Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Gejala Skizofrenia, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengenal Gejala Skizofrenia, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya Ilustrasi depresi. ©Shutterstock/Yuri Arcurs

Merdeka.com - Skizofrenia merupakan satu gangguan psikotik yang kronik, sering mereda, namun hilang timbul dengan manifestasi klinik yang amat luas variasinya, gejala dan perjalanan penyakit yang amat bervariasi. Skizofrenia dapat didefinisikan sebagai suatu sindrom dengan variasi penyebab (banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya.

Masuk dalam kelompok gangguan berat pada otak umumnya penderita skizofrenia kerap kali menafsirkan realitas dengan abnormal, tidak seperti orang pada umumnya. Orang yang menderita skizofrenia sering merasakan beberapa hal seperti halusinasi, khayalan, gangguan pada pemikiran dan perilaku. Mayoritas dari penderita mengalami rasa takut yang luar biasa. Biasanya, penyakit ini mulai muncul pada usia dewasa muda.

Karena merupakan kondisi yang kronis setiap orang tak boleh menganggap remeh kondisi tersebut. Mengenali gejala hingga penyebab dan cara mengatasinya bisa jadi upaya pencegahan paling dasar yang bisa dilakukan. Berikut ini informasi mengenai gejala skizofrenia, lengkap dengan penyebab dan cara mengatasinya telah dirangkum dari Liputan6.com:

Orang lain juga bertanya?

Gejala Skizofrenia

Gejala skizofrenia seringkali dikaitkan dengan penyakit mental lainnya. Sebab, tanda dan gejala dari penyakit ini memang hampir sama dengan gejala dari penyakit mental lainnya. Hal ini yang menyebabkan penyakit skizofrenia sulit untuk didiagnosis.

Berikut ini gejala skizofrenia yang dikelompokkan ke dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut:

1. Gejala Positif

Fungsi otak dari penderita penyakit skizofrenia akan bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan berlebihan. Hal ini menyebabkan otak bekerja dengan tidak normal. Akibatnya, penderita akan mengalami beberapa hal seperti berkhayal, halusinasi, gangguan pikir, dan perilaku tidak teratur.

2. Gejala Negatif

Gejala skizofrenia ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi otak yang normal. Gejala ini mungkin muncul disertai atau tanpa adanya gejala positif. Gejala-gejala yang ditimbulkan beberapa di antaranya yaitu sulit mengekspresikan emosi, menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan motivasi, tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari, mengabaikan kebersihan pribadi. Tak jarang gejala-gejala tersebut dianggap sebagai kemalasan yang biasa dialami oleh tiap orang. Namun, hal itu ternyata keliru.

3. Gejala Kognitif

Jenis gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses berpikir. gejala yang mungkin timbul di antaranya yaitu masalah dalam membuat informasi yang masuk akal dan dapat dimengerti, sulit berkonsentrasi, masalah memori otak.

Selain ketiga gejala di atas, penyakit skizofrenia juga akan menimbulkan masalah pada suasana hati. Para penderitanya akan mengalami depresi, cemas, dan seringkali mencoba untuk bunuh diri. Gejala-gejala dari penyakit ini lambat laun dapat melumpuhkan para penderitanya. Sebab, ini sangat mengganggu kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan rutin sehari-hari.

Jika penderitanya masih berusia remaja, gejala yang ditimbulkan sulit untuk dideteksi dan kemudian dianggap sebagai penyakit skizofrenia. Sebab, pada usia tersebut mereka pasti akan mengalami hal-hal ini yang ternyata merupakan gejala dari penyakit skizofrenia seperti menarik diri dari keluarga dan teman, penurunan kinerja di sekolah, sulit tidur, cepat emosi.

Namun, bila dibandingkan dengan orang dewasa, anak muda kurang cenderung mengalami khayalan dan lebih cenderung mengalami halusinasi visual.

Penyebab Skizofrenia

Setelah mengetahui gejala skizofrenia, ada baiknya juga memahami penyebab penyakit ini. Penyebab skizofrenia belum diketahui. Namun, beberapa peneliti percaya bahwa penyakit ini dapat terjadi akibat unsur kimia pada otak bermasalah, termasuk neurotransmiter dopamin dan glutamat.

komunitas peduli skizofrenia indonesia

©2021 Merdeka.com/Fellyanda Suci Agiesta

Hal ini telah dibuktikan dari sebuah studi neuroimaging yang menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat dari penderita skizofrenia. Selain itu, para peneliti juga percaya bahwa faktor genetika dan lingkungan turut berkontribusi dalam perkembangan penyakit ini.

Namun, ada beberapa faktor yang tampaknya dapat meningkatkan risiko penyakit ini timbul dan berkembang, seperti:

  • Kondisi hidup yang penuh stres
  • Sering mengonsumsi obat psikoaktif selama masa remaja dan dewasa muda
  • Sering terkena paparan virus, racun, atau kekurangan gizi selama masa kehamilan, khususnya pada trimester pertama dan kedua
  • Cara Mengatasinya

    Apabila sudah terlihat gejala skizofrenia, ada baiknya segera diatasi. Penyakit skizofrenia dapat membutuhkan penanganan seumur hidup, walaupun gejala sudah mereda. Penanganan dengan pengobatan dan terapi psiko-sosial dapat membantu menangani kondisi ini.

    Pada kasus tertentu, rawat inap dapat dibutuhkan. Penanganan dari skizofrenia umumnya melibatkan psikiater, psikolog, pekerja sosial, perawat psikiatri, serta case manager untuk mengoordinasikan pelayanan.

