Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pesan Kebaikan di Balik Tembang Cianjuran, Ungkapan Toleransi Lewat Sastra Sunda

Pesan Kebaikan di Balik Tembang Cianjuran, Ungkapan Toleransi Lewat Sastra Sunda Tembang Cianjuran. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Tembang Cianjuran merupakan bentuk puisi lawas khas daerah Cianjur yang dipopularkan oleh bangsa leluhur Sunda dengan iringan alat musik kacapi indung, kacapi rincik, suling, dan atau rebab. sejak tahun 1800 an.

Nyanyian yang di daerah asalnya dinamakan mamaos (bacaan) itu telah aktif menjadi sarana nasihat bagi masyarakat Cianjur karena memiliki nilai yang kuat sebagai sarana penuntun kehidupan pendengarnya.

Mengandung Nilai Fase Kehidupan

tembang cianjuran

Tembang Cianjuran dinyanyikan oleh kaum wanita

Disparbud Jabar ©2020 Merdeka.com

Dikutip dari www.disparbud.jabarprov.go.id Tembang Cianjuran awalnya merupakan olah vokal puisi yang dikembangkan oleh Bupati Cianjur, R.A.A. Koesoemahningrat pada 1834-1864 dengan tema fase kehidupan berdasarkan macapat jawa pupuh.

Pupuh terdiri dari beberapa fase yaitu, Maskumambang (fase dalam Rahim ibu), Mijil (fase bayi yang mulai mengenal dunia), Sinom (fase masa muda yang banyak mencoba hal-hal baru), Kinanthi (Pencarian jati diri dan cita-cita).

Asmaradhana (fase mengenal cinta), Gambuh (fase bahtera rumah tangga), Dhandang Gula (fase kesuksesan hidu secara materi), Durma (fase peduli dengan lingkungan sosial sekitar), Pangkur (fase menyepi/kontemplasi), Megatruh (fase meninggalkan kehidupan dunia), dan Pucung (fase hidup kedua menuju keabadian).

Mengandung Nilai Hakikat Sifat

Dilansir dari jurnal FKIP Universitas Suryakancana dengan judul 'Mengeksplorasi Nilai-Nilai Budaya Tembang Sunda Cianjuran', dikatakan jika macapat lawas tersebut juga mengandung pesan tentang sifat.

Dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa papantun dalam tembang cianjuran mengajarkan bagaimana harus bertingkah laku dan saling menghormati antar sesama makhluk.

Berikut beberapa potongan pesan sifat manusia dari tembang cianjuran yang mengangkat tema tentang tidak melewati batas, rendah hati, kehormatan, bersyukur, berani, dan memelihara.

“ari ret ka kaler wetan Kalau melihat ke utara timur, gunung Gede jiga nu ngajak balik gunung Gede seperti mengajak pulang, abdi kalunta-lunta aku terlunta-lunta”,

“Mugi henteu lepat tampi semoga tidak salah pengertian, Sanes ati kumaki bukan maksud tinggi hati, Reh agul ku payung butut Bangga oleh sesuatu yang tak seberapa”.

Dalam potongan lirik tersebut diartikan bahwa manusia harus bisa belajar menerima segala kekurangan dari siapapun yang ditemuinya (bertoleransi) agar hidup bisa saling melengkapi dan menghindarkan dari perpecahan.

Membawa Pesan untuk Menghormati Kesenian (Sejarah)

tembang cianjuran

Tembang Cianjuran

Pinterest ©2020 Merdeka.com

Dalam tembang cianjuran selain mengangkat pesan kehidupan, juga berupaya mengajak para pendengar untuk menghormati sejarah. Maksudnya adalah para leluhur yang telah menciptakan warisan seni maupun budaya sehingga bisa dipakai hingga saat ini.

"Nyata mangrupa seni Nyata berupa seni, Warisan para luluhur Warisan para leluhur, ari gunung nu wetan kalau gunungan sebelah timur, baheula Sumedang Larang juragan Dahulu Sumedang Larang, Tuan, Sumedang sasaka Domas Sumedang sasaka Domas, lain gunung tanpa omas bukan gunung tanpa emas".

"Ari gunung Pangrango teh kalau gunung Pangrango, Tetenggerna dayeuh Bogor Juragan Cirinya kota Bogor, Tuan Kapungkur tilas karaton Dahulu bekas kraton, Batu tilas cicirenna Batu tilas cirinya, Pamoyanan jadi ciri bukti Pamoyanan jadi ciri bukti, Patilasan bupati baheula Peninggalan bupati dahulu, Karuhun muga ngajurung Leluhur smoga mengizinkan, Seja amit neda widi Meminta izin".

Penggalan bait d iatas berupaya mengajak manusia untuk senantiasa peduli terhadap tradisi kesenian yang diwariskan oleh bangsa leluhur, dengan adanya kata-kata ‘jaman pra Bopati’, ‘luluhur’, ‘sajarahna mimiti’, ‘baheula’, ‘kapungkur’, dan ‘karuhun’.

Penggalan tersebut menunjukkan bahwa masih ada nilai menghargai dan tafakur.  Nilai menghargai melalui sejarah dari jasa para leluhur dahulu yang telah mewariskan cerita dan karya bagi generasinya sekarang.

