Kisah Gereja Katolik Santo Servatius Bekasi, Identik Pakai Kopiah dan Celana Komprang
Merdeka.com - Harmonisasi antara agama dan kebudayaan rupanya tertanam jelas bagi warga Katolik di Kampung Sawah, Kota Bekasi Jawa Barat. Baju koko, kopiah dan celana ngatung seakan menjadi identitas yang melekat bagi paroki yang bermukim di pinggir Jakarta tersebut.
Kentalnya nuansa Betawi kian terasa saat para jemaat mengadakan kegiatan rohani, tepatnya di gereja lawas, Santo Servatius. Layaknya tempat ibadah pada umumnya, gereja yang berdiri di tanggal 6 Oktober 1896 tersebut dijadikan sebagai tempat kegiatan paroki Katolik di Kampung Sawah.
Baca juga alkitab online di Merdeka.com.
-
Siapa pendeta Batak yang berperan penting dalam gereja Indonesia? Seorang putra asal Tarutung bernama Soritua Albert Ernst Nababan atau biasa disingkat S.A.E Nababan merupakan salah satu tokoh pendeta yang cukup berpengaruh di Indonesia bahkan hingga kancah internasional.
-
Dimana Gereja Merah Kediri berada? Gereja Merah merupakan sebutan untuk Gereja Immanuel yang terletak di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
-
Dimana Gereja Sidang Kristus berlokasi? Salah satu di antaranya adalah Gereja Sidang Kristus di Jalan Masjid No.8, Kelurahan Gunungparang, Kecamatan Cikole.
-
Dimana gereja tersebut ditemukan? Para ahli arkeologi dari Westphalia-Lippe Regional Association (LWL) menemukan bekas gereja dari abad ke-10 di dekat Erwitte-Eikeloh, Jerman.
-
Kenapa Gereja Sidang Kristus diusulkan jadi cagar budaya? 'Ada tiga bangunan yang kami ajukan atau diusulkan menjadi bangunan cagar budaya yakni Balai Kota Sukabumi, Gereja Sidang Kristus dan rumah pengasingan Bung Hatta,' terang Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji, Sabtu lalu.
-
Dimana wisata religi di Jombang yang dikhususkan untuk tiga agama? Salah satunya adalah objek wisata klenteng Hong San Kiong yang terletak di Jalan Raya Wangkal Gudo, Gud., Klenteng Hong San Kiong terkenal sebagai tempat ibadah yang disediakan untuk tiga agama sekaligus yaitu Konghucu, Budha, dan Tios.
Hingga saat ini, Gereja Santo Servatius tak bisa dilepaskan dari perkembangan liturgi Katolik di kawasan yang dikenal sebagai segitiga emas tiga agama besar di Indonesia tersebut. Lantas seperti apa cerita unik di balik berdirinya Gereja Santo Servatius di Kampung Sawah?
Berawal dari Perpecahan Penganut Protestan di Kampung Sawah
Gereja Betawi Kampung Sawah/©2020 servatius-kampungsawah.org
Dikutip dari servatius-kampungsawah.org, pada abad ke-19 masyarakat di RT006/04, No 75, Kelurahan Jati Melati, Kecamatan Pondok Melati, telah mengenal beberapa keyakinan. Seperti Islam, dan Protestan yang dibawa oleh zending Belanda bernama Mesteer Anthing (F.L. Anthing).
Terus berkembang di tengah masa kolonial, Mesteer Anthing terus menyebarkan agama Kristen di sebagian wilayah Jawa, termasuk Jawa Barat. Keunikannya, ia menggabungkan berbagai ajaran kepercayaan lokal (ngelmu) dengan menggaet tokoh penginjil budaya seperti Kiai Ibrahim Tunggul Wulung, Kiai Sadrach, hingga Paulus Tosari.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Kampung Sawah mulai tertarik belajar agama Kristen, hingga berjumlah 100 orang. Dan, pelayanan agama dilakukan oleh dua orang tokoh Kristen bernama Matias dan Nathanael.
Keduanya kerap bergantian datang ke Kampung Sawah untuk memimpin ibadat. Seiring berjalannya waktu, terjadi perpecahan dari jemaat Protestan Kampung Sawah. Mereka terpecah menjadi beberapa fraksi yang saling bermusuhan.
“Tahun 1891, Guru Nathanael membangun gereja bambu beratap genteng di Pondok Melati. Setelah beberapa lama, Guru Nathanael mengabaikan tugasnya memberi pelajaran kepada anak-anak. Di kemudian hari, Nathanael dipecat. Setelah ini merupakan masa-masa pertikaian antara jemaat Protestan di Kampung Sawah dan Pondok Melati," dikutip dari situs gereja Santo Servatius.
