Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Sunda Wiwitan, Ajaran Leluhur Masyarakat Sunda yang Terjaga hingga Kini

Mengenal Sunda Wiwitan, Ajaran Leluhur Masyarakat Sunda yang Terjaga hingga Kini Sunda Wiwitan Madrais di Garut. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai tradisi, yang telah diturunkan secara turun temurun kepada anak cucu yang hidup di wilayahnya. Kebiasaan warisan nenek moyang tersebut lantas mengakar dan menjadi kebiasaan yang selalu dilakukan di berbagai keadaan.

Layaknya makna yang terikat, kebiasaan tersebut lantas berkembang menjadi sebuah kepercayaan yang bersinergi dengan ajaran agama. Ajaran tersebut membaur dengan elemen sakral di tengah hiruk pikuk kehidupan sosial kemasyarakatannya.

Salah satu tradisi yang hingga kini masih bertahan adalah Sunda Wiwitan, sebuah kepercayaan yang dianut secara turun temurun oleh masyarakat Sunda.

Dalam praktiknya, para penganut kepercayaan Sunda Wiwitan menerapkan sistem monotheisme kuno lewat kehadiran kekuasaan tertinggi. Kekuasaan tertinggi itu biasa disebut sebagai sang hyang kersa atau gusti sikang sawiji-wiji (Tuhan yang maha tunggal).

Tersebar di Banyak Wilayah Tatar Sunda

upacara seren taun

kuningankab.go.id ©2020 Merdeka.com

Dalam catatan sejarah, kepercayaan para nenek moyang Sunda ini telah tersebar sejak ratusan tahun lalu di berbagai wilayah di Jawa Barat. Seperti, Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; Cirebon; dan Cigugur, Kuningan.

Dan, yang menarik dari persebaran kepercayaan Sunda Wiwitan di berbagai wilayah di Jawa Barat dan Banten tersebut, masing-masing wilayah memiliki karakteristik yang berbeda. Seperti di Kanekes, Banten, di Cigugur Kuningan dan di Madrais Garut.

Menghormati Alam

Dalam ajarannya sendiri Sunda Wiwitan sangat dekat dengan konsep saling menghormati antara manusia dengan alam, seperti yang terjadi di Sunda Wiwitan Cigugur Kuningan, dengan tradisi Seren Taunnya. Masyarakat di sana, selalu mengungkapkan rasa syukurnya terhadap melimpahnya hasil pertanian. Dan lewat tradisi itu juga mereka berusaha memberi pesan agar manusia bisa menggunakan sumber air secara bijak.

Selanjutnya, ada pula Sunda Wiwitan Madrais yang juga menerapkan prinsip menghormati alam lewat kegiatan puasa dan rayagungnya. Terakhir Sunda Wiwitan di Kanekes, Badui yang begitu menghormati alam, hingga melarang masyarakat merusak hutan dan lingkungan dengan melarang memasukinya (Badui Dalam).

Sistem Kepercayaan

datangi istana

©2015 Merdeka.com/Sri Wiyanti

Dalam sistem kepercayaannya, masyarakat penganut Sunda Wiwitan mempercayai akan kekuasaan tertinggi berada pada Sang Hyang Kersa (Yang Mahakuasa) atau Nu Ngersakeun (Yang Menghendaki).

Selain itu, penanut juga biasa menyebutnya Batara Tunggal (Tuhan yang Mahaesa), Batara Jagat (Penguasa Alam), dan Batara Seda Niskala (Yang Gaib). Menurut kepercayaan setempat Sang Hyang Kersa bersemayam di Buana Nyungcung sebagai tempat agung bagi penciptanya.

Di samping itu masyarakat penganut Sunda Wiwitan juga mempercayai 3 alam yang menaungi manusia sebagai makhluk ciptaanNya. Ketiga alam tersebut ialah, Buana Nyungcung (tempat bersemayam Sang Hyang Kersa dan letaknya paling atas), Buana Panca (tempat berdiam manusia dan makhluk lainnya, tempatnya di tengah) dan yang terakhir adalah Buana Larang (merupakan tempat serupa neraka dan letaknya di paling bawah).

Cara Beribadah

Dalam kepercayaan Sunda Wiwitan, para penganut biasanya akan melaksanakan ibadah dengan sebutan olah Rasa di dua waktu tertentu. Pertama, saat subuh pukul 05.00 WIB, Pagi dan yang kedua saat petang pukul 18.00 WIB.

Dalam praktik sehari-hari tersebut kegiatan olah rasa biasa dilakukan untuk mendekatkan diri antara manusia dengan sang pencipta. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
6 Tradisi Unik Sambut Tahun Baru Islam di Indonesia, Penguatan Budaya dan Kerukunan Masyarakat
6 Tradisi Unik Sambut Tahun Baru Islam di Indonesia, Penguatan Budaya dan Kerukunan Masyarakat

Tak sekedar menyambut Tahun Baru Islam, tradisi Malam 1 Suro ini juga sebagai bentuk pelestarian budaya yang sudah mengakar di masyarakat.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Wiwitan Panen Padi di Jogja, Tetap Dilestarikan di Tengah Perkembangan Teknologi
Melihat Tradisi Wiwitan Panen Padi di Jogja, Tetap Dilestarikan di Tengah Perkembangan Teknologi

Tradisi Wiwitan rutin diadakan setiap tahun oleh para petani di Jogja. Acara itu dirangkai dengan berbagai kegiatan kesenian

Baca Selengkapnya
Mengenal Oray-orayan, Permainan Tradisional Sunda yang Dimainkan dengan Nyanyian
Mengenal Oray-orayan, Permainan Tradisional Sunda yang Dimainkan dengan Nyanyian

Permainan ini cukup mudah dimainkan dan tidak perlu menggunakan tambahan alat apapun.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Didikan Bapak Tua ke Pemuda Karang Taruna Ini Banjir Pujian, Ajarannya Kini Jarang Dimiliki Anak Muda
Didikan Bapak Tua ke Pemuda Karang Taruna Ini Banjir Pujian, Ajarannya Kini Jarang Dimiliki Anak Muda

Zaman terus berkembang. Seiring berjalannya waktu, tradisi hingga adab menjadi kian rentan untuk ditinggalkan generasi muda.

Baca Selengkapnya
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Tradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Nyadran, Perayaan Syukur Masyarakat Suku Tengger di Lumajang
Melihat Tradisi Nyadran, Perayaan Syukur Masyarakat Suku Tengger di Lumajang

Tradisi ini digelar setiap perayaan Hari Raya Karo yang jatuh pada tanggal 15 bulan Karo dalam kalender Saka.

Baca Selengkapnya
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Papajar, Cara Orang Sunda Sambut Hari Pertama Ramadan
Mengenal Tradisi Papajar, Cara Orang Sunda Sambut Hari Pertama Ramadan

Kenalan lebih dekat dengan tradisi Papajar untuk menyambut bulan suci Ramadan ala masyarakat Sunda.

Baca Selengkapnya