Minim Akses Internet, Guru Honorer di Cianjur ini Datangi Rumah Siswa Satu Persatu
Merdeka.com - Ditengah terbatasnya akses internet untuk membantu kegiatan belajar online saat pandemi Covid-19, membuat guru honorer di pelosok Cianjur harus siap berkeliling antar desa.
Salah satu guru tersebut adalah Dodi Riana. Ia merupakan seorang pendidik honorer yang biasa mengajar di SDN Jaya Mekar, Desa Muara Cikadu, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur. Setiap hari dirinya harus menyambangi rumah para siswa agar bisa tetap belajar di rumah.
Tidak Memiliki Smartphone
-
Bagaimana guru Banyuwangi harus beradaptasi? Guru harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang sesuai dengan jaman generasi sekarang.
-
Kenapa siswa Binus belajar online? 'Enggak ada (Drop out), kita tadi nanya belajarnya daring semuanya karena lagi ada proses hukum. Tapi tetap hak pendidikan dapat.' Menurut Tri, kebijakan belajar daring hanya diterapkan Binus School terhadap siswa-siswa yang berkaitan dengan perundungan di warung ibu gaul.
-
Apa yang dilakukan guru ini? Pada 2 November 2023, dalam video tersebut, sang guru musik menggambarkan perbedaan drastis antara murid-muridnya yang dapat bersekolah dengan bahagia dan anak-anak Palestina yang mengalami penderitaan yang tak terbayangkan.Gedung sekolah di Palestina telah dihancurkan, guru-serta teman mereka hilang, bahkan keluarga mereka juga tidak selamat dari serangan.
-
Bagaimana guru mengatasi kesulitannya? Dalam video, guru laki-laki itu memperlihatkan nama muridnya Revaveroesy Veisaqireina Mulawarman. “Hi guys, nomor 19 bacanya gimana ya?“ katanya dalam video, diunggah akun Twitter @kegblgnunfaedh, pada Selasa (1/8). Saat sang guru kesulitan kesulitan menyebut nama muridnya. Murid-muridnya yang ada di dalam kelas sontak tertawa.
-
Bagaimana Telkom IndiBiz meningkatkan kompetensi digital guru? IDL merupakan program pelatihan & pengembangan kompetensi digital guru dan siswa untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.
-
Siapa yang bisa bantu anak sekolah? 'Jika anak sering mengeluhkan sekolah, keluhan mereka harus dianggap serius,' kata Dr. Jenn Mann. Orangtua harus mendengarkan dan memahami apa yang dirasakan anak mereka.
Ilustrasi smartphone untuk belajar online
©2020 Merdeka.com
Seperti dilansir dari Antara, masyarakat di kawasan tersebut memang masih belum mendapatkan akses internet yang memadai. Begitupun dengan para siswa yang hampir seluruhnya tidak memiliki telepon pintar layaknya siswa-siswi di perkotaan.
Menurut Dodi, hal tersebut menjadi salah satu kendala utama akses pendidikan di kawasan tersebut. Terlebih saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Di mana tidak ada pertemuan langsung antara guru dengan murid sehingga membuat akses pendidikan terputus di tengah jalan.
"Sejak pemberlakuan sekolah di rumah selama pandemi, kami tidak berhenti mengajar karena sebagian besar siswa tidak memiliki telepon pintar, sehingga kami jemput bola dengan mendatangi rumah siswa yang jaraknya saling berjauhan," katanya saat dihubungi wartawan pada Selasa, (9/6/2020).
Mendampingi Hingga 10 Siswa Perhari
Dodi menjelaskan, jika ia bersama beberapa guru honorer lainnya setiap hari harus menempuh perjalanan hingga puluhan kilometer dari tempat tinggal, demi mendampingi siswa terutama saat menjelang ujian.
Salah satu yang menjadi kendala adalah akses serta letak geografis di wilayah tersebut yang masuk ke dalam wilayah pegunungan, serta letak rumah siswa yang berjauhan.
Menurutnya, hal tersebut membuat ia dan guru lain tidak bisa memberikan layanan ilmu secara maksimal kepada 10 siswanya secara bergantian.
Bahkan untuk beberapa rumah siswa, dirinya harus menintipkan sepeda motor kepada warga karena akses jalan yang tidak bisa dilalui.
Mengharapkan Hasil Terbaik untuk Para Siswanya
Walaupun harus melewati rintangan yang cukup berat di tengah berbagai keterbatasan saat pandemi Covid-19, namun menurutnya saat ini yang terpenting adalah dirinya bersama guru lain bisa memberikan akses pendidikan secara maksimal.
Kendati demikian, ia tetap semangat mengajar dengan sepenuh hati agar para siswa dan orang tua bisa mendapatkan hasil ujian serta nilai pelajaran yang memuaskan.
"Harapan kami jaringan internet bisa sampai ke pelosok, sehingga upaya pendampingan dapat dilakukan melalui telepon pintar. Meskipun masih sulit, kami tetap menikmati upaya pendampingan secara langsung seperti sekarang meskipun waktu yang kami miliki terbatas," katanya.
Harapan Perbaikan Akses
Ia bersama para guru honorer lainnya berharap agar Pemkab Cianjur bisa memperhatikan berbagai keterbatasan akses yang terjadi di wilayah selatan tersebut.
Menurutnya salah satu hal terpenting dalam menunjang pendidikan dan perekonomian warga adalah akses jalan serta sarana dan prasarana. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjuangan guru yang mengajar di sekolah terpencil ini viral di tiktok, berangkat lewati jalan berlumpur hingga muara.
Baca SelengkapnyaGuru dan murid sekolah di Palembang harus kembali menjalani pembelajaran jarak jauh gara-gara kabut asap karhutla yang tak kunjung teratasi.
Baca SelengkapnyaBahkan, para guru ini harus menggunakan perahu untuk menuju ke tempat sekolah tersebut.
Baca SelengkapnyaKadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaGuru itu sedang mendampingi siswa-siswi yang akan mengikuti ujian berbasis komputer.
Baca SelengkapnyaDisdik DKI Jakarta mengimbau 208 sekolah yang berada di kawasan GBK, lokasi Misa Akbar Paus Fransiskus menerapkan pembelajaran jarak jauh.
Baca SelengkapnyaPerjalanan ke tempat bertugasnya itu harus ditempuh dengan penuh perjuangan.
Baca SelengkapnyaSeorang guru ngaji tak bisa berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena kartunya terkena blokir.
Baca SelengkapnyaBerjibaku memenuhi kebutuhan hidup, sang guru lantas rela menjadi pemulung usai mengajar.
Baca SelengkapnyaKondisi masyarakat setempat masih belum sejahtera karena belum teraliri listrik dengan baik. Kondisi ini diperparah dengan jalan yang berbatu dan berlumpur.
Baca SelengkapnyaNorma masuk dalam 43 guru peraih penghargaan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan.
Baca SelengkapnyaMendikdasmen Abdul Mu'ti menyiapkan dua strategi guna menekan angka anak putus sekolah yang beberapa tahun ke belakang mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya