Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah 2 April 1946: Lahirnya BRM. Herjuno Darpito, Sri Sultan Hamengku Buwono X

Sejarah 2 April 1946: Lahirnya BRM. Herjuno Darpito, Sri Sultan Hamengku Buwono X Sri Sultan Hamengkubuwono X. liputan6.com

Merdeka.com - Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika seseorang menyebut Yogyakarta? Tentu akan banyak hal yang terpikirkan dari daerah yang satu ini. Mulai dari tempat wisatanya, kuliner khasnya, atau Tugu Jogja yang menjadi ikon kota yang populer dikunjungi.

Namun selain semua itu, masih ada hal lain yang membuat Yogyakarta semakin terasa keistimewaannya, yaitu Keraton dan sistem pemerintahannya. Seperti yang kita tahu, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi daerah yang memiliki sistem pemerintahan berupa kerajaan.

Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini bahkan sudah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2012.

Daerah Istimewa Yogyakarta ini dipimpin oleh seorang raja yang kita kenal dengan sebutan Sri Sultan Hamengku Buwono. Dan hari ini, tanggal 2 April, menjadi hari bersejarah karena bertepatan dengan tanggal kelahiran dari Sultan Yogyakarta saat ini, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Profil Singkat Sri Sultan Hamengku Buwono X

Sri Sultan Hamengku Buwono X lahir pada tanggal 2 April 1946 di Yogyakarta dengan nama Bendara Raden Mas Herjuno Darpito. Beliau adalah anak dari pasangan Gusti Mas Raden Dorojatun, atau yang kita kenal sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan RA Siti Kustina.

Dilansir dari laman biografiku.com, di masa mudanya, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengenyam pendidikan di Universitas Gadjah Mada dengan mengambil bidang studi di Fakultas Hukum. Selama mengambil bidang pendidikan hukum, Sri Sultan mulai mengembangkan pola pikir yang lebih modern untuk memajukan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada tahun 1968, Sri Sultan Hamengku Buwono X menikah dengan seorang wanita bernama Tatiek Dradjad Supriastuti, yang kini dikenal sebagai Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. Dari pernikahan tersebut, Sri Sultan Hamengku Buwono X dikaruniai lima orang putri, yang bernama GKR Pembayun, GKR Candrakirana, GKR Maduretno, GKR Hayu, dan GKR Bendara.

Kegiatan Politik

Sri Sultan Hamengku Buwono X dinobatkan sebagai raja pada tanggal 7 Maret 1989 dengan gelar resmi Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Hingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono, Senapati Hing Ngalaga Ngabdurrahman Sayidin Panat Agama Kalifatullah Hingkang Jumeneng Kaping Sedoso. Kemudian pada tahun 1998, Sri Sultan Hamengku Buwono X menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sri Sultan Hamengku Buwono X merupakan sosok yang aktif dalam kegiatan sosial dan politik. Namun, meski aktif dalam kegiatan sosial dan politik, Sri Sultan Hamengku Buwono X tetap memilih untuk berada pada posisi netral dalam politik pemerintahan. Hal ini terlihat ketika Sri Sultan Hamengku Buwono pernah aktif dalam kepengurusan Partai Golongan Karya.

Namun, beliau harus rela untuk melepaskan jabatan di partai politik, karena hal ini berkaitan dengan Undang-undang Keistimewaan Yogyakarta yang telah disahkan pada tahun 2012 lalu.

Aktif dalam Kegiatan Budaya

Hingga saat ini, Sri Sultan Hamengku Buwono X pernah mengikuti beberapa organisasi, seperti Kadinda DIY sebagai Ketua Umum, Ketua KONI Daerah Istimewa Yogyakarta, dan beberapa jabatan lainnya. Impian Kebhinekaan yang sering muncul dari pemikiran beliau, membuat Sri Sultan Hamengku Buwono X kerap diundang sebagai pembicara pada seminar kebangsaan.

Sebagai tokoh nasional yang memiliki pengaruh cukup besar di Indonesia, dirinya juga ikut serta dalam kegiatan politik Deklarasi Ciganjur. Deklarasi ini dicetuskan Sri Sultan dengan beberapa tokoh nasional lainnya sebagai sikap saat terjadinya reformasi di Indonesia.

Pemikiran kritis yang dimiliki Sri Sultan Hamengku Buwono X kemudian dituangkan pada karya ilmiah yang berjudul Kerangka Konsepsi Politik Indonesia yang terbit pada tahun 1989, dan Bercermin Di Kalbu Rakyat yang terbit pada 1999.

