Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Merdeka' Sebelum Indonesia, Ini 7 Fakta Depok yang Pernah Jadi Negara Sendiri

'Merdeka' Sebelum Indonesia, Ini 7 Fakta Depok yang Pernah Jadi Negara Sendiri Sejarah Kota Depok

Merdeka.com - Selama ini kita mengenal Depok sebagai salah satu kota di Provinsi Jawa Barat. Kota Depok berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Siapa sangka, jika kota yang menjadikan buah belimbing sebagai ikonnya ini, ternyata pernah menjadi negara yang berdaulat, sebelum Republik Indonesia ada.

Disebutkan, kota yang berada persis di sebelah selatan Jakarta ini, sempat tidak mengakui kemerdekaan Republik Indonesia setelah diumumkan oleh Presiden Soekarno di tahun 1945, lho.

Berikut 7 fakta tentang Depok yang jarang orang tahu:

Orang lain juga bertanya?

Digagas oleh Anggota VOC

belanda depok

Gambar Cornelis Chastelein

http://poestahadepok.blogspot.com/ ©2020 Merdeka.com

Adalah Cornelis Chastelein, seorang tuan tanah yang baik hati bahkan menentang segala kebijakan kolonialisme yang menyiksa para rakyat Indonesia di masa lalu.

Dikutip dari historia.id, Chastelein merupakan seorang warga Belanda keturunan Prancis yang memiliki peran penting di kongsi dagang VOC. Ia berperan sebagai pencatat tata kelola buku perdagangan dan bisnis di tahun 1675.

Semakin berjalannya waktu, ia merasa tak sejalan dengan konsep VOC yang banyak membebani rakyat. Ia memang dikenal anti perbudakan karena dianggap bertentangan dengan ajaran di Kitab Injil.

Karena masalah tersebut, Chastelein keluar dan beralih menjadi pengusaha. Usahanya berkembang pesat dan mengantarkannya menjadi pengusaha kaya raya. Chastelein memiliki tanah seluas 1240 ha di selatan Jakarta dan menananaminya dengan berbagai jenis komoditas seperti indigo, coklat, sirsak, nangka, dan belimbing, rempah serta kopi.

Diwariskan pada Para Budak

Selama mengelola bisnisnya, pria yang juga penginjil tersebut dibantu oleh 150-an budak yang ia sebut sebagai hamba atau asistennya. Para budak tersebut didatangkan dari sejumlah daerah di Indonesia Bali, Makassar, Malaka, bahkan ada yang dari Sri Lanka.

Dalam kutipan sejarah yang tertulis di Jejak-Jejak Masa Lalu Depok: Warisan Cornelis Chastelein (1657—1714), karya Jan-Karel Kwisthout, para budak tersebut sengaja didatangkan dari beberapa wilayah yang ahli dalam teknik pengelolaan lahan pertanian dan perkebunan. Chastelein berharapan, tanah Depok yang subur bisa terkelola dengan baik dan bermanfaat.

Berawal dari Organisasi Kristen Pertama di Indonesia

Dalam buku itu juga, disebutkan cikal bakal dari Negara Depok berawal dari organisasi Kristen Protestan pertama di Indonesia yang didirikan Chastelein. Organisasi itu dibentuk sebagai ‘pelanggengan kekuasaan’ dengan nama, De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen (organisasi Kristen pertama).

Salah satu tujuan didirikan organisasi tersebut, ialah mengenalkan agama melalui pendekatan yang lebih humanis. Pendekatan ini jauh dari kesan kekerasan dan perbudakan.

Dikelola Budak Belanda yang Merdeka

belanda depok

Youtube Pamflet Generasi ©2020 Merdeka.com

Menurut dosen sastra Belanda, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI, di balik semua usaha Chastelein, ada juga berupaya mewujudkan cita-cita pemerintah Belanda. Namun, Chastelein melakukan pendekatan yang berbeda.

