Majas Metafora adalah Kiasan Perbandingan, Kenali Jenis dan Cirinya
Metafora merupakan ungkapan implisit yang menggunakan perbandingan atau analogi untuk menyampaikan suatu makna yang eksplisit.
Majas metafora adalah majas yang memakai perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda.
Majas Metafora adalah Kiasan Perbandingan, Kenali Jenis dan Cirinya
Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk membuat kalimat menjadi lebih hidup, indah, dan bermakna. Majas biasanya ditemukan dalam karya sastra, seperti puisi dan prosa, tetapi juga bisa digunakan dalam bahasa sehari-hari. Majas sering menggunakan kiasan, perumpamaan, atau penyimpangan makna untuk menciptakan efek tertentu bagi pembaca atau pendengar.
-
Kenapa Majas Metafora digunakan di karya sastra? Majas metafora banyak digunakan dalam banyak karya sastra seperti novel, puisi, hingga lagu. Majas adalah sebuah teknik dalam sastra yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan dengan menggunakan bahasa yang indah atau bermakna.
-
Apa penggunaan utama Majas Metafora? Majas metafora menggambarkan objek dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang hampir sama atau barangkali sama.
-
Bagaimana cara menentukan jenis Majas Metafora? Terdapat tiga jenis majas metafora, yaitu: 1. Majas Metafora Eksplisit (In Praesetia) Majas metafora eksplisit adalah pembanding dari tiga hal yang ditunjukkan secara jelas terhadap pembandingnya.
-
Apa yang dimaksud dengan perbandingan? Perbandingan atau rasio adalah salah satu teknik atau cara dalam membandingkan dua besaran.
-
Dimana analogi digunakan? Sebagai alat komunikasi yang sangat efektif, analogi banyak digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan interaksi sehari-hari.
-
Kenapa majas ironi digunakan? Tujuan majas ini adalah untuk memberikan sindiran atau kritik secara halus.
Pengertian Majas Metafora
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain.
Majas juga dapat diartikan sebagai satu di antara bentuk gaya bahasa agar sebuah kalimat menjadi semakin hidup. Majas digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif dan kias.
Majas jenis metafora termasuk majas yang kerap digunakan. Metafora adalah majas yang memakai perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda.
Majas metafora termasuk dalam majas perbandingan. Contoh kalimatnya tentu akan menunjukkan perbandingan antara dua hal yang berbeda.
Majas metafora menggambarkan objek dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang hampir sama atau barangkali sama. Oleh karenanya, majas metafora juga sering disebut sebagai majas perbandingan atau persamaan.
Proses perbandingan maupun persamaannya antara suatu objek dengan objek lainnya tidak menggunakan konjungsi seperti bak, laksana, dan lainnya. Majas ini secara langsung menggunakan kata kiasa yang diinginkan.
merdeka.com
Tujuan Majas Metafora
- Membuat karya sastra menjadi lebih menarik dan menimbulkan kesan tertentu bagi pembaca atau pendengar
- Membantu memahami kata atau kalimat yang sulit dimengerti dengan menggunakan perbandingan yang lebih mudah atau familiar
- Memperluas pengetahuan tentang kepenulisan dalam suatu karya sastra dengan menggunakan kata-kata yang kaya makna dan imajinatif
- Mengatasi keterbatasan pilihan kata dan bentuk ekspresi seorang penulis dengan menggunakan kata-kata yang tidak biasa atau berbeda dari makna sebenarnya
Asal-usul Majas Metafora
Metafora adalah bahasa kiasan yang telah ada sejak zaman dahulu.
Dalam mazmur Ibrani kuno (sekitar 1000 SM), ditemukan contoh metafora yang jelas dan puitis seperti, "Tuhan adalah gunung batuku, bentengku dan penyelamatku; Tuhanku adalah gunung batuku, kepada siapa aku berlindung, perisaiku. dan tanduk keselamatanku, bentengku" dan "Tuhan adalah gembalaku, aku tidak akan kekurangan".
Beberapa teori linguistik terkini bahkan memandang semua bahasa pada hakikatnya bersifat metaforis, mengutip Wikipedia.
Psikolog pendidikan Andrew Ortony menjelaskan bahwa metafora diperlukan sebagai alat komunikatif karena metafora memungkinkan transfer sejumlah karakteristik yang koheren seperti persepsi, kognitif, emosional, dan pengalaman dari sarana yang diketahui ke topik yang kurang dipahami.