Kegiatan sosial, politik, dan kebudayaan yang dilakukan Sri Sultan Hamengku Buwono X juga selalu memberikan dampak positif bagi banyak kalangan. Hal ini yang membuat beliau mendapatkan Gelar Doktor Kehormatan dari ISI atau Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

(mdk/ank)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peristiwa 6 Agustus 1717:  Kelahiran Hamengku Buwono I, Arsitek Kerajaan dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta
Peristiwa 6 Agustus 1717: Kelahiran Hamengku Buwono I, Arsitek Kerajaan dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta

Selain Pendiri dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta, Hamengku Buwono I juga sosok arsitek kerajaan.

Baca Selengkapnya
Sri Sultan Hamengku Buwono I Pindah ke Yogyakarta 7 Oktober 1756, Berikut Sejarahnya
Sri Sultan Hamengku Buwono I Pindah ke Yogyakarta 7 Oktober 1756, Berikut Sejarahnya

Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah pelopor dalam berdirinya Kesultanan Yogyakarta.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP: Yogyakarta Punya Peran Penting bagi Ganjar-Mahfud, Pilpres Harus Menang 70%
Sekjen PDIP: Yogyakarta Punya Peran Penting bagi Ganjar-Mahfud, Pilpres Harus Menang 70%

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Yogyakarta punya peran penting bagi Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya
Situs Tersembunyi Ini Jadi Tempat Deklarasi Berdirinya Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Begini Sejarahnya
Situs Tersembunyi Ini Jadi Tempat Deklarasi Berdirinya Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Begini Sejarahnya

Situs itu dulunya menjadi tempat peristirahatan kuda yang dibangun Susuhunan Pakubuwono II

Baca Selengkapnya
Diperingati Setiap Tanggal 31 Agustus, Begini Sejarah Keistimewaan Yogyakarta
Diperingati Setiap Tanggal 31 Agustus, Begini Sejarah Keistimewaan Yogyakarta

Keistimewaan Yogyakarta memiliki sejarah yang panjang, walau begitu peraturannya baru disahkan pada tahun 2012

Baca Selengkapnya
Bukan Orang Sembarangan, Leluhur Kabupaten Bojonegoro Ini Ternyata Keturunan Kerajaan Majapahit dan Pajang
Bukan Orang Sembarangan, Leluhur Kabupaten Bojonegoro Ini Ternyata Keturunan Kerajaan Majapahit dan Pajang

Leluhur Kabupaten Bojonegoro merupakan keturunan Kerajaan Majapahit hingga Kerajaan Pajang.

Baca Selengkapnya
Dibangun pada Abad ke-19, Ini Potret Klasik Rumah Adik Sri Sultan HB X yang Kental Nuansa Tradisional Jawa
Dibangun pada Abad ke-19, Ini Potret Klasik Rumah Adik Sri Sultan HB X yang Kental Nuansa Tradisional Jawa

Bangunan itu dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana VII, tepatnya antara tahun 1877-1921.

Baca Selengkapnya
Kata Sultan HB X Soal Kritikan Dinasti Politik di DIY oleh Ade Armando
Kata Sultan HB X Soal Kritikan Dinasti Politik di DIY oleh Ade Armando

Hanya saja, Sultan menerangkan bahwa DIY diakui sebagai daerah istimewa karena asal-usul, sejarah dan budayanya.

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Mayor Jenderal Djatikusumo, KSAD Pertama Republik Indonesia
Kisah Hidup Mayor Jenderal Djatikusumo, KSAD Pertama Republik Indonesia

Merupakan seorang keturunan ningrat, ia rela ikut berjuang bersama rakyat demi kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya
3 Fakta Bojonegoro Kota Penting bagi Jawa Timur Sejak Dulu, Pernah Jadi Ibu Kota Provinsi
3 Fakta Bojonegoro Kota Penting bagi Jawa Timur Sejak Dulu, Pernah Jadi Ibu Kota Provinsi

Gubernur pertama Jawa Timur merupakan salah satu tokoh penting di Bojonegoro.

Baca Selengkapnya
Peringati Ulang Tahun yang ke-477, Begini Sejarah Berdirinya Kota Semarang
Peringati Ulang Tahun yang ke-477, Begini Sejarah Berdirinya Kota Semarang

Penetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Sri Sultan HB X
Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Sri Sultan HB X

Pertemuan tertutup tersebut dilakukan di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).

Baca Selengkapnya