Mengenal Gejala Skizofrenia, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya
Merdeka.com - Skizofrenia merupakan satu gangguan psikotik yang kronik, sering mereda, namun hilang timbul dengan manifestasi klinik yang amat luas variasinya, gejala dan perjalanan penyakit yang amat bervariasi. Skizofrenia dapat didefinisikan sebagai suatu sindrom dengan variasi penyebab (banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya.
Masuk dalam kelompok gangguan berat pada otak umumnya penderita skizofrenia kerap kali menafsirkan realitas dengan abnormal, tidak seperti orang pada umumnya. Orang yang menderita skizofrenia sering merasakan beberapa hal seperti halusinasi, khayalan, gangguan pada pemikiran dan perilaku. Mayoritas dari penderita mengalami rasa takut yang luar biasa. Biasanya, penyakit ini mulai muncul pada usia dewasa muda.
Karena merupakan kondisi yang kronis setiap orang tak boleh menganggap remeh kondisi tersebut. Mengenali gejala hingga penyebab dan cara mengatasinya bisa jadi upaya pencegahan paling dasar yang bisa dilakukan. Berikut ini informasi mengenai gejala skizofrenia, lengkap dengan penyebab dan cara mengatasinya telah dirangkum dari Liputan6.com:
-
Apa yang dirasakan orang dengan skizofrenia? Orang dengan skizofrenia sering mengalami gejala positif, negatif, dan kognitif. Gejala positif mencakup halusinasi, delusi, dan pikiran atau bicara yang kacau. Gejala negatif mencakup kurangnya motivasi, emosi, atau minat. Gejala kognitif mencakup gangguan pada fungsi mental seperti memori, perhatian, atau penalaran.
-
Apa itu sindrom skizofrenia? Sindrom skizofrenia adalah gangguan mental serius di mana penderitanya kesulitas menafsirkan realitas secara normal.
-
Siapa yang bisa terkena sindrom skizofrenia? Gangguan skizofrenia ini dapat terjadi pada siapa saja baik anak-anak hingga orang dewasa.
-
Bagaimana skizofrenia memengaruhi persepsi? Halusinasi adalah salah satu gejala positif yang paling umum dialami oleh penderita skizofrenia. Halusinasi adalah pengalaman sensorik yang terjadi tanpa adanya rangsangan eksternal yang sesuai, seperti melihat bayangan, cahaya, atau sosok hantu, mendengar suara atau bisikan, dan merasakan sensasi yang tidak ada.
-
Bagaimana sindrom skizofrenia terjadi? Para peneliti percaya bahwa kombinasi genetika, kimia otak, dan lingkungan berkontribusi terhadap perkembangan gangguan tersebut.
-
Apa gejala awal yang umum dari skizofrenia? Gejala awal yang paling umum dari skizofrenia meliputi gelisah, depresi, kecemasan, kesulitan berpikir dengan jelas atau berkonsentrasi, kekhawatiran, kurangnya rasa percaya diri, energi yang rendah atau kelesuan, penurunan yang mengkhawatirkan dalam nilai atau kinerja pekerjaan, penarikan sosial, dan/atau ketidaknyamanan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Gejala Skizofrenia
Gejala skizofrenia seringkali dikaitkan dengan penyakit mental lainnya. Sebab, tanda dan gejala dari penyakit ini memang hampir sama dengan gejala dari penyakit mental lainnya. Hal ini yang menyebabkan penyakit skizofrenia sulit untuk didiagnosis.
Berikut ini gejala skizofrenia yang dikelompokkan ke dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
1. Gejala Positif
Fungsi otak dari penderita penyakit skizofrenia akan bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan berlebihan. Hal ini menyebabkan otak bekerja dengan tidak normal. Akibatnya, penderita akan mengalami beberapa hal seperti berkhayal, halusinasi, gangguan pikir, dan perilaku tidak teratur.
2. Gejala Negatif
Gejala skizofrenia ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi otak yang normal. Gejala ini mungkin muncul disertai atau tanpa adanya gejala positif. Gejala-gejala yang ditimbulkan beberapa di antaranya yaitu sulit mengekspresikan emosi, menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan motivasi, tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari, mengabaikan kebersihan pribadi. Tak jarang gejala-gejala tersebut dianggap sebagai kemalasan yang biasa dialami oleh tiap orang. Namun, hal itu ternyata keliru.
3. Gejala Kognitif
Jenis gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses berpikir. gejala yang mungkin timbul di antaranya yaitu masalah dalam membuat informasi yang masuk akal dan dapat dimengerti, sulit berkonsentrasi, masalah memori otak.
Selain ketiga gejala di atas, penyakit skizofrenia juga akan menimbulkan masalah pada suasana hati. Para penderitanya akan mengalami depresi, cemas, dan seringkali mencoba untuk bunuh diri. Gejala-gejala dari penyakit ini lambat laun dapat melumpuhkan para penderitanya. Sebab, ini sangat mengganggu kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan rutin sehari-hari.
Jika penderitanya masih berusia remaja, gejala yang ditimbulkan sulit untuk dideteksi dan kemudian dianggap sebagai penyakit skizofrenia. Sebab, pada usia tersebut mereka pasti akan mengalami hal-hal ini yang ternyata merupakan gejala dari penyakit skizofrenia seperti menarik diri dari keluarga dan teman, penurunan kinerja di sekolah, sulit tidur, cepat emosi.
Namun, bila dibandingkan dengan orang dewasa, anak muda kurang cenderung mengalami khayalan dan lebih cenderung mengalami halusinasi visual.
Penyebab Skizofrenia
Setelah mengetahui gejala skizofrenia, ada baiknya juga memahami penyebab penyakit ini. Penyebab skizofrenia belum diketahui. Namun, beberapa peneliti percaya bahwa penyakit ini dapat terjadi akibat unsur kimia pada otak bermasalah, termasuk neurotransmiter dopamin dan glutamat.
©2021 Merdeka.com/Fellyanda Suci Agiesta
Hal ini telah dibuktikan dari sebuah studi neuroimaging yang menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat dari penderita skizofrenia. Selain itu, para peneliti juga percaya bahwa faktor genetika dan lingkungan turut berkontribusi dalam perkembangan penyakit ini.
Namun, ada beberapa faktor yang tampaknya dapat meningkatkan risiko penyakit ini timbul dan berkembang, seperti:
Cara Mengatasinya
Apabila sudah terlihat gejala skizofrenia, ada baiknya segera diatasi. Penyakit skizofrenia dapat membutuhkan penanganan seumur hidup, walaupun gejala sudah mereda. Penanganan dengan pengobatan dan terapi psiko-sosial dapat membantu menangani kondisi ini.
Pada kasus tertentu, rawat inap dapat dibutuhkan. Penanganan dari skizofrenia umumnya melibatkan psikiater, psikolog, pekerja sosial, perawat psikiatri, serta case manager untuk mengoordinasikan pelayanan.
Pengobatan merupakan salah satu hal yang penting pada penanganan penyakit ini. Pengobatan anti-psikotik yang umum digunakan dapat mengendalikan gejala dengan memengaruhi kadar dopamin pada otak.
Tujuan dari pengobatan dengan anti-psikotik adalah untuk menangani tanda dan gejala secara efektif dengan dosis paling minimal yang memungkinkan. Dokter yang merawat dapat menggunakan beberapa jenis obat, dengan dosis yang berbeda, atau kombinasi jenis pengobatan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengobatan Schizophrenia juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, salah satunya adalah gangguan anggota gerak.
Selain pengobatan, intervensi psikologis dan sosial juga berperan pada penanganan skizofrenia. Salah satu hal yang dapat dilakukan mencakup terapi individual dengan cara psikoterapi untuk membantu menyusun pola pikir, mengetahui cara mengatasi stres, dan menangani tanda dan gejala yang timbul. Selain itu, juga dapat dilakukan pelatihan keterampilan sosial, terapi keluarga, serta rehabilitasi pekerjaan.
Sebagian orang dengan skizofrenia juga membutuhkan dukungan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh sebab itu, anggota keluarga atau kerabat yang tinggal bersama juga memiliki peran yang penting dalam penanganan pada orang dengan skizofrenia. (mdk/nof)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sindrom skizofrenia merupakan gangguan yang melibatkan halusinasi.
Baca SelengkapnyaTingginya kepercayaan masyarakat terhadap hantu bisa menjadi salah satu petunjuk terkait hubungan tingginya tingkat skizofrenia.
Baca SelengkapnyaMelantur saat berbicara bisa disebabkan oleh kondisi bernama psikosis yang merupakan keadaan mental yang kompleks.
Baca SelengkapnyaKondisi skizofrenia perlu diatasi dan dicegah secepatnya sebelum memburuk dengan menyadari tanda-tanda awalnya.
Baca SelengkapnyaDelusi dan halusinasi merupakan masalah yang kerap tertukar di antara keduanya.
Baca SelengkapnyaPsikosis bipolar adalah kondisi di mana seseorang sulit membedakan realita di sekitarnya dengan imajinasi di pikirannya.
Baca SelengkapnyaGangguan psikosis merujuk pada kondisi mental yang melibatkan hilangnya kontak dengan realitas.
Baca SelengkapnyaMeski tak terlihat atau terdengar oleh orang lain, bagi penderita halusinasi, pengalaman tersebut terasa sungguh nyata.
Baca SelengkapnyaSejumlah masalah kesehatan mental kerap disalahpahami sehingga bisa sangat berdampak pada penanganannya.
Baca SelengkapnyaSkizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir, dan perubahan sikap.
Baca SelengkapnyaMunculnya pikiran intrusif pada seseorang bisa terjadi akibat sejumlah hal yang dimilikinya.
Baca SelengkapnyaKesurupan adalah kondisi ketika seseorang kehilangan identitas pribadinya dan berperilaku seperti orang lain atau makhluk lain.
Baca Selengkapnya