“Sebagai penguasa tanah Depok, Chastelein ingin mewujudkan cita-cita memerintah dengan pendekatan soft-power dan penyebaran nilai Kristen” ujar Lilie Suratminto, dosen Sastra Belanda FIB UI.

Seiring berjalannya waktu Chastelein sakit dan berpesan kepada seluruh hambanya, agar mengelola seluruh lahan. Pesan itu disampaikan melalui surat wasiat yang diberikan di tahun 1714 melalui kebijakan kepemilikan bersama.

Para budak tersebut diwariskan 12 nama ‘marga’ dari ajaran yang ia bawa yaitu, Bacas, Iskah, Jacob, Jonathans, Josef, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense, dan Zadok. Nama-nama itu, saat ini dikenal sebagai ‘marga’ asli Belanda Depok, keturunan asli dari Chastelein.

Berdirinya Negara Depok

Setelah Chastelein wafat pada 28 Juni 1714, para budak lantas dimerdekakan dan membentuk semacam organisasi yang disempurnakan. Hingga, menjadi sebuah sistem pemerintahan warisan Chastelein dengan pemimpin tertinggi serta asisten, yang merupakan cikal bakal Presiden dan Wakil Presiden dari Negara Depok.

Dilansir dari laman arsip Lentera Timur, Depok terus berkembang hingga di tahun 1871. Seorang advokat dari Belanda Mr.M.H. Klein merealisasikan perkembangan Depok menjadi sebuah republik dengan meletakan batu pertama bernama “Desa Republik”. Pembentukan tersebut dipimpin oleh G. Jonathans, warga Belanda Depok yang dipilih menjadi presiden dan M. F. Jonathan sebagai wakilnya.

Semenjak itu, Negara Depok berdiri dan lahirlah semacam peraturan perundang-undangan negara di tahun 1871 hingga 1876. Peraturan tersebut kembali disempurnakan di tahun 1913 bernama reglemen van het land Depok atau Regulasi Negara Depok. Dalam aturan itu disebutkan, masa kepemimpinan presiden yang hanya boleh memimpin selama tiga tahun.

Sempat Tidak Mengakui Kemerdekaan Indonesia

belanda depok

Youtube Dimensio Rajawali Muda ©2020 Merdeka.com

Kejayaan Negara Depok atau Desa Republik Depok perlahan mulai berakhir di era usai kemerdekaan Republik Indonesia. Berawal dari Depok yang tidak mengakui akan kemerdekaan Indonesia. Walau tidak menyatakan resmi, penolakan Depok terlihat dari gaya hidup yang “sangat Belanda”, dari para bangsa yang dikenal dengan sebutan “Kaoem Depok” atau “Depok Dalem”.

Pernyataan itu juga diakui oleh putra Johanes Matheis Jonathans, mantan presiden Depok terakhir, yang dikutip dari Gedoran Depok, karya Wenri Wanhar. Ttahun 1945, terdapat berbagai gesekan yang mengakibatkan warga Indonesia mendesak Depok, karena masih ‘beraroma Belanda’.

Sisa Kejayaan Negara Depok

belanda depok

Rumah Sakit Harapan yang merupakan sisa kejayaan Negara Depok/Dream.co.id ©2020 Merdeka.com

Setelah mengalami berbagai teror di masa “Gedoran Depok”, para warga keturunan Belanda tersebut ikut melebur dengan Bangsa Indonesia di tahun 1952. Mereka akhirnya, mendirikan komunitas bernama Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC).

Yayasan tersebut hingga kini menjadi perawat warisan berupa bangunan gereja, pemakaman Belanda, sekolah, dan hingga mengadakan berbagai kegiatan sosial. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Susu Tertinggal & Kesaksian Istri Bung Karno Tentang Penculikan ke Rengasdengklok
Susu Tertinggal & Kesaksian Istri Bung Karno Tentang Penculikan ke Rengasdengklok

Dini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Sukarno-Hatta. Kedua pemimpin ini dibawa ke Rengasdengklok. Ini kesaksian Fatmawati soal peristiwa itu.

Baca Selengkapnya
7 Fakta Unik Kemerdekaan Indonesia, Proklamasi Dilakukan di Bulan Ramadan
7 Fakta Unik Kemerdekaan Indonesia, Proklamasi Dilakukan di Bulan Ramadan

Terdapat berbagai fakta unik kemerdekaan Indonesia yang jarang diketahui.

Baca Selengkapnya
Cerita Menarik Palangka Raya, Pernah Hampir Jadi Ibu Kota Indonesia
Cerita Menarik Palangka Raya, Pernah Hampir Jadi Ibu Kota Indonesia

Soekarno melihat Palangka Raya memiliki potensi yang kuat sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian negara.

Baca Selengkapnya
3 Fakta Bojonegoro Kota Penting bagi Jawa Timur Sejak Dulu, Pernah Jadi Ibu Kota Provinsi
3 Fakta Bojonegoro Kota Penting bagi Jawa Timur Sejak Dulu, Pernah Jadi Ibu Kota Provinsi

Gubernur pertama Jawa Timur merupakan salah satu tokoh penting di Bojonegoro.

Baca Selengkapnya
Kenapa Proklamasi Tanggal 17 Agustus? Ternyata ini ‘Hitung-Hitungan Angka’ Presiden Sukarno
Kenapa Proklamasi Tanggal 17 Agustus? Ternyata ini ‘Hitung-Hitungan Angka’ Presiden Sukarno

Saat para pemuda menantangnya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno menolaknya. Dia memilih tanggal 17 Agustus. Apa makna di baliknya?

Baca Selengkapnya
Apa Tujuan Penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok? Begini Sejarahnya
Apa Tujuan Penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok? Begini Sejarahnya

Berikut ini adalah jawaban atas pertanyaan apa tujuan penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.

Baca Selengkapnya
Teks Proklamasi Ternyata Pertama Kali Dibacakan di Cirebon, Begini Kisahnya
Teks Proklamasi Ternyata Pertama Kali Dibacakan di Cirebon, Begini Kisahnya

Pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soedarsono dihadiri oleh sekitar 100 sampai 150 orang dari berbagai penjuru di kota pesisir Jawa Barat itu.

Baca Selengkapnya
Foto Keluarga 7 Presiden RI yang Pernah Berkuasa, Soekarno Hingga Jokowi
Foto Keluarga 7 Presiden RI yang Pernah Berkuasa, Soekarno Hingga Jokowi

Potret keluarga tujuh Presiden Indonesia yang pernah menjabat.

Baca Selengkapnya
Saat Sukarno Kesal Karena Diculik Para Pemuda ke Rengasdengklok
Saat Sukarno Kesal Karena Diculik Para Pemuda ke Rengasdengklok

Apa tujuan para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok?

Baca Selengkapnya
Beri Dukungan Hingga Akhir Hayat, Ini Kata-Kata Soekarno untuk Palestina
Beri Dukungan Hingga Akhir Hayat, Ini Kata-Kata Soekarno untuk Palestina

Semasa hidupnya, Bung Karno konsisten membela kemerdekaan Palestina dan mengutuk kejahatan Israel.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Istana Jakarta Bau Kolonial, Sejarawan Bilang 'Banyak-banyak Baca Deh'
Jokowi Sebut Istana Jakarta Bau Kolonial, Sejarawan Bilang 'Banyak-banyak Baca Deh'

Pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut Istana di Jakarta dan Bogor bau kolonialisme karena warisan dari Belanda menuai polemik.

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Istana Jakarta dan Bogor: Saya Merasa Inferior, Simbol Negara tapi Bikinan Kolonial
Jokowi soal Istana Jakarta dan Bogor: Saya Merasa Inferior, Simbol Negara tapi Bikinan Kolonial

Jokowi mengatakan dirinya sering merasa risau setiap mendengar pujian itu sebab Istana Jakarta dibangun oleh kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya