Kisah Cinta Komponis Ismail Marzuki dan Istri Eulis Zuraida, Ditolak Mentah-mentah hingga Luluh Usai Mabuk Laut
Niat kuat Ismail Marzuki meluluhkan hati penyanyi keroncong asal Bandung itu akhirnya berbuah manis.
Kiranya sepakat bahwa lagu-lagu klasik macam “Hari Lebaran”, “Rayuan Pulau Kelapa” sampai “Gugur Bunga” merupakan karya hebat komponis Ismail Marzuki yang sulit dilupakan. Kemampuannya menciptakan lirik dan merancang musik secara unik membuat kehadiran Ismail di dunia seni suara banyak dinantikan pada masanya.
Ismail Marzuki menjadi contoh betapa kreatifnya pencipta musik di masa itu, karena menggabungkan berbagai jenis genre. Ia membaurkan ritme keroncong yang mendayu, dengan beat semangat dari unsur orkestra di grup musik Lief Java.
-
Kenapa Ismail Marzuki meninggal? Ismail Marzuki wafat setelah menderita penyakit paru-paru.
-
Kapan Ismail Marzuki meninggal? Ismail akhirnya meninggal dunia di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada 25 Mei 1958 dalam usia 44 tahun.
-
Dimana Ismail Marzuki dimakamkan? Ismail akhirnya meninggal dunia di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada 25 Mei 1958 dalam usia 44 tahun.
-
Apa julukan Marzuki Nyak Mad? Kemudian, Marzuki mendapat julukan 'Tukang Jagal yang Dingin' oleh Encas Tonif yang juga berposisi sebagai bek di Persib Bandung.
-
Mengapa istri Kasad Maruli merasa sedih? Baginya, kini kediamannya menjadi begitu sepi. 'Rumah rasanya sepi sekali tanpa celoteh dia yang enggak pernah berhenti,' sambungnya.
-
Siapa Istri Kasad Jenderal Maruli? Istri Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Paulina Pandjaitan baru-baru ini tengah bernostalgia.
Usaha kerasnya dalam menciptakan komposisi hebat rupanya dibawa di dalam kehidupan sehari-hari. Ismail kemudian mampu mendapatkan hati perempuan cantik yang ia kagumi bernama Eulis Zuraida, meski kisah cintanya tak semulus yang diharapkan.
Namun, niat kuatnya meluluhkan hati penyanyi keroncong asal Bandung itu kemudian berbuah manis. Eulis kemudian bersedia menjadi istrinya, hingga keduanya saling mencintai dan melengkapi. Kabarnya, ungkapan cinta Ismail sempat ditolak mentah-mentah hingga Eulis luluh setelah peristiwa mabuk laut.
Bagaimana kisah cinta Ismail Marzuki yang unik? Berikut informasinya
Awal Mula Pertemuan dengan Eulis Zuraidah
Dalam buku “Ismail Marzuki: Senandung Melintas Zaman” karya Ninok Leksnono, disebutkan bahwa kisah cinta Ismail dan Eulis mulanya memang pelik. Ketika itu, akhir tahun 1920-an, Ismail harus pindah ke Bandung dan bergabung ke sebuah kelompok musik.
Di grup tersebut, Ismail dan Eulis kemudian bertemu dan menjadi rekan satu kelompok musik keroncong dengan paduan unsur orkestra.
Sekian lama menjadi rekan satu grup, keduanya diketahui sulit bersatu. Eulis selalu menolak kehadiran Ismail. Namun hal berbeda justru pada Ismail yang terus berupaya menghibur dan membuat lelucon, agar Eulis tetap nyaman menyanyi di kelompok tersebut.
“Pertemuan antara Ismail dengan Eulis terjadi ketika Ismail pindah ke Bandung dan bergabung dengan klub musik di kota ini. Di dalamnya sudah ada Eulis sebagai penyanyi,“ kata Ninok Leksono, di bukunya.
Eulis Selalu Menolak Menyanyi saat Ada Ismail
Di awal-awal pertemuan mereka dalam grup tersebut, Eulis selalu menolak kehadiran Ismail. Bahkan, Eulis pernah mengancam tak ingin bernyanyi ketika pemusiknya diisi oleh Ismail.
Eulis dengan tegas menolak, dan tak ingin tampil bersama Ismail pada saat itu. Namun, rekan-rekan satu grupnya selalu berusaha meyakinkan Eulis bahwa Ismail merupakan sosok yang membawa pengaruh baik di grup musik yang mereka gawangi.
