Mendapat Gelar dari Raja Charles, Ini Kisah Perjalanan Dua Utusan Kerajaan Banten ke Negeri Inggris
Mereka sempat tinggal selama tiga setengah bulan di Istana Windsor, Inggris.
Mereka sempat tinggal selama tiga setengah bulan di Istana Windsor, Inggris.
Kerajaan Banten memasuki masa kejayaan pada saat dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Pada saat itu, Kesultanan Banten sudah mengirim utusannya ke berbagai belahan dunia, salah satunya ke Negeri Inggris.
Pada waktu itu, tepatnya pada tahun 1682, dua utusan Kerajaan Banten, Kyai Ngabehi Naya Wipraya dan Kyai Ngabehi Jaya Sedana, menjadi tamu Raja Charles II.
Dilansir dari website Nu.or.id, mereka sempat tinggal selama tiga setengah bulan di Istana Windsor, Inggris.
Dikutip dari Kemdikbud.go.id, dalam kunjungannya, kedua duta besar itu diiringi rombongan berjumlah 31 orang dengan membawa persembahan berupa 200 karung lada, perhiasan permata, dan intan, serta emas berukir burung merak.
John Evelyn, dalam catatannya berjudul The Diary Of John Evelyn, menuliskan waktu itu duta besar dari Banten diundang ke tempat kediaman resmi Lord George Berkeley.
Saat itu di London sedang berlangsung penerimaan tamu kehormatan Duta Besar Rusia, Maroko, dan India.
Salah satu dari dua duta besar itu merupakan duta besar utama, sedangkan duta yang kedua dikirim untuk menjadi pengganti jika duta besar pertama meninggal dunia di tengah pelayaran.
Sebelum berlayar ke Inggris, keduanya disebut pernah pergi ke Mekah.
Dalam tulisan John Evelyn, diceritakan bahwa pelayaran dari Banten menuju Inggris ditempuh selama lima bulan melewati Tanjung Harapan, Afrika Selatan.
Pada masa itu, pelayaran jarak jauh tersebut terhitung sulit dan berbahaya. Namun kapal yang ditumpangi utusan Banten tersebut dapat tiba dengan selamat tanpa hambatan berarti.
Rombongan Kesultanan Banten berangkat pada tanggal 10 November 1681 dengan menggunakan kapal dagang East India Company yang bernama New London. Mereka tiba di London pada tanggal 27 April 1682.
Dalam perjalanan tersebut, seorang anggota rombongan yang menjadi juru masak meninggal dunia. Dia dimakamkan di tempat pemakaman Saint James Park, berseberangan dengan Hyde Park.
Pada 5 Juli 1682, kedua duta besar Kerajaan Banten dan rombongannya meminta izin untuk kembali ke Bantne. Mereka diberi gelar Sir oleh Raja Charles II lengkap dengan pedang kehormatannya.
Rombongan ini menumpang kapal Kemphorne dan berangkat dari Pelabuhan Chatham pada 23 Agustus 1682. Mereka tiba kembali di Banten pada 20 Januari 1683.
Sosok Ratu Malaysia ini dapat berbicara dalam lima bahasa, termasuk Mandarin, Prancis, dan Italia.
Baca SelengkapnyaPihak istana menyebut, Raja Charles III telah didiagnosis menderita penyakit kanker.
Baca SelengkapnyaBelanda merupakan salah satu negara di Eropa yang punya sejuta cerita.
Baca SelengkapnyaPeninggalan sejarah di Kabupaten Aceh Besar ini merupakan salah satu dari 3 mercusuar yang pernah dibangun Belanda di dunia.
Baca SelengkapnyaSebab, tunjangan yang diberikan negara tidak akan cukup yaitu setara Rp90 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaSultan Ibrahim Iskandar digadang-gadang menjadi raja terkaya di Malaysia.
Baca SelengkapnyaSebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaIstana peninggalan Raja Rokan ini berbentuk seperti rumah panggung yang dibalut dengan koleksi ukiran serta masih kental dengan nuansa budaya Melayu.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur Jawa Barat, Letnan Jenderal (Purn) Solihin Gautama Purwanegara (GP) meninggal dunia pada Selasa (5/2).
Baca Selengkapnya