Sonja K. Foss, sarjana retorika dan pengajar dalam disiplin komunikasi mencirikan metafora sebagai "perbandingan nonliteral di mana kata atau frase dari satu domain pengalaman diterapkan ke domain lain".
Beberapa ahli teori juga berpendapat bahwa metafora tidak hanya gaya, tetapi juga penting secara kognitif.
Kata metafora merupakan sebuah metafora yang berasal dari istilah Yunani yang berarti “pemindahan (kepemilikan)”. Pengguna metafora mengubah referensi kata, "membawanya" dari satu "dunia" semantik ke "dunia" semantik lainnya.
Arti baru dari kata tersebut mungkin berasal dari analogi antara dua ranah semantik, tetapi juga dari alasan lain seperti distorsi ranah semantik - misalnya dalam sarkasme.
Kata bahasa Inggris metafora berasal dari kata Perancis kuno abad ke-16 "métaphore", yang berasal dari bahasa Latin metaphora, "membawa", dan diambil dari bahasa Yunani μεταφορά (metaphorá), "pemindahan (kepemilikan).
Sebagai ciri khas tuturan dan tulisan, metafora digunakan sebagai imajinasi puitis. Metafora sering dibandingkan dengan jenis bahasa kiasan lainnya, seperti antitesis, hiperbola, metonimi, dan simile. Metafora dapat digunakan secara tersirat dan diperluas ke seluruh karya sastra.
Dalam onomasiologi sejarah atau dalam linguistik sejarah, metafora diartikan sebagai perubahan semantik.
Hal ini didasarkan pada kesamaan bentuk atau fungsi antara konsep asli dan konsep sasaran yang diberi nama dengan sebuah kata.
Contoh Majas Metafora dalam Karya Sastra Populer
Salah satu contoh metafora yang paling sering dikutip dalam sastra Inggris berasal dari monolog "Panggung dunia" dari As You Like It:
Seluruh dunia adalah panggung,
Dan semua pria dan wanita hanyalah pemain;
Mereka memiliki pintu keluar dan pintu masuk mereka
Dan satu orang pada masanya memainkan banyak peran,
Tindakan-Nya menjadi tujuh zaman. Awalnya, bayi...
—William Shakespeare, As You Like It
Kutipan di atas mengekspresikan sebuah metafora karena dunia secara harfiah bukan panggung, dan kebanyakan manusia bukanlah aktor dan aktris yang memainkan peran. Dengan menyatakan bahwa dunia adalah sebuah panggung, Shakespeare menggunakan titik perbandingan antara dunia dan panggung untuk menyampaikan pemahaman tentang mekanisme dunia dan perilaku orang-orang di dalamnya.
Metafora juga digunakan Sylvia Plath dalam puisinya "Cut" untuk membandingkan darah yang keluar dari ibu jarinya yang terpotong dengan jutaan tentara, dan Robert Frost, dalam "The Road Not Taken", untuk membandingkan kehidupan dengan sebuah perjalanan.
Jenis Majas Metafora
Terdapat tiga jenis majas metafora, yaitu:
1. Majas Metafora Eksplisit (In Praesetia)
Majas metafora eksplisit adalah pembanding dari tiga hal yang ditunjukkan secara jelas terhadap pembandingnya. Objek yang akan dibandingkan disandingkan langsung bersama dengan pembandingnya. Hasilnya, sebuah makna jadi terkesan sangat eksplisit.
Contoh: Aku adalah ikan yang ingin berenang bebas mengarungi luasnya samudra.
Tokoh 'aku' membandingkan dirinya dengan ikan yang bisa berenang mengarungi samudra.
2. Majas Metafora Implisit (In Absentia)
Jenis yang kedua ialah majas metafora implisit, yaitu majas perbandingan yang pengungkapan maknanya sangat implisit. Majas perbandingan jenis ini menjadikan pembanding tidak ditunjukkan secara langsung, melainkan menggunakan kata yang tersembunyi.
Majas In Absentia menggunakan perbandingan yang secara tidak lansgung tertuju pada objek yang dibicarakan. Akibatnya, pembaca atau pendengar akan kebingungan dalam memahami maksud dari ungkapan yang tersembunyi itu.