Sedangkan nilai tafakur merujuk pada sebuah perenungan terhadap ciptaan Tuhan yang menjadi bagian inspirasi dalam membawa pesan kebaikan tersebut, mamaos tersebut biasanya sangat berkaitan dengan alam seperti ‘gunung’ sebagai mahakarya Tuhan.

Menjadi Sarana Hiburan

tembang cianjuran

Pentas Tembang Cianjuran Modern

Humas Jawa Barat ©2020 Merdeka.com

Di masa sekarang masyarakat sudah mulai jarang mementaskan kesenian olah vokal Sunda unik tersebut. Namun segelintir masyarakat masih memanfaatkan kesenian langka ini sebagai musik hiburan, alat silaturahmi bagi kalangan budayawan setempat.

Selain itu, mamaos di era sekarang telah bertransformasi menjadi seni hiburan yang bersifat profit oleh para pegiatnya seperti dalam hiburan hajatan perkawinan, khitanan, dan berbagai keperluan hiburan lainnya (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Contoh Sisindiran Bahasa Sunda Kocak, Mampu Menggelitik dan Bikin Tertawa Terbahak-bahak
Contoh Sisindiran Bahasa Sunda Kocak, Mampu Menggelitik dan Bikin Tertawa Terbahak-bahak

Sisindiran Sunda ini juga mempunyai pesan yang hendak disampaikan pada pembaca atau para pendengar.

Baca Selengkapnya
Ajarkan Kebaikan, Cigawiran Jadi Tembang Sunda untuk Sebarkan Agama Islam Khas Pesantren di Garut
Ajarkan Kebaikan, Cigawiran Jadi Tembang Sunda untuk Sebarkan Agama Islam Khas Pesantren di Garut

Cigawiran digunakan oleh ulama di Kabupaten Garut untuk berdakwah dan menyebarkan ilmu agama kepada para santrinya.

Baca Selengkapnya
33 Pantun Palembang Lucu, Menggelitik dan Penuh Tawa
33 Pantun Palembang Lucu, Menggelitik dan Penuh Tawa

Pantun Palembang lucu dapat menjadi sumber hiburan dan pelipur lara.

Baca Selengkapnya
35 Kata-kata Lebaran Bahasa Jawa, Sopan dan Penuh Makna
35 Kata-kata Lebaran Bahasa Jawa, Sopan dan Penuh Makna

Kata-kata Lebaran Bahasa Jawa memiliki makna yang mendalam dalam budaya dan tradisi Jawa.

Baca Selengkapnya
25 Contoh Sisindiran Sunda yang Kocak dan Menggelitik, Bisa Dibagikan ke Media Sosial
25 Contoh Sisindiran Sunda yang Kocak dan Menggelitik, Bisa Dibagikan ke Media Sosial

Sisindiran Sunda merupakan salah satu wujud karya sastra yang menarik sekaligus bisa menjadi hiburan bagi siapa saja.

Baca Selengkapnya
50 Pantun Berbalas Lucu Aneka Tema, Mainkan dengan Teman
50 Pantun Berbalas Lucu Aneka Tema, Mainkan dengan Teman

Pantun berbalas merupakan kebiasaan populer di kalangan orang Melayu dan patut dilestarikan.

Baca Selengkapnya
20 Contoh Pantun Nasihat, Mudah Dipahami Walau Simple dan Penuh Makna
20 Contoh Pantun Nasihat, Mudah Dipahami Walau Simple dan Penuh Makna

Dari banyaknya jenis pantun, pantun nasihat termasuk pantun yang mengandung unsur persuasif atau mengajak untuk melakukan hal positif.

Baca Selengkapnya
40 Pantun Lucu Betawi yang Menggelitik, Penuh Makna
40 Pantun Lucu Betawi yang Menggelitik, Penuh Makna

Pada masyarakat Betawi pantun biasanya digunakan sebagai hiburan selamat datang untuk menyambut tamu dalam berbagai acara.

Baca Selengkapnya
48 Pantun Melayu Lucu Paling Menghibur, Unik dan Dijamin Bikin Ketawa
48 Pantun Melayu Lucu Paling Menghibur, Unik dan Dijamin Bikin Ketawa

Berikut kumpulan pantun melayu lucu paling menghibur dan bikin ketawa selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Contoh Pantun Bugis Lucu dan Artinya, Dijamin Bikin Ngakak
Contoh Pantun Bugis Lucu dan Artinya, Dijamin Bikin Ngakak

Pantun dalam budaya Bugis merupakan bentuk puisi lisan yang kaya akan makna.

Baca Selengkapnya
20 Pantun Semangat Kerja Lucu, Bangkitkan Semangat
20 Pantun Semangat Kerja Lucu, Bangkitkan Semangat

Pantun semangat kerja lucu, memotivasi dan menghibur.

Baca Selengkapnya
45 Pantun Lucu Terima Kasih yang Menghibur dan Bikin Senyum
45 Pantun Lucu Terima Kasih yang Menghibur dan Bikin Senyum

Pantun lucu terima kasih merupakan cara untuk mengekspresikan rasa syukur dengan sentuhan humor.

Baca Selengkapnya