Lamun Teluk Bakau; Ekosistem Tumbuhan Laut yang Perlu Dijaga
Ekosistem lamun memiliki kemampuan sebagai penyerap karbon untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer ke dalam laut melalui fotosintesis.
Program konservasi Kitabisa, Harpa (Harapan Alam) mendukung gerakan penanaman 3.000 lamun di Pantai Teluk Bakau, Bintan bekerjasama dengan Lamun Warrior dan lembaga peduli lingkungan lain pada 1 Juli 2024.
Kegiatan ini disaksikan dan diikuti oleh ratusan relawan dan jajaran pemerintahan dari Kementerian Koperasi & UMKM dan KPP RI. Acara ini sekaligus menandai kolaborasi antara Kitabisa dan Lamun Warior dalam mendukung konservasi alam dan lingkungan.
Ekosistem lamun memiliki kemampuan sebagai penyerap karbon untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer ke dalam laut melalui fotosintesis.
Sebagian dari CO2 yang diserap oleh lamun digunakan sebagai energi, sementara sisanya disimpan dalam bentuk biomassa di bagian tubuhnya seperti daun, bunga, buah, serta akar dan rimpang.
Biomassa ini dapat bertahan lama di sedimen laut tanpa kembali ke atmosfer. Efisiensi lamun dalam menyerap CO2 sangat tinggi, dengan kapasitas sebesar 1.867 ton/km² (48%), lebih tinggi dibandingkan dengan mangrove dan terumbu karang.
Kitabisa sebagai wadah terciptanya berbagai inisiatif dan gerakan sosial berkomitmen untuk berkontribusi pada kelestarian alam Indonesia.
Melalui program Harpa (Harapan Alam), Kitabisa melakukan berbagai upaya seperti melesatrikan satwa Orangutan, Penyelamatan Penyu, restorasi hutan dan bantuan pendidikan untuk masyarakat di wilayah konservasi.
-
Kenapa Padang Lamun penting untuk menjaga ekosistem laut? Padang Lamun memiliki peran ekologis yang sangat penting dalam ekosistem pesisir pantai.
-
Kenapa Pulau Kelapa jadi Taman Nasional Laut? Saat menyelam, keindahan pemandangannya langsung tampak. Pasir di bawah lautnya putih dan bersih, tidak ada sampah dan warna warni biota laut ikan sampai karang benar-bencar memanjakan mata. Maka tak heran jika lokasi ini ditetapkan sebagai satu-satunya Taman Nasional Laut yang ada di Indonesia.
-
Kenapa terumbu karang di Desa Sungai Dua Laut perlu dilestarikan? ‘Karang di sini bukan hanya sekadar untuk kita saja. Namun bagaimana agar anak cucu kita ke depan juga bisa menikmati. Biarlah kita melakukan rehabilitasi sekarang, kalau kita nggak bisa menikmati, biarlah anak cucu kita yang menikmati,'
-
Apa yang hidup di lautan? Lautan dengan luasnya yang mencakup sekitar 71% permukaan Bumi, menjadi rumah bagi sebagian besar kehidupan di planet ini. Angka yang berkisar antara 50% hingga 80% dari semua kehidupan ditemukan di lautan, menunjukkan betapa pentingnya ekosistem ini dalam mendukung beragam spesies.
-
Bagaimana Panglima Laot menjaga ekosistem laut? Dilansir dari Antara, Panglima Laot ini juga bertugas untuk mengatur dan menjaga ketertiban dalam menangkap ikan serta kehidupan masyarakat pesisir. Artinya, Panglima Laot diibaratkan tokoh yang menegakkan hukum adat laut.
-
Siapa yang terlibat dalam pelestarian terumbu karang di Desa Sungai Dua Laut? Usaha konservasi terumbu karang dari kerusakan tak hanya dilakukan oleh pemerintah, LSM, atau lembaga terkait, namun juga oleh masyarakat setempat.
“Kolaborasi dan penanaman lamun ini jadi bukti nyata komitmen Kitabisa dalam melestarikan sumber daya alam.
Senang sekaligus bangga bisa berkolaborasi dengan Lamun Warrior dan didukung oleh jajaran pemerintahan. Semoga upaya kita bersama ini dapat memberi dampak yang luas” ujar Edo Irfandi, Ketua Yayasan Kitabisa.
Penanaman Lamun ini diikuti oleh 200 orang relawan dari berbagai latar belakang. Hal ini menunjukkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Lamun Warrior sangat berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah terlibat untuk menunjukan komitmen lestari melalui penanaman lamun hari ini, yang menjadi Hari Lamun Indonesia. Di sisi lain, lamun masih terbilang jarang dan masih banyak yang belum mengetahui tentang lamun ini, baik fungsi, manfaat dan kebaikannya. Tapi harapannya dengan kolaborasi Kitabisa dan Lamun warrior ini, menjadi langkah awal dari bentuk aksi nyata bagi pelestarian lamun di Indonesia” ujar Siti N. Setiawan, co-founder Lamun Warrior.