Pada kalimat di atas tidak dijelaskan bahwa 'sayapku' adalah sayap seekor burung. Objek 'sayap' dan 'terbang' sebagai penunjuk untuk memberikan gambaran secara tidak langsung terhadap pembandingnya yang dilakukan dirinya sendiri.
3. Majas Metafora Lama
Majas metafora lama atau usang merupakan ungkapan yang membandingkan sesuatu yang sudah lazim digunakan. Perbandingan yang dipakai sebagai ungkapan ini biasanya sudah umum dipahami tanpa direnungkan.
Contoh: Aisyah adalah kembang desa di kampung itu.
Contoh di atas dapat dipahami maknanya tanpa ditelaah lebih lama. Artinya, 'Aisyah' adalah gadis tercantik di desa itu. Hal ini karena ungkapan 'kembang desa' sudah sangat umum diketahui. Ungkapan yang sudah umum tidak tergolong metafora In Praesetia ataupun metafora In Absentia.
Ciri-Ciri Majas Metafora
Ciri-ciri majas metafora diketahui untuk mengindentifikasi suatu kalimat.
Berikut ciri-ciri yang sering kali tersemat dalam ungkapan yang mengandung majas metafora, mengutip dream.co.id:
- Tujuan utamanya adalah perbandingan.
- Sering kali mengandung pilihan kata yang membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Biasanya sesuatu yang dibandingkan bisa berupa fisik, sifat, keadaan hingga aktivitas.
- Majas metafora juga bisa berupa perbandingan benda dengan yang lainnya.
- Kalimat dengan majas metafora tidak menggunakan konjungsi untuk membandingkan.
- Biasanya diiungkapkan secara langsung tanpa kata penunjuk 'seperti', 'bagaikan', 'bak', 'laksana'.
Fungsi Majas Metafora
Beberapa fungsi majas metafora sebagai berikut:
1. Menyampaikan makna secara lebih mendalam
Metafora digunakan untuk menyampaikan makna yang lebih dalam dan abstrak dari perbandingan yang dibuat, sehingga membuat teks lebih menarik dan memikat bagi pembaca.
Metafora menyajikan gambaran yang menarik dan mengejutkan, yang membuat teks lebih menarik dan memikat bagi pembaca.
3. Menyampaikan perasaan atau kesan tertentu
Metafora digunakan untuk menyampaikan perasaan atau kesan tertentu, seperti kekuatan, keteguhan, kebahagiaan, dll.
4. Memperkuat argumen atau pendapat
Metafora dapat digunakan untuk memperkuat argumen atau pendapat yang dikemukakan dalam teks dengan menyajikan perbandingan yang menarik dan mengejutkan.
5. Menambah variasi dalam teks
Metafora dapat digunakan untuk menambah variasi dalam teks dan membuat teks lebih menarik dan memikat bagi pembaca.
Contoh Majas Metafora
Contoh majas metafora puitis:
1. "Dia adalah sebuah pohon yang kokoh"
2. "Keraguan itu adalah kutu yang menggigit"
3. "Kesedihan itu adalah badai yang menghantam"
4. "Cinta itu adalah api yang membakar"
5. "Keberhasilan itu adalah puncak gunung yang ditaklukkan"
7. "Kesedihan itu adalah luka yang membekas"
8. "Kejujuran itu adalah cahaya yang menerangi jalan"
9. "Ketidakpastian itu adalah samudera yang belum dijelajahi"
10. "Keberhasilan itu adalah bunga yang mekar setelah hujan"
Contoh majas metafora dalam keseharian:
1. Menjadi anak emas Kepala Sekolah, Budi sangat disegani di antara murid-murid.
2. Preman sekarang tidak memakai baju sobek dan tato di tubuhnya, mereka bersepatu dan berdasi serta duduk di kursi kekuasaan.
3. Tikus berdasi masih banyak berkeliaran di negeri ini.
4. Jelita memang jadi kembang desa di kampung itu, wajar jika banyak pemuda yang mengincarnya.
5. Dian selalu jadi bintang kelas sejak dulu.
6. Deretan ruko di Pasar Kembang dilahap Si Jago Merah tanpa ampun.
7. Kasus kekerasan rumah tangga Naila akhirnya dibawa ke meja hijau.
8. Sudah waktunya kita unjuk gigi dalam urusan ini.
9. Sejak ayahnya meninggal, Ardi menjadi tulang punggung keluarga.
10. Berhati-hatilah karena nama kita sudah masuk daftar hitam polisi!