Mental Abuse adalah Kekerasan Mental, Berikut Ciri dan Cara Mencegahnya
Merdeka.com - Kekerasan adalah perilaku seseorang terhadap orang lain yang dapat menyebabkan kerusakan fisik dan psikis. Beberapa tahun belakangan isu kekerasan mental cukup banyak menjadi perhatian publik. Masyarakat sedikit banyak kini sudah mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental salah satunya dengan memerangi mental abuse.
Mental abuse adalah kekerasan mental. Mental abuse adalah tindakan seseorang yang bermaksud menghina orang lain atau korbannya. Mental abuse adalah kekerasan mental ini bukan saja dapat menyakiti psikisnya namun juga fisiknya. Selain itu, mental abuse juga sering kali menimbulkan trauma berkepanjangan.
Mental abuse adalah kekerasan mental yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Dalam relasi keluarga, pasangan, pertemanan atau pun lingkungan kerja. Maka dari itu, kita semua wajib tahu lebih banyak informasi mengenai isu mental abuse.
-
Siapa yang perlu memahami kesehatan mental? Meskipun awareness tentang kesehatan mental semakin meningkat, banyak anak kuliahan masih kurang memahami pentingnya menjaga kesehatan mental.
-
Siapa yang rentan alami gangguan mental? Sebuah studi juga menyebutkan masalah kesehatan mental pada remaja berhubungan dengan tingkat pendidikan dan wilayah tempat tinggal
-
Apa saja tanda gangguan kesehatan mental? Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang bisa menjadi indikasi bahwa kita perlu memeriksakan kesehatan mental kita: Perubahan suasana hati yang ekstrem atau tidak stabil. Misalnya, merasa sangat sedih, marah, cemas, takut, atau bahagia tanpa alasan yang jelas. Perubahan perilaku yang signifikan atau tidak biasa. Misalnya, menjadi penyendiri, agresif, impulsif, atau tidak peduli dengan orang lain. Perubahan pola tidur atau nafsu makan yang drastis. Misalnya, sulit tidur atau tidur terlalu banyak; tidak nafsu makan atau makan terlalu banyak. Perubahan kinerja atau produktivitas di sekolah atau tempat kerja. Misalnya, sulit berkonsentrasi, sering lupa, kurang motivasi, atau sering absen. Perubahan minat atau kesenangan terhadap aktivitas yang biasa dilakukan. Misalnya, tidak lagi menikmati hobi, olahraga, atau bersosialisasi dengan teman. Perasaan tidak berharga, bersalah, putus asa, atau ingin bunuh diri. Mengalami halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada) atau delusi (percaya pada sesuatu yang tidak nyata). Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan secara berlebihan untuk mengatasi masalah. Mengalami gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Misalnya, sakit kepala, nyeri dada, mual, atau sesak napas.
-
Siapa yang berisiko gangguan mental? Data statistik menunjukkan bahwa 47 persen perempuan memiliki risiko mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan dengan laki-laki.
-
Siapa yang beresiko mengalami masalah karena kekerasan? Anak-anak yang mengalami atau menyaksikan kekerasan, trauma, pelecehan, atau penelantaran cenderung mengalami kesulitan kognitif di satu atau lebih bidang dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami hal-hal tersebut.
-
Bagaimana perundungan memengaruhi kesehatan mental? Alih-alih memperkuat mental, perundungan dapat menimbulkan trauma, kecemasan, depresi, dan rasa tidak berharga pada korban.
Salah satunya mengenai ciri-ciri dan cara mencegah mental abuse yang telah dirangkum Merdeka.com melalui healthline.com dan addictioncenter.com pada Rabu, (22/12/2021).
Mental Abuse adalah
Perilaku kekerasan secara umum merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Sementara, mental abuse adalah kekerasan mental yang dapat menyebabkan seseorang merasa terhina atau direndahkan atau menurunkan harga diri seseorang. Tidak melalui kekerasan fisik, mental abuse adalah tindakan kekerasan melalui verbal dengan bahasa, kata atau gestur yang nantinya berdampak pada mentalnya.
Mental abuse adalah kekerasan mental yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Dalam relasi keluarga, pasangan, pertemanan atau pun lingkungan kerja. Banyak cara digunakan seseorang untuk melakukan mental abuse.