“Setelah bergabung dengan orkes, Eulis selalu bertanya kepada rekan-rekannya: ada si Ismail nggak? Ada, orang dia yang berperan di sini (jawab di pemusik). Ah aku nggak mau nyanyi kalau ada dia (kata Eulis, ketus),” tulis Ninok.
Kisah Cinta Pelik Ismail karena Orang Tua Eulis Tak Setuju
Selain ditolak Eulis, Ismail juga ditolak kehadirannya oleh orang tua Eulis. Ketika itu, ayah dan ibu Eulis khawatir jika anaknya berhubungan dengan Ismail yang berasal dari Jakarta akan dituntut banyak hal.
Di masa itu, sempat ada anggapan perempuan daerah yang menikah dengan orang Jakarta dituntut harus menguasai banyak hal seputar rumah tangga. Kedua orang tuanya khawatir karena Eulis hanya bisa bermusik, dan berbeda dari perempuan kebanyakan.
“Orang tua Eulis beranggapan, mereka yang menikah dengan pemuda Jakarta seperti Ismail dituntut harus serba bisa, ya masak, ya mencuci, menyetrika, menjahit baju, membuat kue. Mereka khawatir, Eulis akan diremehkan oleh orang tua Ismail,” sambung Ninok.
Eulis Luluh Usai Mabuk Laut
Seiring berjalannya waktu, kisah cinta Eulis dan Ismail mulai tampak berbeda. Keduanya, kedapatan sering berinteraksi bersama dan menunjukkan kedekatan. Bahkan, Eulis dan Ismail kemudian diketahui menjalin hubungan spesial yakni pacaran.
Alih-alih Eulis luluh karena perjuangan Ismail yang memberikan semuanya, ia justru jatuh hati karena perhatian Ismail saat kondisinya mabuk laut.
Di dekade 1930-an, jadwal manggung mereka terbilang padat. Bahkan, Ismail dan Eulis bersama grupnya pernah diundang ke Singapura. Waktu itu, mereka naik kapal laut dalam kondisi belum berpacaran.
Namun, saat di dek kapal, Eulis merasa mual dan muntah karena mabuk laut. Ketika berada di dekat Eulis, tanpa ragu Ismail mengeluarkan sapu tangannya untuk mengelap dan menadahkan muntahan Eulis. Ismail juga memijat kepala dan tengkuk Eulis di dek kapal, sampai merasa reda nyerinya.
“Peristiwa di dek kapal itu benar-benar merubah segalanya. Sejak itu, Eulis benar-benar menerima kehadiran Ismail secara penuh hingga mereka berpacaran selama kurang lebih tiga tahun,” sebut Ninok.
Ismail Marzuki Si Pria Lucu yang Jadi Pujaan Eulis
Meski dikenal introvert, Ismail justru menampilkan sisi lainnya yakni suka melucu. Ini yang kemudian menjadi salah satu jurus ampuhnya memikat Eulis hingga mau menerima pinangannya.
Tak hanya itu. Ismail juga menerima kehadiran Eulis secara utuh, tanpa menuntut banyak hal seperti ketakutan dari orang tua Eulis sebelum mereka menikah. Eulis kemudian diboyong ke Jakarta, dan tinggal bersama dengan bahagia.
“Bagi Eulis, Ismail bukanlah pria yang tampan. Namun, sangat menarik, rapi dan resik. Namun, amat penting dari semuanya, Eulis selalu diperhatikan penuh,” kata Ninok
Rasa Sayang Ismail Terhadap Eulis dalam Sebuah Lagu
Adapun, ungkapan cinta Ismail kemudian dituangkan ke dalam sebuah lagu berjudul “Dari Mana Datangnya Asmara”.
Lagu ini benar-benar menceritakan perjalanan cinta Ismail yang semula ditolak dan diabaikan, hingga akhirnya berhasil meminang Eulis yang menjadi pujaan hatinya.
"Dari mana datangnya asmara
Aku pun tak mengetahui
Cara bagaimana dia
Dapat memikat di hati
Bagaimana dapatnya asmara
Merajalela di hati
Tak dapat aku membantah
Walaupun dahulu benci
Mulai ia berpantun
Hatiku berdetik
Kubalas dengan senyum
Sambil mataku melirik
Kemudian datang rasa sayang
Mulai wajahnya terbayang
Setiap waktu terkenang
Akhirnya aku bertunang"