Sejarah 26 Juni 1945: Penandatanganan Piagam PBB oleh 50 Negara
Merdeka.com - Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah dokumen pendirian Perserikatan Bangsa-Bangsa. Piagam ini ditandatangani pada 26 Juni 1945, San Francisco, di akhir Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Organisasi Internasional, dan mulai berlaku pada 24 Oktober 1945.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat mengambil tindakan pada berbagai masalah karena karakter internasionalnya yang unik dan kekuatan yang diberikan dalam Piagam ini, yang dianggap sebagai perjanjian internasional.
Dengan demikian, Piagam PBB adalah instrumen hukum internasional, dan Negara-negara Anggota PBB terikat olehnya. Piagam PBB mengkodifikasikan prinsip-prinsip utama hubungan internasional, mulai dari persamaan kedaulatan Negara hingga larangan penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional.
-
Siapa saja yang menandatangani Petisi 50? Dari 50 tokoh yang berani untuk menentang bentuk pernyataan dari Presiden Soeharto itu di antaranya adalah Mantan KASAD Jenderal A.H. Nasution, mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso, Mantan Perdana Menteri Burhanuddin Harahap, Mohammad Natsir, hingga Syafruddin Prawiranegara.
-
Siapa yang menandatangani nota kesepahaman? Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Alsintan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Muhammad Hatta dan Dekan Fakultas Teknik Pertanian UGM Eni Harmayani.
-
Siapa yang hadir di peresmian? Peresmian dua kampung moderasi ini dihadiri oleh sejumlah pihak seperti Wali kota Serang, Kemenag Kota Serang, dan perwakilan umat beragama di sana.
-
Siapa yang terlibat dalam pertemuan tersebut? Kepala Badan Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahyanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/3/).
-
Dimana pertemuan berlangsung? Kunjungan ini diterimanya di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) Jakarta, Senin (22/4) kemarin.
-
Siapa yang menandatangani perjanjian kerja sama? Pada akhir acara penandatangan Nota Kesepahaman serta Perjanjian Kerjasama ditandatanganisecara langsung oleh Dekan FH UMY dan Ketua PTUN Yogyakarta.
Sejak berdirinya PBB pada tahun 1945, misi dan kerja organisasi telah dipandu oleh tujuan dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam pendiriannya, yang telah diubah tiga kali pada tahun 1963, 1965, dan 1973.
Dalam artikel berikut, kami akan jelaskan lebih lanjut tentang sejarah Piagam PBB yang dirangkum dari laman history.com.
Perwakilan Negara Sekutu
Di auditorium Teater Herbst di San Francisco, delegasi dari 50 negara menandatangani Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menetapkan badan dunia itu sebagai sarana untuk menyelamatkan ”generasi penerus dari bencana perang”. Piagam tersebut diratifikasi pada 24 Oktober, dan Majelis Umum PBB pertama bertemu di London pada 10 Januari 1946.
Terlepas dari kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam menengahi konflik yang mengarah ke Perang Dunia II, Sekutu mengusulkan pembentukan badan internasional baru untuk menjaga perdamaian di dunia pascaperang di awal 1941. Gagasan Perserikatan Bangsa-Bangsa mulai diartikulasikan pada Agustus 1941, ketika Presiden AS Franklin D. Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill menandatangani Piagam Atlantik, dengan mengusulkan seperangkat prinsip untuk menjaga perdamaian dan keamanan.
Kemudian di tahun itu, Roosevelt menciptakan "Perserikatan Bangsa-Bangsa" untuk menggambarkan negara-negara yang bersekutu melawan kekuatan Axis (Jerman, Italia, dan Jepang). Istilah ini pertama kali digunakan secara resmi pada 1 Januari 1942, ketika perwakilan dari 26 negara Sekutu bertemu di Washington, D.C.
Deklarasi Moskow
hpcbristol.net
Pada Oktober 1943, negara-negara besar dari pihak Sekutu (Inggris Raya, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Cina) bertemu di Moskow dan mengeluarkan Deklarasi Moskow, yang menyatakan perlunya organisasi internasional untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa.
Tujuan itu ditegaskan kembali pada konferensi Sekutu di Teheran pada bulan Desember 1943, dan pada bulan Agustus 1944 Inggris Raya, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Cina bertemu di Dumbarton Oaks di Washington, D.C., untuk meletakkan dasar bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selama tujuh minggu, para delegasi membuat sketsa bentuk badan dunia tetapi sering kali tidak setuju atas masalah keanggotaan dan pemungutan suara.
Kompromi dicapai oleh “Tiga Besar” (Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet) pada Konferensi Yalta di bulan Februari 1945, dan semua negara yang telah mematuhi Deklarasi 1942 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa diundang ke konferensi pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa .
Penandatanganan dan Pemberlakuan Piagam PBB
Pada tanggal 25 April 1945, Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Organisasi Internasional diadakan di San Francisco dengan perwakilan 50 negara. Tiga bulan kemudian, saat Jerman telah menyerah, Piagam terakhir Perserikatan Bangsa-Bangsa diadopsi dengan suara bulat oleh para delegasi.
Pada 26 Juni, piagam ini ditandatangani. Piagam, yang terdiri dari pembukaan dan 19 bab yang dibagi menjadi 111 pasal, menyerukan PBB untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, menyerukan kemajuan sosial dan standar hidup yang lebih baik, memperkuat hukum internasional, dan menyerukan perluasan hak asasi manusia.
Pada tanggal 24 Oktober 1945, Piagam PBB mulai berlaku setelah diratifikasi oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan dan mayoritas penandatangan lainnya. (mdk/ank)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Soeharto memimpin langsung Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-24 di Istana Merdeka, Jakarta pada 17 Agustus 1969.
Baca SelengkapnyaProklamasi Kemerdekaan Indonesia menjadi saksi bisu detik-detik Indonesia merdeka usai ratusan tahun di bawah belenggu penjajahan.
Baca SelengkapnyaUpacara peringatan 96 tahun Sumpah Pemuda diikuti ratusan peserta, mulai dari anggota keluarga pahlawan nasional, pelajar, hingga masyarakat umum.
Baca SelengkapnyaIni merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.
Baca Selengkapnyapara duta besar masuk satu persatu ke Istana negara.
Baca SelengkapnyaRencana penculikan sudah disusun secara matang di salah satu gedung, Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaProklamasi Kemerdekan 17 Agustus 1945 digelar dengan sangat sederhana. Bahkan Sukarno pun tak pernah membayangkan peristiwa besar digelar dengan sederhana.
Baca SelengkapnyaKonflik perang masih terjadi di beberapa belahan dunia.
Baca SelengkapnyaHasil pemungutan suara, sebanyak 143 negara mendukung Palestina, 9 negara menolak, dan 25 negara memilih abstain
Baca SelengkapnyaISF 2023 juga menampilkan 14 sesi tematik tentang isu-isu seperti ekonomi sirkular, kerja sama internasional dan lainnya.
Baca SelengkapnyaAdapun penyerahan surat kepercayaan ini menandakan penugasan resmi para dubes negara sahabat di Indonesia.
Baca Selengkapnya