    Pengobatan merupakan salah satu hal yang penting pada penanganan penyakit ini. Pengobatan anti-psikotik yang umum digunakan dapat mengendalikan gejala dengan memengaruhi kadar dopamin pada otak.

    Tujuan dari pengobatan dengan anti-psikotik adalah untuk menangani tanda dan gejala secara efektif dengan dosis paling minimal yang memungkinkan. Dokter yang merawat dapat menggunakan beberapa jenis obat, dengan dosis yang berbeda, atau kombinasi jenis pengobatan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengobatan Schizophrenia juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, salah satunya adalah gangguan anggota gerak.

    Selain pengobatan, intervensi psikologis dan sosial juga berperan pada penanganan skizofrenia. Salah satu hal yang dapat dilakukan mencakup terapi individual dengan cara psikoterapi untuk membantu menyusun pola pikir, mengetahui cara mengatasi stres, dan menangani tanda dan gejala yang timbul. Selain itu, juga dapat dilakukan pelatihan keterampilan sosial, terapi keluarga, serta rehabilitasi pekerjaan.

    Sebagian orang dengan skizofrenia juga membutuhkan dukungan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh sebab itu, anggota keluarga atau kerabat yang tinggal bersama juga memiliki peran yang penting dalam penanganan pada orang dengan skizofrenia. (mdk/nof)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Sindrom Skizofrenia adalah Gangguan Halusinasi, Ketahui Gejala dan Komplikasinya
    Sindrom Skizofrenia adalah Gangguan Halusinasi, Ketahui Gejala dan Komplikasinya

    Sindrom skizofrenia merupakan gangguan yang melibatkan halusinasi.

    Baca Selengkapnya
    Adakah Hubungan antara Tingginya Kasus Skizofrenia di Indonesia dengan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Hantu?
    Adakah Hubungan antara Tingginya Kasus Skizofrenia di Indonesia dengan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Hantu?

    Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap hantu bisa menjadi salah satu petunjuk terkait hubungan tingginya tingkat skizofrenia.

    Baca Selengkapnya
    Ditanya Begini Jawabnya Begitu, Kenali Penyebab Seseorang Melantur saat Berbicara
    Ditanya Begini Jawabnya Begitu, Kenali Penyebab Seseorang Melantur saat Berbicara

    Melantur saat berbicara bisa disebabkan oleh kondisi bernama psikosis yang merupakan keadaan mental yang kompleks.

    Baca Selengkapnya
    Perlu Diwaspadai Segera, Kenali Tanda Dini Terjadinya Skizofrenia
    Perlu Diwaspadai Segera, Kenali Tanda Dini Terjadinya Skizofrenia

    Kondisi skizofrenia perlu diatasi dan dicegah secepatnya sebelum memburuk dengan menyadari tanda-tanda awalnya.

    Baca Selengkapnya
    Kerap Dianggap Sama, Ini Sebenarnya Perbedaan Halusinasi dan Delusi serta Cara Mengatasinya
    Kerap Dianggap Sama, Ini Sebenarnya Perbedaan Halusinasi dan Delusi serta Cara Mengatasinya

    Delusi dan halusinasi merupakan masalah yang kerap tertukar di antara keduanya.

    Baca Selengkapnya
    Mengenal Psikosis Bipolar, Saat Seseorang Sulit Membedakan Realita dan Imajinasi
    Mengenal Psikosis Bipolar, Saat Seseorang Sulit Membedakan Realita dan Imajinasi

    Psikosis bipolar adalah kondisi di mana seseorang sulit membedakan realita di sekitarnya dengan imajinasi di pikirannya.

    Baca Selengkapnya
    6 Penyebab Gangguan Psikosis yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mencegahnya
    6 Penyebab Gangguan Psikosis yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mencegahnya

    Gangguan psikosis merujuk pada kondisi mental yang melibatkan hilangnya kontak dengan realitas.

    Baca Selengkapnya
    Penyebab Halusinasi, Menyelusuri Dunia Pikiran yang Terdistorsi
    Penyebab Halusinasi, Menyelusuri Dunia Pikiran yang Terdistorsi

    Meski tak terlihat atau terdengar oleh orang lain, bagi penderita halusinasi, pengalaman tersebut terasa sungguh nyata.

    Baca Selengkapnya
    5 Masalah Kesehatan Mental yang Paling Sering Disalahpahami
    5 Masalah Kesehatan Mental yang Paling Sering Disalahpahami

    Sejumlah masalah kesehatan mental kerap disalahpahami sehingga bisa sangat berdampak pada penanganannya.

    Baca Selengkapnya
    Viral Perjuangan Pemuda Rawat Ibu Diduga Idap Skizofrenia, Netizen Terharu Sampai Beri Pujian
    Viral Perjuangan Pemuda Rawat Ibu Diduga Idap Skizofrenia, Netizen Terharu Sampai Beri Pujian

    Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir, dan perubahan sikap.

    Baca Selengkapnya
    Apa Itu Pikiran Intrusif dan Siapa Saja yang Bisa Mengalaminya?
    Apa Itu Pikiran Intrusif dan Siapa Saja yang Bisa Mengalaminya?

    Munculnya pikiran intrusif pada seseorang bisa terjadi akibat sejumlah hal yang dimilikinya.

    Baca Selengkapnya
    Tak Selalu Mistis, Kesurupan juga Bisa Dijelaskan dari Sudut Pandang Kesehatan
    Tak Selalu Mistis, Kesurupan juga Bisa Dijelaskan dari Sudut Pandang Kesehatan

    Kesurupan adalah kondisi ketika seseorang kehilangan identitas pribadinya dan berperilaku seperti orang lain atau makhluk lain.

    Baca Selengkapnya