Dampak Mental Abuse
Efek dari mental abuse adalah korban dapat mengalami trauma dan gangguan mental, seperti kecemasan, depresi. Dilansir dari rdk.fidkom.uinjkt.ac.id, korban mental abuse juga bisa merenggut nyawa korbannya, jika terus menerus mengalami mental abuse tersebut.
Tentu mental abuse bukan perkara remeh yang bisa dibiarkan begitu saja. Perlu ada kerja sama untuk menanganinya baik dari pemerintah maupun dari masyarakatnya sendiri.
Ciri-Ciri Mental Abuse dan Cara Mencegahnya
Ciri-Ciri Mental AbuseSelanjutnya, selain mengetahui pengertian dari mental abuse adalah kekerasan mental. Perlu tahu juga mengenai ciri-ciri mental abuse dan bagaimana cara mencegahnya yaitu sebagai berikut:
- Pelaku yang melakukan kesalahan justru ia menimpahkan kesalahan tersebut padamu. Mereka tidak menerima tanggung jawab apa pun atas konsekuensi dari tindakan atau kata-kata mereka dan terus-menerus menggunakan kamu sebagai kambing hitam.
- Menggunakan rasa bersalah untuk memaksa kamu melakukan sesuatu yang tidak disukai
- Melakukan tindakan mempermalukan dan menguasai korban misalnya dengan mengontrol apa yang korban lakukan dan melakukan sesuatu tanpa berdiskusi.
- Mengabaikan kebutuhan emosional dan mengisolasi korban, misalnya dengan melarang korban bersosialisasi, menolak disentuh dan tidak memberikan perhatian, tidak melakukan apa pun saat melihat korban menangis atau terluka.
- Menghina atau mengejek korban, memberikan nama panggilan yang merendahkan, pembunuhan karakter, meremehkan, menghina penampilan dan lain sebagainya.
Cara MencegahnyaCara untuk mencegah mental abuse adalah dengan menghindari terlibat dengan pelaku mental abuse. Jika kamu menemukan diri kamu terlibat dengannya segera tinggalkan dan akhiri hubungan dengannya. Selain itu, kamu juga bisa mengikuti terapi untuk mempelajari keterampilan yang tepat agar dapat menarik diri dari orang-orang yang tidak sehat untuk kondisi mentalmu.
Penting diingat bahwa menyadari secepat mungkin kekerasan mental yang dialami memungkinkan kamu lebih cepat keluar dari hubungan yang tidak sehat tersebut. Dengan cepat keluar sama artinya kamu bisa mencegah terjadinya resiko yang lebih berat misal depresi maupun trauma. (mdk/nof)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mental health termasuk salah satu hal penting yang perlu diperhatikan.
Baca SelengkapnyaKDRT bukan sebatas kekerasan fisik saja, tetapi juga mencakup kekerasan emosional, seksual, hingga finansial.
Baca SelengkapnyaPencegahan terjadinya perundungan atau bullying sangat tergantung dari peran aktif masyarakat.
Baca SelengkapnyaKata toxic erat kaitannya dengan sesuatu yang berdampak negatif dan patut dihindari.
Baca SelengkapnyaKesehatan mental adalah kondisi yang kompleks dan melibatkan aspek-aspek psikologis, emosional, perilaku, dan sosial.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai fakta tentang bullying yang penting untuk dipahami.
Baca SelengkapnyaToxic adalah istilah yang sering dikaitkan dengan sifat buruk dan merugikan.
Baca SelengkapnyaBeberapa masalah kesehatan mental kerap tidak disadari sebelumnya sehingga kerap disangka muncul secara tiba-tiba.
Baca SelengkapnyaBerikut penyebab KDRT yang sering menjadi pemicunya.
Baca SelengkapnyaToxic adalah istilah yang merujuk pada sifat beracun. Orang yang memiliki sifat toxic, biasanya akan memberikan dampak buruk bagi orang di sekitarnya.
Baca SelengkapnyaKDRT merupakan masalah yang masih terus terjadi hingga saat ini. Ketahui sejumlah dampak dan bahayanya.
Baca SelengkapnyaPerilaku digital abuse dapat membahayakan setiap individu di dunia maya maupun kehidupan nyata.
Baca Selengkapnya