalu ditumbuk halus. Tidak ada durasi pasti untuk menumbuknya. Namun, semakin halus semakin baik. Kemudian daun tersebut bisa diusapkan ke wajah secara merata, sampai seluruh wajah tertutup dengan daun rane halus itu. 'Ini sampai halus, setelah halus dipakaikan langsung ke muka, sambil digosok-gosok, kayak gini, lalu diamkan selama 10 menit, ' kata Asep.
-
Dimana Suku Baduy mendapatkan daun rane? Seperti dimuat di kanal YouTube Asep Lembur Baduy, Rabu (9/8), daun rane menjadi sabun pencuci muka alami yang bisa ditemukan di hutan-hutan sekitar permukiman Baduy.
-
Bagaimana cara perempuan Baduy membuat kain tenun? Mereka menyatukan helai benang di sela-sela aktivitas sehari-hari. Tak ada mesin-mesin modern di sana, karena kain ini dibuat dengan alat tradisional berbahan kayu. Dengan cekatan, tuas di kanan dan kiri alat tenun digerakkan untuk membuat pola menarik.
-
Dimana penanaman lamun dilakukan? Program konservasi Kitabisa, Harpa (Harapan Alam) mendukung gerakan penanaman 3.000 lamun di Pantai Teluk Bakau, Bintan bekerjasama dengan Lamun Warrior dan lembaga peduli lingkungan lain pada 1 Juli 2024.
-
Siapa yang mendiami Dusun Butuh? Mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani.
Rela Berjalan Kaki Belasan Kilometer
©2021 Merdeka.com/Arie Basuki
Dalam pelaksanaan tradisi bertani, para perempuan Baduy berjalan kaki belasan kilometer demi menuju lokasi ladang yang terletak di sekitar daerah perbatasan.
Para perempuan Baduy memiliki jadwal yang sudah ditetapkan untuk mengelola tanaman padi dan tanaman palawija. Biasanya komoditas tersebut akan ditanam saat memasuki awal bulan Oktober dan baru bisa dipanen pada April 2022 atau enam bulan ke depan.
Sebelumnya, lahan pertanian sudah dipersiapkan suami mereka, sehingga para istri tinggal merawat dan memanennya di waktu yang sudah terjadwal.
Simbol Kesetiaan kepada Suami
©2021 Merdeka.com/Arie Basuki
Menurut Munah, umumnya perempuan Baduy Luar melakukan aktivitas bertani untuk membantu suami di kebun ladang. Dan itu dianggap sebagai bentuk kesetiaan kepada suami dan keluarga sejak awal menikah.
Kaum perempuan Baduy wajib membantu suami di ladang agar mencapai keluarga yang bahagia dan sejahtera. Sebab, penghasilan ekonomi masyarakat Baduy dari hasil bercocok tanam.
Bahkan, ada yang tinggal di ladang selama enam bulan bersama suami mengingat perempuan Baduy tidak ada yang menganggur jika sudah memiliki suami.
"Kami menjalani tanam untuk kesejahteraan keluarga juga kesetiaan dalam membina rumah tangga," kata Munah.
Miliki Teknik Menanam Tertentu
Sebagai masyarakat yang ahli di bidang pertanian, para perempuan Baduy cukup cermat memanfaatkan cuaca terlebih di masa penghujan.
Biasanya musim basah tersebut akan mempermudah proses menanam untuk memasukan butiran gabah ke dalam tanah atau yang biasa disebut "ngaseuk" dengan jarak yang telah ditentukan agar bisa tumbuh subur.
Mereka juga akan membuat lubang lainnya di tanah untuk ditanami pisang, palawija dan lainnya. Bertani di musim hujan dianggap tepat, lantaran bisa menghasilkan panen yang melimpah tanpa serangan penyakit tanaman.
Sementara untuk pupuk organik, petani Baduy akan memanfaatkan sampah-sampah serta semak belukar di area yang telah melalui proses pembakaran sebelumnya untuk ditaburkan.
"Kami melakukan gerakan tanam itu dan dibantu bersama istri, " kata Pulung (55), petani Baduy.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konon pembuatannya hanya boleh dilakukan oleh perempuan.
Baca SelengkapnyaKampung adat ini masih menjalankan tradisi leluhur
Baca SelengkapnyaSuku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.
Baca SelengkapnyaPerpaduan pepohonan rindang dengan jalan setapak di perkampungan Baduy menghasilkan pemandangan yang indah dan estetik terutama saat pagi hari.
Baca SelengkapnyaTradisi turun-temurun ala masyarakat Buay Nuban ini bertujuan untuk mendapatkan generasi yang diharapkan dan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
Baca SelengkapnyaIntip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaSebuah perayaan tradisi yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini melibatkan seluruh petani untuk menyambut datangnya masa bercocok tanam.
Baca SelengkapnyaAda banyak sayur dan buah yang tersedia di atap rumahnya
Baca SelengkapnyaDari tahap awal sampai akhir, tradisi ini melibatkan orang banyak alias dikerjakan secara bergotong-royong dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.
Baca SelengkapnyaTradisi menumbuk padi di Kampung Adat Urug benar-benar unik
Baca SelengkapnyaSelain memohon doa untuk kelancaran pertanian, tradisi ini juga digelar sebagai cara memupuk keguyuban dan persaudaraan petani.
Baca SelengkapnyaTradisi Seren Taun Kasepuhan Cisungsang sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Kasepuhan Cisungsang
Baca Selengkapnya