Benih Katolik di Kampung Sawah
Gereja Betawi Kampung Sawah ©2020 liputan6
Pasca pemecatan tersebut, Nathanael bersama jemaatnya melakukan perjalanan menuju Kathedral Batavia untuk menemui Pastor Bernardus Schweitz, seorang pemuka Agama Katolik di Batavia. Tak berlama-lama, Nathanael bersama rombongannya langsung menyatakan diri untuk menjadi Rum Katolik (beragama Katolik).
Sejak saat itu, Pastor Schweitz membabtis 18 pengikut Kristen dari Kampung Sawah bersama dengan Nathanael. Pembaptisan itu dilaksanakan pada tanggal 06 Oktober 1896, yang dipercaya sebagai hari kelahiran umat Katolik Kampung Sawah, bersamaan dengan gereja sederhana seharga 70 gulden.
Masuknya Tradisi Lokal Sedekah Bumi
Di sisi lain, penganut Katolik di Kampung Sawah ini, juga mengenal sedekah bumi, yang menjadi salah satu tradisi Betawi. Tradisi ini dilaksanakan setiap tanggal 13 Mei. Dalam sejarahnya, Guru Poespa selaku pendamping Pastor Oscar Cremers yang mulai aktif melakukan pelayanan di gereja tersebut, disebut sebagai yang menginisiasi tradisi itu.
Dulu, perayaan selamatan turut diaminkan oleh Pastor Cremers, sehingga pelaksanaan Sedekah Bumi pertama terlaksana dan menjadi tradisi inkulturasi gereja.
“Dilaksanakannya sedekah bumi merupaka wujud persembahan dalam ekaristi di mana umat menyerahkan hasil buminya langsung kepada Tuhan dalam misa kudus di gereja. Kelapa, durian, nangka, rambutan, singkong, padi, dan berbagai hasil bumi lainnya," dikutip dari catatan Parochiae Domus Romo Daroewenda SJ.
Tradisi Betawi
©2015 Merdeka.com/adi
Seiring bergantinya pastur di Gereja Santo Servatius, Kampung Sawah, tradisi adat Betawi terus diturunkan. Dewan Paroki Gereja Santo Servatius Kampung Sawah, Bekasi, Matheus Nalih Ungin mengungkapkan jika sejak berdirinya gereja di tahun 1896 lalu, umat perdana sudah menggunakan tradisi Betawi.
"Seiring berjalannya waktu kemudian tradisi itu sedikit memudar, kemudian seiring adanya pergantian para pastor yang menetap di Kampung Sawah secara gencar Gereja memulai lagi menggalakan tradisi itu, Prinsip-prinsip itulah yang dipakai oleh Gereja Santo Servatius untuk tetap mempertahankan tradisi yang sudah dilakukan oleh para leluhur sejak tahun 1896 sebagai Gereja perdana," kata Nalih.
Ia juga menambahkan, jika penamaan istilah Betawi disematkan oleh masyarakat sekitar karena atribut yang dikenakan paroki dan jemaat. Meski, ciri khas ini hanya bisa dilihat pada perayaan tradisi sedekah bumi saja. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya untuk ibadah, gereja juga kerap dijadikan tempat wisata.
Baca SelengkapnyaRencananya, Basilia Nusantara ini akan diberi nama pelindung Santo Fransiskus Xaverius.
Baca Selengkapnya"Jadi nggak boleh merasa kecil, sama-sama punya saham kok, yang beda kan devidennya saja, nah pembagiannya itu dibuat harus proporsional," kata Menag Yaqut.
Baca SelengkapnyaGereja Katedral, siap menampung 3.000-4.000 ribu umat untuk Misa Malam Natal dan Misa Hari Raya Natal
Baca SelengkapnyaPada Misa Malam Paskah ini umat Katolik memegang lilin saat menjalani ibadah di gereja Santo Kristoforus di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKedatangan Paus Fransiskus, pemimpin gereja Katolik dunia di Indonesia itu merupakan peristiwa yang sangat dinantikan terutama oleh umat Katolik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyebaran ajaran Kristen di wilayah Baki, Sukoharjo sudah dimulai sejak zaman Kyai Sadrach Sura Pranata sekitar tahun 1860
Baca SelengkapnyaMisa akbar yang menjadi puncak acara dalam kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia ini diikuti sekitar 80 ribu jemaat.
Baca SelengkapnyaKedatangan Paus Fransiskus, pemimpin gereja Katolik dunia, di Indonesia itu merupakan peristiwa yang sangat dinantikan terutama oleh umat Katolik.
Baca SelengkapnyaTak hanya berdiri sebagai sebuah bangunan lawas, lokasi ini juga menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa itu.
Baca SelengkapnyaKeunikan gereja ini tidak ditemukan di tempat lain.
Baca SelengkapnyaTerowongan Silaturahmi memungkinkan adanya perjumpaan lintas agama yang memunculkan dialog dan saling berbagi pengalaman spiritual hidup
Baca Selengkapnya