Kisah Masjid Lautze 2, Jadi Rumah Bagi Tionghoa Muslim di Bandung
Merdeka.com - Arsitektur bergaya Tiongkok menjadi ciri khas dari Masjid Lautze 2 yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat. Sejak tahun 1990-an, masjid ini menjadi rumah bagi kalangan umat Muslim Tionghoa di sana. Masjid ini memiliki daya tarik wisata religi yang kuat.
Tampak ornamen lampion menghiasi di sekitar area bangunan. Perpaduan cat kuning dengan merah menambah kesan ikonik dari lokasi itu. Saat Ramadan, Masjid Lautze 2 dipenuhi kegiatan harian mulai dari kajian, sampai pembagian ratusan paket takjil gratis.
Dipaparkan secara rinci oleh Ketua DKM Masjid Lautze 2, Koko Rahmat Nugraha, bahwa tempatnya ini memang menyimpan cerita bersejarah terutama bagi pengenalan Agama Islam ke kalangan warga Tionghoa di Bandung. Sampai saat ini, Masjid Lautze 2 selalu ramai didatangi oleh umat Islam baik keturunan Tionghoa maupun warga biasa. Berikut kisah selengkapnya.
-
Apa yang unik dari masjid tertua ini? 'Yang unik di masjid ini adalah berkembangnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia.'
-
Apa yang khas dari Masjid Agung Baitul Makmur? Bangunan masjid ini memiliki kubah besar di bagian tengahnya yang menjadi ciri khasnya, serta menara yang tinggi yang menjadi landmark di sekitarnya.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Apa ciri khas arsitektur Masjid Raya Sumatera Barat? Masjid kebanggaan warga Sumatra Barat ini memiliki ciri khas dari segi arsitekturnya yang cenderung mirip bahkan sama dengan rumah tradisional Minang, yaitu Rumah Gadang.
-
Apa ciri khas arsitektur Masjid Kemayoran? Mengutip Liputan6.com, gaya arsitektur khas Tionghoa. Masjid Kemayoran mempunyai satu menara yang digunakan muazin untuk mengumandangkan azan.
Jadi Tempat Belajar Warga Keturunan Tionghoa yang Tertarik Beragama Islam
©2023 Instagram @masjidlautze2/ Merdeka.com
Diterangkan Koko, mulanya Masjid Lautze 2 didirikan oleh yayasan milik Haji Karim Oey tahun 1997. Sampai sekarang terhitung ratusan warga keturunan Tionghoa yang mendatangi masjid untuk memperdalam ilmu Agama Islam.
Masjid Lautze 2 disebutnya sebagai tempat untuk merangkul kalangan keturunan Tionghoa, karena di masa itu sangat sedikit pemuka agama yang mengajarkan Islam ke warga etnis tersebut.
“Memang di tahun 1990-an itu sedikit sekali ustad, ulama atau kiai yang merangkul warga keturunan Tionghoa yang memang tertarik beragama Islam, makanya kami di sini semacam menjembatani hal ini,” katanya, mengutip ANTARA, Selasa (27/3).
Jadi Tempat Membaca Syahadat
©2023 Instagram @masjidlautze2/ Merdeka.com
Selain sebagai tempat belajar agama, masjid juga membuka diri untuk membantu mengucapkan dua kalimat syahadat dari warga-warga yang ingin memeluk agama Islam.
Dalam beberapa minggu, sejumlah warga keturunan Tionghoa mendatangi masjid itu untuk masuk Islam. Sehari-harinya, masjid ini mampu menampung hingga 500-an jemaah.
Selain itu, setiap hari kalangan warga Tionghoa Muslim juga saling berbagi informasi seoal kajian agama Islam dan merangkul sesama untuk mewujudkan keberagaman.
“Kami mencoba mewadahi agar mereka bisa belajar dan mengerti tentang pemahaman terhadap agama Islam,” lanjutnya.
Ingin Merawat Identitas Nenek Moyang
©2023 Instagram @masjidlautze2/ Merdeka.com
Terkait desain arsitektural, Koko mengungkapkan jika desain merah dan kuning ini merupakan identitas khas dari kebudayaan Tiongkok yang diwariskan sejak generasi sebelumnya.
Ini sekaligus menguatkan ikatan emosional, agar kelestariannya bisa terus terjaga dan bisa bermanfaat bagi sesama. Masjid Lautze 2 ini merupakan cabang kedua setelah masjid serupa dibangun sebelumnya di kawasan Pecinan, Jakarta.
“Kenapa ini harus arsitektur Tionghoa, karena secara tidak langsung kami ini ada semacam ikatan emosional. Kemudian kami juga mencoba untuk tidak meninggalkan adat istiadatnya yang khas, selama itu masih terkait kebudayaan,” katanya lagi.
Berdasarkan cerita, Masjid Lautze 2 ini menjadi bangunan peribadatan umat Muslim tertua pertama di Kota Bandung. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu peninggalan Islam yang bercorak Tionghoa di Palembang ini tidak lepas dari keberadaan Laksamana Cheng Ho di masa lampau.
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki gaya arsitektur Arab yang dipadu dengan Jawa.
Baca SelengkapnyaDi sela perhelatan Piala Dunia U-17 di Surabaya, ada baiknya pengunjung mendatangi Masjid Cheng Ho yang unik bernuasa Tionghoa.
Baca SelengkapnyaDulunya masjid ini menjadi salah satu rumah ibadah terbesar di Minangkabau dan menjadi sentra pengembangan dakwah Islam.
Baca SelengkapnyaMasjid Kedung Menjangan juga dikenal sebagai masjid merah, selalui Masjid Sang Cipta Rasa yang sudah lebih dulu ada.
Baca SelengkapnyaPembangunannya diinisiasi oleh seorang pendatang Tionghoa di Cirebon yakni Tan Sam Chai atau H. Moh. Syafei.
Baca SelengkapnyaMasjid ini menjadi salah satu bangunan megah yang berada di Kabupaten Aceh Barat.
Baca SelengkapnyaSaat ini pembangunan Masjid Tjia Kang Hoo sudah mencapai 70 persen.
Baca SelengkapnyaMasjid di Kota Serang ini arsitekturnya unik dan menyerupai klenteng
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaTPU ini jauh dari kesan angker dan menyeramkan karena makam-makam lawas di sana memiliki arsitektur yang mengagumkan.
Baca SelengkapnyaBegini sejarah Masjid Ats Tsauroh Serang yang bergaya pendopo kuno
Baca Selengkapnya